Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

Lokalzone - Untuk menutup biaya hidup di Solo dan membayar biaya kuliah, Widri jual es Sari kacang Ijo di kampusnya. Meski begitu, ia tak malu dan malah memotivasinya belajar lebih giat. Hasilnya, laki-laki asal Sragen itu lulus dengan predikat cumlaude.

Mengenakan pakaian olahraga berwarna merah putih, Witri Suwanto (26), menyambut kedatangan Tribun Jateng di lorong kampus Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta, Rabu (30/10/2013).

Setelah berbasa-basi, obrolan berlanjut ke acara wisuda yang digelar pada Senin (28/10/2013). “Alhamdulillah, saya lulus dengan predikat cumlaude,” katanya.

Warga kampung Jagan, Gentan Banaran, Plupuh, Sragen itu lulus dari bangku kuliah setelah menyelesaikan seluruh mata kuliah di Jurusan Pendidikan Keolahragaan, spesifikasi Tenis, selama tiga tahun sembilan bulan. “Targetnya bisa lulus 3,5 tahun meleset,” ujar remaja yang memeroleh nilai A pada 18 mata kuliah tersebut.

Widri sebenarnya sudah lulus SMA pada 2006, tapi baru bisa kuliah 2009. Selama tiga tahun, ia harus bekerja untuk menyiapkan biaya masuk kuliah. Saat sudah resmi menjadi mahasiswa UTP, ia membiayai seluruh kebutuhan pendidikannya dari cucuran keringat berjualan es sari kacang hijau.

Widri menceritakan, ia mulai merintis usaha berjualan es Sari kacang hijau sejak lulus SMA. Saat itu, ia melihat peluang berdagang di depan kampus UTP. Setelah beberapa lama berjualan es, ia mendapat tawaran bekerja sebagai marbot (penjaga masjid) di Masjid Kantor Pajak Yogyakarta.

Setelah tiga tahun mengabdi bekerja di Yogyakarta dan bisa menabung. Widri pun memutuskan hijrah ke Solo untuk mewujudkan mimpinya berkuliah dan mendaftar di UTP Surakarta. "Gaji Rp 900 ribu dari Kantor Perpajakan dan saat jual es, saya pakai biaya awal kuliah selama satu semester," ungkap bungsu dari tiga bersaudara itu.

Setelah masuk kuliah, Widri praktis tak lagi mempunyai pendapatan untuk membiayai kuliahnya. Uang di tangan yang tersisa Rp 800 ribu, kemudian digunakan untuk modal berjualan es sari kacang hijau di depan kampus tempatnya belajar.

"Setelah satu semester, saya ngga ada biaya lagi. Orangtua juga cuma tani dan ngga sanggup membiayai. Akhirnya saya jualan sari kacang ijo dan jual pakaian untuk mencukupi kebutuhan saya sendiri," akunya.

Bila mahasiswa lain berangkat ke kampus sekitar pukul 07.00, Widri pun sudah tiba di depan kampus sekitar pukul 06.00. Bukan untuk membaca buku kuliah atau mengerjakan tugas, tapi untuk membuka lapak es sari kacang hijau di sekitar pintu gerbang kampus.

Saat ada jam kuliah, Widri menutup sementara lapaknya dan menitipkannya pada Satpam kampus dan berjualan lagi setelah keluar kelas. Selain teman di kampusnya, pelanggan setianya adalah para dosen di UTP. Bahkan banyak di dosen pelanggannya yang memberikan uang lebih saat membeli es sari kacang hijaunya.

Selama berjualan es di kampus, Widri kadangkala harus menanggung rugi karena cuaca tidak bersahabat. Bila menghadapi situasi seperti itu, laki-laki itu pun memilih membagikan es kacang hijau pada teman-teman kuliahnya secara gratis.

Biasanya, lanjut Widri, sehari setelah membagi-bagikan es kacang hijaunya, dagangannya malah makin lancar dan laris. “Kalau rata-rata, sehari bisa mendapat keuntungan sekitar Rp 100 ribu. Cukup untuk biaya kuliah dan biaya hidup di Solo,” katanya.

Meski harus berjualan es di depan kampusnya dan para konsumennya adalah teman kuliahnya, Widri mengaku tidak pernah merasa rendah diri. Bahkan, ia makin termotivasi untuk belajar lebih baik. Hasilnya, ia berhasil menyelesaikan studinya hanya dalam tiga tahun sembilan bulan dengan predikat cumlaude.

Sebagai bentuk suka citanya menyelesaikan kuliah, setelah resmi diwisuda Senin (28/10/2013) lalu, Widri memenuhi nazarnya menggenjot becak dari Solo menuju Sragen dalam waktu empat jam.

Kini, putra ketiga dari pasangan Paino Notowiyono dan Mulyati tersebut ingin merantau ke Australia untuk belajar beternak sapi. Untuk mendukung cita-citanya, Widri kini harus bolak balik Solo-Kediri untuk kursus bahasa Inggris.

"Aku punya jiwa wirausaha yang tinggi dan menurutku beternak sapi itu prospeknya bagus," tandas peraih IPK 3,55. (tribunnews)
-
Lokalzone - Setelah beberapa lama menunggu keputusan pemerintah, akhirnya 93 orang warga pemilik tanah di sekitar proyek waduk Titab di Kecamatan Busungbiu dapat bernafas lega. Pasalnya, setelah beberapa kali sempat melakukan penyegelan proyek serta aksi demo ke kantor Bupati Buleleng untuk menuntut haknya, para warga yang memiliki hak atas lahan di sekitar Waduk Titab pagi tadi (31/10/2013) menerima kompensasi atas lahan mereka yang notabene digunakan pemerintah untuk proyek pembuatan Waduk Titab. 

Warga penerima ganti rugi kali ini berasal dari lima desa yang berbeda diantaranya Desa Busungbiu, Kekeran, dan Desa Telaga di Kecamatan Busungbiu. Sedangkan sisanya ada di Desa Ularan dan Desa Ringdikit di Kecamatan Seririt. 

Luas lahan keseluruhan yang akan dibebaskan mencapai 114 hektar. Sesuai kesepakatan, pembebasan lahan seluas 14 hektar menjadi tanggung jawab Pemkab Buleleng, Provinsi Bali 40 hektar, dan pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida seluas 60 hektar.

Kegiatan serah terima ganti rugi yang dilaksanakan di Gedung Wanita Laksmi Graha tersebut dihadiri langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng Ir. Dewa Ketut Puspaka, MP. yang juga selaku Ketua Tim Pembebasan Lahan. (hb)
-
Lokalzone - Memasuki akhir tahun anggaran 2013 Pemkab Buleleng tampaknya mengawasi betul kinerja SKPD lingkup Pemkab Buleleng, hal tersebut tercermin dari kegiatan Rapat Koordinasi evaluasi pelaksanaan program yang dihadiri seluruh pimpinan SKPD lingkup Pemkab Buleleng. Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut dibuka langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Rabu (30/10) di Bali Handara Kosaido Hotel.

Kepala Bappeda Buleleng Gede Suyasa dalam pemaparan target realisasi secara umum memasuki trimester ke III secara kumulatif sudah melampau target 75 %, namun dibalik keberhasilan tersebut masih juga terdapat beberapa SKPD yang masih harus dipacu kinerjanya mengingat angka realisasi kinerja maih dibawah rata-rata, “secara umum sudah memenuhi harapan, namum bagi yang belum harus ditingkatkan mengingat tahun anggaran 2013 tinggal beberapa bulan lagi”tandas Suyasa.

Dari data yang disampaikan Bappeda, SKPD yang tercatat belum melampui target capaian rata-rata 75% target realisasi antara lain Kecmatan Gerokgak, Kecamatan Kubutambahan, Dinas Kesehatan dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD). Menurut Suyasa, secara umum rendahnya tingkat capaian kinerja itu akibat adanya penambahan dana pada anggaran perubahan. Penambahan dana itu juga karena pengalihan dana yang semula dialokasikan pada APBD induk, dialihkan ke APBD perubahan. “Karena alokasi dananya bertambah, sehingga kelihatan prosentasenya jadi kecil,” terangnya.

Sementara Bupati Buleleng Putu Agus Surandyana setelah mendengar pemaparan dari Bappeda tersebut meminta agar masing-masing SKPD harus memaparkan alasan pencapaian kinerjanya hingga semester III tersebut. Dikatakan, ada tiga hal yang bisa ditarik dari apa yang akan disampaikan oleh masing-masing SKPD tersebut. Pertama, apakah karena perencananya yang salah, kedua karena pelaksanaan yang keliru atau karena sumber daya manusianya yang kurang memadai. “Secara acak SKPD akan mendapat kesempatan menyampaikan presentasinya mengenai capaian kinerjanya. Nanti juga saya akan acak, agar SKPD bisa mencetuskan ide program di tahun 2014,” katanya. (hb)
-
Lokalzone - Menyadari besarnya potensi kawasan dataran tinggi yang belum tergali optimal, Pemkab Buleleng berencana menggelar Festival Danau Buyan pada bulan Mei tahun 2014. Dalam festival tersebut nantinya menonjolkan kekayaan hasil pertanian lokal serta menggali potensi pariwisata dataran tinggi Buleleng. 

Acara yang rencananya digelar pada bulan Mei tersebut diharapkan mampu menjadi sarana promosi yang efektif dalam memperkenalkan Kawasan danau Buyan sebagai salah satu daya tarik wisata ,hal tersebut disampaikan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam kegaiatan orientasi lapangan ke kawasan danau Buyan dan Tamblingan, Rabu 30/10.

Menurut orang nomor satu di Buleleng ini, gambaran konsep Festival Buyan nantinya akan memamerkan produksi pertanian agro yang dikembangkan di kawasan Buyan seperti strawbery dan paprika.

“Secara khusus kita akan tampilkan produksi lokal sebagai ikon pertanian, disamping dirangkaikan kegiatan olahraga seperti lomba kanao dan tracking” pungkasnya. (hb)
-
Lokalzone - Kasus penyerangan terhadap sutradara Michael Bay ternyata bukan satu-satunya kendala yang dihadapi “Transformers: Age of Extinction“. Proses syuting film keempat “Transformers” ini kembali menjadi target mafia ketika menjalani pengambilan gambar di Kowloon, Hong Kong.

Salah satu kru wanita film tersebut tiba-tiba didatangi 4 orang pria. Pria-pria ini kemudian berusaha menakut-nakutinya dan meminta uang. “Mereka mengintimidasinya dan minta uang,” ujar salah seorang sumber.

Sekelompok pria ini diduga merupakan anggota kelompok triad China. Untungnya wanita itu langsung menghubungi polisi setempat yang kemudian datang untuk mengamankan keadaan.

Polisi berhasil menangkap salah satu diantara mereka dan menahannya. Sementara tiga lainnya berhasil kabur. Ketua Hong Kong Directors Guild, Derek Yee Tung-sing, menyebut kejadian itu “konyol” karena popularitas film itu terntunya akan mengundang perhatian penjahat. Saat ini polisi Hong Kong tengah berusaha menangkap pelaku lainnya dan mengusut kasus ini hingga tuntas.
Lokalzone - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan rencana penambahan dua SMAN Bali Mandara di luar Kabupaten Buleleng masih menunggu hasil studi yang dilakukan pada 2014.

“Karena setelah sekolah itu jadi, biaya operasionalnya ‘kan harus dipikirkan, sebab prinsipnya bersekolah di sana gratis. Membangun sekolahnya sih gampang tetapi setelah itu tidak mudah juga,” katanya di Denpasar, Selasa (2.

Sebelumnya Fraksi PDI Perjuangan DPRD Bali meminta pihak eksekutif supaya membangun beberapa sekolah di kabupaten lain yang sejenis dengan SMA Bali Mandara di Kecamatan Kubutambahan Buleleng.

Di SMA tersebut, per tahun sebanyak 75 siswa-siswi dari keluarga tidak mampu mendapatkan pendidikan unggulan secara gratis hingga tamat dan diasramakan.

“Kami sudah memprogramkan pembangunan dua SMA Bali Mandara yang rencananya di Kabupaten Karangasem dan Bangli, tetapi studinya baru 2014,” ujarnya.

Selain itu, kata Pastika, di tempat SMA Bali Mandara yang sekarang juga akan dibangun SMK yang akan menerima siswa sekitar 100 orang.

“Untuk SMK, pengkajiannya sudah selesai dan SDM juga sudah siap. Tinggal 2014 mulai membangun dan pertengahan 2015 sudah mulai menerima siswa,” ucapnya.

Sedangkan pembangunan SMA Bali Mandara di luar Buleleng masih harus dilakukan studi karena anggaran yang diperlukan tidak sedikit.

“Rata-rata setiap siswa per tahun biayanya Rp30-50 juta. Itu sudah ditotal untuk biaya penginapan, pakaian, guru, pembangunan dan sebagainya. Untuk di Kubutambahan saja akan ada 175 siswa pada tiap angkatan,” katanya.

Mantan Kapolda Bali itu menambahkan, saat awal pembangunan sekolah Bali Mandara per siswa dibutuhkan biaya Rp50 juta, namun setelah tahapan berjalan barulah sekitar Rp30 juta. (metrobali)
-
Lokalzone - Kejaksaan Negeri (Kejari) Singaraja dengan gerak cepat langsung melakukan penyidikan terhadap kasus dana tunjangan profesi guru (TPG) nonsertifikasi triwulan kedua tahun 2013 yang diduga diembat oleh oknum bendahara di Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) Kecamatan Buleleng. Sejumlah pejabat di Dinas Pendidikan (Disdik) Buleleng diperiksa oleh Tim Penyidik di Seksi Pidana Khusus Kejari terkait kasus itu, Selasa (29/10) kemarin.

Pejabat yang diperiksa adalah Kepala Dinas Pendidikan Buleleng Dewa Ketut Manuaba, Kepala UPP Buleleng Gede Wardana, dan seorang staf pembantu bendahara atau juru bayar di UPP Buleleng. Kasi Pidsus Kejari Singaraja Wayan Suardi, S.H. seizin Kajari Singaraja Tjok. Anom Susilayasa, S.H., Selasa kemarin, membenarkan pihaknya memeriksa sejumlah pejabat terkait dana TPG nonsertifikasi di UPP Buleleng yang diduga diembat oleh oknum bendahara di UPP tersebut.

Dalam kasus itu pihaknya sudah menemukan calon tersangka dalam kasus tersebut. Menurut Suardi, pihaknya masih melakukan pengembangan terhadap kasus tersebut. Karena ditengarai calon tersangka yang dibidik Kejari Singaraja tak hanya menilep TPG saja, melainkan juga sejumlah insentif dan tunjangan guru yang lain. "Kasus ini masih dikembangkan, karena dari data diperoleh kasus seperti itu diduga terjadi berulang-ulang," katanya.

Sementara itu, informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa dana TPG itu diduga diembat oknum bendahara yang disebut-sebut bernama Cening Arca. Dana TPG nonsertifikasi tersebut terdiri dari TPG untuk guru TK sebesar Rp 19,6 juta, guru SD Rp 97,5 juta, dan untuk guru SMP Rp 33,3 juta. Khusus untuk guru TPG guru SMP sudah dibayarkan beberapa hari lalu kepada guru sebanyak Rp 26 juta, sehingga sisa yang belum dibayarkan sekitar Rp 7 juta.

Untuk guru tingkat SMA, dana TPG senilai Rp 53,1 juta semua sudah dibagikan. Setelah kasus itu terungkap, Cening Arca dicopot dari jabatan bendahara dan kini menjadi staf biasa di UPP Buleleng. Kepala Dinas Pendidikan Buleleng Dewa Ketut Manuaba yang dihubungi kemarin, membenarkan dirinya sempat dimintai keterangan penyidik di Kejari Singaraja terkait kasus dana TPG tersebut. "Ya, saya diperiksa terkait masalah dana TPG tersebut. Saya sampaikan informasi apa adanya tak ada yang ditutupi," katanya. (balipost)
- -
Lokalzone - suasana saat digelarnya Paruman di Desa Pakraman Kerobokan, Rabu (30/10/2013) sore memanas sebagai tindak lanjut secara adat atas aksi pengerusakan dan penganiayaan yang dilakukan Gede Agustana alias Dogol, bahkan Kelian Desa Pakraman Kerobokan I Wayan Sumawijaya membantah telah memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan akan mengusir Agustana alias Dogol yang diungkapnya secara berapi-api didepan para warga.

Pertemuan yang mendapat penjagaan secara ketat dari polisi dan TNI itu semakin memanas saat Kelian Desa Pakraman Kerobokan I Wayan Sumawijaya kembali menegaskan tidak pernah menyatakan melakukan pengusiran dan berkilah hanya melakukan aturan yang ada sesuai dengan awig-awig. “ saya tidak pernah menyatakan melakukan pengusiran terhadap dogol dan saya tidak terima dibilang mengusir,” teriak Sumawijaya yang disambut teriak warga untuk memanggil wartawan.

Debat kusir terus terjadi antara warga maupun sejumlah prajuru Desa Pakraman hingga menambah suasana pertemuan gaduh, bahkan pertemuan inti untuk membahas permasalahan yang terjadi menyimpang, demikian juga seorang warga kembali mempertanyakan langkah yang dilakukan Kelian Desa Pakraman terkait dasar pengusiran yang dilakukan kepada warganya. Hal yang mengejutkan dalam pertemuan itu, para warga justru mengungkap aib yang dilakukan Kelian Desa Pakraman Kerobokan I Wayan Sumawijaya selama ini yang justru tidak dikenakan sanksi secara adat.

Hingga usai dilaksanakan Paruman yang berlangsung hingga petang, rencana Kelian Desa Pakraman Kerobokan mengusir Gede Agustana alias Dogol gagal dilakukan, bahkan suasana di Desa Kerobokan semakin memanas. (bulelengroudup)
- -
Lokalzone - Ratusan warga yang berasal dari enam desa di Kecamatan Seririt dan Busungbiu, Rabu (30/10/2013) pagi mendatangi Kantor Bupati Buleleng dan mendesak Pemkab Buleleng untuk mempercepat proses pencairan dana ganti rugi pembebasan lahan yang sebelumnya dijanjikan akan cair sebelum Hari Raya Galungan.

Aksi yang dikomando Nyoman Suandana mendapat pengawalan polisi secara ketat dari Polsek Busungbiu dan Polres Buleleng, bahkan ratusan warga sempat tertahan dipintu gerbang utama Pemkab Buleleng, namun akhirnya diijinkan masuk dan berkumpul di Halaman Parkir Timur Kantor Bupati Buleleng, sedangkan delapan orang perwakilan warga langsung diterima Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng Dewa Ketut Puspaka yang juga Ketua Tim Pembebsab Lahan Waduk Titab.

“Kami hanya ingin mempertanyakan, kapan sebenarnya bisa cair. Jangan kami hanya dijanji-janjikan saja. Pertama kami sudah mau nego 15 juta sampai 10 juta rupiah. Tapi proses pencairannya berbelit-belit sekali,” ujar Suandana.

Sekda Buleleng Dewa Ketut Puspaka ,emgatakan, proses pencairan dana telah dipersiapkan dan direncanakan akan dilakukan kamis hari ini di Gedung Laksmi Graha Singaraja, hanya saja dana pencairan yang dibayarkan baru bersumber dari APBD Kabupaten Buleleng dan APBN.

“Untuk yang diakomodir provinsi, mohon maaf tidak bisa bersamaan. Kami sudah mendesak supaya bisa bersama-sama, tapi ini karena proses administrasi, ya masyarakat harus mengerti juga. Kalau ada yang mempersulit, nanti akan kami konsinyasi ke pengadilan, supaya bisa segera cair,” tegas Puspaka.

Terkait anggaran dana dari APBD Propinsi Bali untuk pembebasan lahan belum bisa dicairkan akibat masih terganjal dengan administrasi, demikian juga masih ada 27 warga yang bermasalah lantaran belum melengkapi administrasi maupun terjadi kesalahan penulisan. (bulelengroudup)
-
(Situasi Saat Paruman Desa Kerobokan)
Lokalzone - Aksi yang dilakukan Gede Agustana alias Dogol (46), warga Dusun Dalem, Desa Kerobokan Kecamatan Sawan, senin (28/10/2013) dengan mengamuk, merusak, melakukan penganiayaan disertai ancaman rupanya tidak saja harus berurusan dengan sanksi hukum tetapi juga sanksi adat berupa Kasepekan atau pengusiran. 

Pasalnya sejumlah warga sepertinya sudah tidak dapat mentolerir ulah Dogol, bahkan dalam paruman Desa yang diadakan selama dua hari berturut-turut, kemarin dan pagi tadi, Selasa (29/10/2013) menyepakati pemberian sanksi adat berupa Kasepekan / pengusiran terhadap Dogol dari Desa Kerobokan.

Beberapa point yang menjadi pertimbangan warga Desa hingga memberikan sanksi tersebut lantaran Dogol yang sudah melakukan penganiayaan, pengancaman, membuat keresahan warga serta pengerusakan tempat suci berupa Jero Gede dan sarana upacara tigabulanan milik Wayan Suartana Yasa yang sedang menggelar upacara tigabulanan.

Dalam keputusan paruman tersebut juga menegaskan paling lambat besok, Rabu (30/10/2013) paling pukul 16.00 wita  sudah keluar dari Desa Kerobokan. Apabila tidak diataati pihak Desa akan mendatangi rumah Dogol dan memintanya keluar dengan paksa karena hal ini sudah putusan final dan tidak bisa ditolerir.

Pihak Kepolisian saat ini sedang melakukan pendalaman terhadap laporan kasus penganiayaan yang dilaporkan korban, Nyoman Yasa alias Nersi  (45), selain itu juga polisi bersama Muspika tengah menyikapi keputusan Desa Adat Kerobokan yang memberikan sanksi Kasepekan / pengusiran terhadap pelaku.

“Kita masih melakukan upaya pendekatan dengan pihak-pihak terkait dan polisi sendiri telah melakukan penanganan secara hukum terhadap kasus penganiayaan yang dilaporkan,” ungkap Kapolsek Sawang AKP Nyoman Kartika.

Surat keputusan Paruman Desa Kerobokan :

- -
(Kapolsek Sawan "baju coklat, celana pendek" di rumah Dogol)
Lokalzone - Senin (28/10/2013) warga Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan digegerkan oleh aksi salah satu warga setempat yakni Gede Agustana alias Dogol (46), pasalnya dia mengamuk di tempat yang sedang melaksanakan upacara 3 bulanan.

Kejadian bermula ketikan Nyoman Yasa alias Nersi (45) yang juga warga setempat keluar dari rumah keluarganya lantaran terdapat keributan dan justru Dogol yang diketahui membuat keributan di jalan raya memanggil-manggil namanya.

Ketika ditemui Dogol hanya berbicara singkat “cai dogen mekade kalah“ dan langsung menampar bibir Nersi secara bergantian menggunakan tangan tangan dan kiri.

Akibat kejadian tersebut Nersi mengalami luka robek dan memar pada bagian bibir. Rupanya aksi Dogol ini mendapat perlawanan dari warga pasalnya dirinya dianggap kerap membuat permasalahan di Desa Kerobokan.

Walau sudah diamankan ke Mapolsek Sawan, sejumlah warga ngelurug ke rumah Dogol untuk mengungkapkan kekecewaannya, namun warga berhasil ditenangkan oleh Kapolsek Sawan AKP Nyoman Kartika dan Kanit Reskrim Iptu Ketut Wisnaya, SH.

Kasubag Humas Polres Buleleng AKP Made Mustiada ketika dikonfirmasi, Selasa (29/10/2013) membenarkan adanya aksi penganiayaan yang dilakukan salah seorang warga Desa Kerobokan tersebut. "Pelaku sudah diamankan di Mapolsek Sawan, dan kemarin Kapolsek Sawan sendiri yang turun kelapangan untuk menenangkan kemarahan warga yang datang kerumah pelaku", papar Mustiada.

Menurut sejumlah informasi di lapangan diduga kuat motif penganiayaan tersebut dipicu dari ketidakpuasan hasil dari Pemilihan Kepala Desa setempat.
- - -
Lokalzone - PLTU Celukan Bawang kembali disantroni maling, dan kembali dua orang buruh berhasil diamankan ke kantor Polisi ketika hendak membawa kabur plat besi di lingkungan proyek tersebut.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, dua orang buruh yang berhasil diamankan yakni Ismet (36) yang beralamat Jalan raya besuki 145 Situbondo Jatim dan Hanafi (24) yang beralamat di Dusun Krajan RT 05 RW 02 Sumberrejo Pahon Kabupaten Probolinggo Jatim yang diketahui memang belerja di PLTU tersebut.

Keduannya diamankan Satpam setempat karena kedapatan membawa 13 lempeng besi baja lebar 47 x 36 cm dengan tebal 13 cm menggunakan spm honda kharisma DK 6467 VQ, Minggu (27/10/2013) pada pukul 19.00 wita.

"Kedua pelaku berinisial I dan H tertangkap tangan hendak mengambil lempengan besi di tempat proyek oleh Satpam setempat. Saat ini barang bukti beserta kedua pelaku sudah diamankan di Polsek KP3 Celukan Bawang dan sedang menjalani pemeriksaan", ungkap Kasubag Humas Polres Buleleng AKP Made Mustiada, SH ketika dikonfirmasi, Selasa (29/10/2013) di Mapolres Buleleng.
- -
(Gambar Ilustrasi)
Lokalzone - Jika atasan Anda terlalu “ramah” dan melakukan beberapa hal yang tak pantas atau cabul, berikut cara mengatasinya.

Jaga Jarak

Apakah sikap ramah atasan Anda membuat Anda tidak nyaman? Misalnya saja, dengan mencondongkan tubuhnya dekat ke layar komputer Anda saat Anda sedang mengetik (alih-alih ingin mendekati Anda). Jika Anda membiarkannya, ia akan menganggap itu sinyal kalau Anda membuka diri. Menjauhlah dari kursi sebagai tanda Anda tidak mentolerir perilakunya.

Kontrol Bahasa Tubuh

Gunakan ekspresi wajah, gerak tubuh, postur, dan reaksi nonverbal umum yang biasa dilakukan sehari-hari. Coba ingat, apakah ada gerak-gerik yang tanpa sadar Anda lakukan untuk “mengundang” dia? Misalnya saja, gerakan mata atau senyum centil. Jika iya, hentikan segera.

Tetap Profesional

Berperilaku dan berpakaianlah yang lugas juga sopan. Jika atasan sering sekali memanggil Anda ke ruangannya untuk hal-hal yang tak terlalu penting, lebih baik ajak teman lain saat masuk ke ruangannya. Jangan menerima begitu saja ajakannya untuk “rapat” di luar kantor jika agendanya tak jelas.

Hindari Permainan Kekuasaan

Alih-alih menolak atasan, Anda membuatnya cemburu dengan menggoda atau mendekati rekan kerja pria di kantor. Ditakutkan, atasan tidak bersikap fair dan merugikan keberadaan teman kerja Anda itu.

Petunjuk Suami atau Pacar

Jika Anda sudah punya suami atau pacar, secara tak langsung tunjukkan itu pada atasan. Misalnya, dengan memuat foto pasangan di meja kerja, mengatakan dengan lantang nanti sore Anda akan dijemput oleh pasangan, memakai cincin tunangan atau kawin, atau juga memasang foto bersama pasangan di jejaring sosial.

Laporkan!

Tindakan atasan sudah tidak bisa ditolerir. Banyak tugas yang diberikan atasan lebih karena subjektifitas perasaannya. Bicarakan hal ini dengan bagian HRD. Katakan saja, kalau Anda sudah
tidak nyaman dan kelakuannya sudah di luar batas profesionalisme kerja. (tabloidnova)
(Kantor DPRD Buleleng)
Lokalzone - DPRD Kabupaten Buleleng, Bali, diterpa isu perjokian dalam kegiatan bimbingan teknis di Jakarta pada 17-20 Oktober 2013.

Informasi yang beredar di kalangan wartawan di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Senin, menyebutkan bahwa sejumlah anggota Dewan dari beberapa fraksi mengirimkan joki pada kegiatan tersebut agar uang saku sebesar Rp4 juta per orang tidak hangus.

Selain itu, joki yang dikirimkan anggota DPRD Kabupaten Buleleng untuk ikut bintek di Jakarta itu juga mendapatkan tiket pesawat gratis pergi-pulang dan akomodasi selama kegiatan berlangsung.

Namun Sekretaris DPRD Kabupaten Buleleng Ida Bagus Made Geriastika saat dimintai konfirmasi membantah isu yang berhembus di kalangan wartawan itu.

"Itu hanya isu. Tidak benar ada perjokian seperti itu," kata mantan Kepala Kesbang Linmas Pemkab Buleleng itu.

Ia malah menduga isu perjokian itu bermuatan politis menjelang Pemilu 2014. "Saya rasa isu itu beraroma rivalitas politik menjelang Pemilu. Biasa kan, antarcaleg saling sodok," ujarnya.

Meskipun demikian, pihaknya akan mengecek kebenaran isu itu dengan memanggil pegawai di Sub-Bagian Perjalanan DPRD Kabupaten Buleleng.

Kejaksaan Negeri Singaraja pernah melakukan pengusutan atas perjalanan fiktif anggota DPRD Kabupaten Buleleng pada tahun anggaran 2011.

Namun kasus yang diselidiki pada saat Kepala Kejari Singaraja dijabat oleh I Gusti Nyoman Subawa itu sampai sekarang belum ada tindak lanjut. (antarabali)
-
Lokalzone - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Buleleng menemukan sebanyak 322 nama pemilih dalam Pileg 2014 yang tercatat ganda. Nama itu tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Buleleng dan di DPT kabupaten lain di Bali.

Untuk itu, sesuai surat edaran KPU Pusat, sebanyak 322 nama tersebut langsung dihapus dalam rapat pleno KPU Buleleng, Minggu (20/10) pagi kemarin. Dengan dihapusnya 322 nama tersebut, maka jumlah DPT Buleleng menjadi berkurang dari DPT yang sudah ditetapkan tanggal 13 Oktober lalu.

Ketua KPU Buleleng Gede Suardana usai rapat pleno kemarin mengatakan, sebenarnya DPT Buleleng sudah ditetapkan dalam rapat pleno KPU tanggal 13 Oktober lalu. Namun belakangan terbit surat edaran dari KPU Pusat yang memerintahkan KPU kabupaten dan kota se-Inodnesia melakukan verifikasi kembali karena ditemukan banyak pemilih yang tercatat di dua kabupaten atau kota.

Setelah ada edaran tersebut, KPU Buleleng dengan komisioner yang baru dilantik langsung melakukan verifikasi mulai Sabtu (19/10) malam hingga Minggu pukul 03.00 wita kemarin. Dalam verifikasi itu ditemukan 322 nama pemilih ganda, yakni tercatat di Buleleng dan tercatat juga di kabupaten lain. "Yang paling banyak itu tercatat di Denpasar," katanya.

Menurut Suardana, pemilih ganda terbanyak ditemukan di Kecamatan Buleleng yakni 114 pemilih, Kecamatan Banjar 25 pemilih, Busungbiu 20, Gerokgak 20, Kubutambahan 17, Sawan 62, Seririt 38, Sukasada 16, dan Kecamatan Tejakula 10 pemilih.

Dengan dihapuskannya pemilih ganda tersebut, maka jumlah DPT di Buleleng otomatis berkurang. Pada saat ditetapkan 13 Oktober lalu jumlahnya 532.892, kini setelah dikurangi menjadi 532.570.

Menurut Suardana, nama yang tercatat ganda tersebut diharapkan untuk mendaftar kembali sebagai pemilih. Pasalnya, nama pemilih ganda itu bukan hanya dihapus di Buleleng, namun juga dihapus di kabupaten lain. Sehingga nama pemilih itu tidak muncul dalam DPT di Buleleng maupun di DPT di kabupaten lain.

Mulai Senin (21/10) ini, KPU langsung mengirimkan softcopy DPT yang sudah diperbaiki tersebut kepada Panwas dan parpol di Buleleng. Parpol kemudian bertugas untuk memberitahukan kemungkinan ada nama konstituen parpol tersebut yang namanya terhapus. "Jika ditemukan ada nama yang terhapus, warga tersebut diminta untuk segera mendaftar kembali agar bisa menggunakan hak pilihnya," kata Suardana. (balipost)
-
Lokalzone - Sebanyak 25 operator website sub domain SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Buleleng mendapatkan pembinaan di bidang jurnalistik. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan SDM di bidang jurnalistik, terutama yang terlibat langsung dalam pengisian konten website SKPD. 

“Kegiatan ini sebagai langkah awal atau pengenalan awal di bidang jurnalistik kepada operator website sub domain SKPD, dan untuk kedepannya,  kegiatan seperti ini akan lebih diintensifkan lagi,”. Demikian dikatakan Kepala Dinas Kominfo, Drs. I Ketut Suweca, M.Si, saat memberikan sambutan pada acara pembinaan jurnalistik operator website di Gedung Dekopinda (17/10/13).

Sementara itu, wartawan senior Bali Post, Made Adnyana Ole yang dihadirkan sebagai narasumber memberikan pemaparan tentang pengetahuan dasar jurnalistik. Salah satu yang ditekankan dalam penulisan sebuah berita adalah menentukan lead berita. 
 
Menurutnya Lead berita sangat penting. Lead adalah sebuah tulisan pembuka yang dianggap paling penting dari sebuah peristiwa atau kejadian dan merupakan titik penting bagi pembaca, sehingga pembaca akan tertarik untuk membaca berita yang kita dibuat. 
 
Selain itu juga, Ole menjelaskan bahwa pendidikan menulis tidak bisa dipelajari hanya di kelas atau di bangku perkuliahan saja, melainkan sangat baik dipelajari dengan terjun langsung ke lapangan, sehingga hasil yang didapat akan lebih baik.
 
Acara ini ditutup oleh Kabid Sistem Informasi Manajemen, Putu Oka Sastra, SP.MMA dan dalam pesan penutupnya, dia menegaskan kepada petugas operator untuk lebih giat lagi menulis, baik menulis berita ataupun artikel, sehingga akan lebih mengasah kemampuan dan mendapatkan hasil yang baik dan maksimal. 
 
Diharapkan setelah pembinaan ini, operator website akan lebih aktif untuk mengisi konten sub domain websitenya, utamanya informasi tentang kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pembangunan di Buleleng oleh masing-masing SKPD. (hb)
-
Lokalzone - Penguatan Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas menjadi program yang paling diunggulkan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng. Salah satu caranya adalah dengan melaksanakan kegiatan workshop bagi guru, kepala sekolah dan pengawas. 

Program penguatan ini akan mulai dianggarkan dan dilaksanakan secara konsisten di tahun 2014, namun di tahun 2013 sudah mulai diperkenalkan di 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Buleleng, Sukasada, Kubutambahan, dan Tejakula. Workshop diadakan selama 2 hari dengan mendatangkan narasumber dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Propinsi Bali.

“Dari program penguatan ini, diharapkan dampaknya adalah terbinanya siswa-siswa secara baik yang akhirnya menuju pada peningkatan mutu dan prestasi”, ujar Drs. Dewa Ketut Manuaba, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (16/10). 
 
Selain program penguatan guru, kepala sekolah dan pengawas, program lain yang tak kalah unggulnya adalah program pemanduan bakat dan minat bagi siswa. Program ini dilaksanakan dengan cara mengadakan lomba akademis dan non akademis. Lomba akademis meliputi lomba-lomba bidang studi seperti Olimpiade MIPA di tingkat Kabupaten, sedangkan lomba non akademis contohnya adalah lomba olahraga dan lomba kesenian seperti baleganjur. “Pada bulan Oktober ini rencananya akan diadakan Gelar Prestasi Pelajar yang menampilkan siswa, guru dan kepala sekolah yang berprestasi”, kata Manuaba.
 
Manuaba menambahkan, di tahun 2014 nanti akan digalakkan lagi Diklat Cakep (calon kepala sekolah) dan Cawas (calon pengawas) yang dilaksanakan selama 300 jam. Sebagai penutup sesi wawancara, kepala dinas yang berasal dari Desa Panji ini mengungkapkan harapannya, agar masyarakat bisa memahami bahwa pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan juga tugas para orang tua dan juga masyarakat. “Marilah kita membangun pendidikan dengan penuh tanggung jawab”, tutup Manuaba. (hb)
-
(Gambar Ilustrasi)
Lokalzone - Berbagai upaya dilakukan Dinas Perikanan dan Kelautan untuk  menjaga dan melindungi keberadaan terumbu karang di Buleleng. Salah satunya adalah wacana akan mengikutsertakan wartawan dalam monitoring dan pengawasan terumbu karang lewat pelatihan penyelaman.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Perikanan dan Kelautan Kabupten Buleleng Ir. Nyoman Sutrisna, MM  di Singaraja.

“Kita akan latih wartawan nantinya dalam penyelaman sehingga kita bisa mengawasi bersama-sama keadaan terumbu karang yang ada di sepanjang pantai di Buleleng.”, tegasnya.

Kita telah memiliki ADS, itu adalah sertifikat dunia yang dimiliki oleh wartawan, SAKA Bahari dan kelompok nelayan dimana apabila kita sedang melaksanakan pengawasan di laut kita ajak mereka, supaya betul –betul ada keterbukaan, kalau rusak ya rusak, kalau baik ya baik.”, tambahnya.

Buleleng yang memiliki garis pantai terpanjang di Bali keadaan terumpu karangnya kini cukup mencemaskan. Salah satunya yang paling berdampak adalah penangkapan ikan menggunakan bom molotof yang menghancurkan beberpa sentra terumbu karang di Buleleng. (posbali)
Lokalzone - Rayakan hari raya suci Galungan dan Kuningan, Polres Buleleng melakukan pemotongan babi masal dan membagikan dagingnya kepada anggota Polres Buleleng yang beragama Hindu, Pemangku dan Anak Yatim.

Babi tersebut merupakan sumbangan dari Kapolres Buleleng AKBP Beny Arjanto, dan dia sendiri langsung melakukan pemotongan babi secara simbolis di lapangan Mapolres Buleleng, kegiatan ini dilakukan untuk menghormati sekaligus bentuk toleransi antar umat beragama.

"Di hari raya Galungan dan Kuningan atau kemenangan Darma melawan Adarma, mari kita tingkatkan toleransi antar umat agama sekaligus kita implementasikan hal ini dalam pelaksanaan tugas dengan pencapaian Zona Integritas di Polres Buleleng", papar Beny Arjanto dalam sambutan singkatnya setelah melakukan persembahyangan bersama, Senin (21/10/2013).

Sedikitnya 800 bungkus daging babi dibagikan kepada anggota Polres Buleleng yang beragama Hindu, sejumlah Pemangku dan anak-anak yatim dari Yayasan Dana Punia Banyuning.







Disaat yang sama Karorena Polda Bali Komisaris Besar Polisi Putu Suastawa yang melakukan kunjungan kerja ke Polres Buleleng menyempatkan diri untuk memberikan Darma Wacana terkait pelaksanaan hari raya Galungan dan Kuningan termasuk penerapannya dalam pelaksanaan tugas di Kepolisian.

"Ini saatnya kita merubah mindset, dalam skala kecil saja asal tidak usah muluk-muluk, alhasil kinerja Polri akan meningkat", salah satu penekanan Suastawa dalam Darma Wacana tersebut.

Sebelumnya diketahui dalam rangka Idul Adha, (16/10/2013) lalu, Polres Buleleng telah melakukan pemotongan seekor sapi dan enam ekor kambing yang langsung disumbangkan kepada sejumlah Mesjid di Buleleng. Sedangkan daging sapi tersebut dibagikan kepada sejumlah anggota Polres yang beragama muslim dan menyumbangkannya kepada Yayasan Anak Yatim Piatu Singaraja.

- -
Lokalzone - Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Utara terus berupaya mengungkap Penyalahgunaan Narkoba baik pengguna maupun pengedar sampai kepada Bandar, pada Hari Selasa tanggal 8 Oktober 2013 anggota Unit 1 Sat Resnarkoba dibawah pimpinan  Kanit 1 IPTU Mochamad Ichwan, SH dan Kaur Bin Ops Sat Resnarkoba IPTU Muklis Kadir, SH. MH berhasil melakukan Pengungkapan Kasus Penyalahgunaan narkotika Golongan I jenis tanaman Ganja tersangka dengan inisial AM. 

Pengungkapan berawal dari adanya seorang yang menawarkan Narkotika jenis Ganja dalam jumlah besar kepada anggota Unit I Sat Resnarkoba Polres Metro Jakarta Utara yang kemudian ditindak lanjuti dengan kesepakatan untuk mengadakan transaksi di lokasi yang ditentukan oleh yang bersangkutan.

Selanjutnya atas informasi melalui telpon orang tersebut minta transaksi dilakukan di wilayah BSD Serpong Tangerang, transaksi Narkoba dilakukan di Jl. Raya BSD tepatnya dibelakang Junction Tangerang Banten, dua anggota Sat Resnarkoba Polres Metro Jakarta Utara, melakukan Under cover buy ditempat TKP, anggota mencurigai mobil Sedan Toyota Corolla tahun 1990 No. Pol. B 1266 GEN, selanjutnya berupaya memberhentikan mobil, tetapi mobil tidak berhenti langsung tancap gas dan berusaha melarikan diri, maka petugas mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak 3 (tiga) kali dan tidak berhenti juga. 

Tembakan selanjutnya diarahkan ke mobil sehingga mobil menabrak pohon dan berhenti, selanjutnya anggota melakukan pengledahan di dalam mobil tersangka berhasil disita barang bukti di jok belakang sebanyak 1 (satu) buah kardus yang berisikan 10 (sepuluh) bungkus Lakban Narkotika Golongan I jenis tanaman Ganja dengan berat Brutto 10 Kg kemudian anggota Sat Resnarkoba menuju kerumah tersangka di Perumahan Metro II Cisauk Tangerang banten dari pengledahan dirumah tersangka berhasil disita barang bukti sebanyak 56 (lima puluh enam) bungkus lakban Narkotika Golongan I jenis tanaman Ganja dengan Berat Brutto 56 Kg yang disimpan dilemari baju didalam kamar tersangka.

Tersangka dan Barang Bukti kasus penyalahgunaan peredaran Narkotika jenis tanaman ganja tersebut masih dalam proses penyelidikan dan penyidikan Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Utara, guna pengembangan lebih lanjut

Barang Bukti disita antara lain :

1.  Narkotika Golongan I jenis tanaman Ganja dengan berat Brutto Keseluruhan 66 Kg, apabila dirupiakan dengan harga per Kg Rp 5.000.000 ( lima juta rupiah ), maka jumlah seluruhnya bernilai 66 Kg x Rp. 5.000.000 = Rp. 330.000.000.- ( tiga ratus tiga puluh juta rupiah ).

2.    Mobil TOYOTA sedan Corolla tahun 1990 No. Pol. B 1266 GEN.

3.   Jumlah korban yang dapat diselamatkan dengan asumsi masing-masing pengguna 10 gram adalah sebanyak 6600 ( enam ribu enam ratus orang ).​ (hp)
- -
Lokalzone - Unit Jatanum Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil mengungkap pemalsuan buku Uji Kelayakan Kendaraan (KIR) dan menangkap dua tersangka. Dua tersangka yang diamankan yakni Sugiarto (53) asal Mojokerto dan Muzainuri (31) warga Kesamben Jombang.

Keduanya berperan sebagai perantara pembuatan buku KIR palsu sementara pembuat KIR palsu yang diketahui bernama Wawan, warga Warujayeng belum berhasil ditangkap dan ditetapkan sebagai DPO.

"Dari dua tersangka, kami menemukan delapan buku KIR palsu," kata Kanit Jatanum Polrestabes Surabaya Iptu MS Fery, Kamis (17/10/2013).

Petugas mengamankan delapan buku KIR palsu dari tangan tersangka sebagai barang bukti. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa blanko buku KIR tersebut asli hanya data yang tertera palsu, hal itu sudah dipastikan oleh pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya.

Setelah dilakukan pemeriksaan ke Dishub, ternyata blangko buku KIR tersebut asli, hanya saja data yang tertera dalam buku tersebut palsu. Dengan hasil ini diduga ada keterlibatan pihak Dishub.

"Kami masih mendalami dari mana buku KIR tersebut didapat. Dua tersangka ini merupakan tidak mengetahui dari mana buku itu berasal," kata Fery.

Buku-buku KIR ini dibuat, untuk meloloskan kendaraan yang tidak sesuai dengan ketentuan. Biasanya ini merupakan pesanan dari perusahaan jasa ekspedisi, agar kendaraan niaga itu bisa lolos, tanpa uji KIR, dan kendaraan tidak harus datang ke UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Tandes.

Polisi menduga tidak hanya delapan buku KIR yang palsu, namun telah banyak buku KIR palsu yang beredar. Ini dikarenakan, tersangka telah lama menjadi calo perpanjangan buku KIR di UPTD PKB Tandes. Tersangka menerima order pengurusan atau perpanjangan buku KIR. (hp)
- -
Kompol Suhartono Kapolsek Tambaksari (Kiri) menunjukkan barang bukti beserta ketiga tersangka
Lokalzone - Tiga perempuan digerebek petugas dari Polsek Tambaksari Surabaya saat menggelar pesta sabu-sabu di sebuah rumah di Jalan Tambak Madu Surabaya. Uniknya tiga perempuan ini semua berstatus janda dan kedekatan mereka tidak lain karena status tersebut.

Tiga janda tersebut antara lain Titik Handayani (39) warga Tambak Madu, Pudji Winarsih (38) warga Gadel Tengah dan Retno Indrawati (33) warga Dukuh Setro Rawasan Surabaya.

Dalam pemeriksaan petugas, diketahui para tersangka mengaku membeli barang tersebut dengan cara patungan, dari seorang bandar bernama Niki (40) warga Jl Kenjeran Surabaya, yang saat ini ditetapkan sebagai DPO.

Penggerebekan ini dilakukan setelah banyaknya informasi masuk yang diberikan warga sekitar yang menyebutkan bahwa rumah tersebut sering digunakan berkumpul untuk berpesta narkoba. Dari penggerebekan tersebut, petugas mengamankan satu poket shabu seberat 0,25 gram dan pipet kaca kecil yang berisi sisa shabu seberat 0,78 gram serta seperangkat alat hisap.

Ketiganya dijerat dengan pasal 114 UUD no 35 tahun 2009 dengan ancaman minimal 5 tahun penjara. (hp)
- -
(Gambar Ilustrasi)
Lokalzone - Ratusan jurnalis Surabaya berunjuk rasa di depan Kantor Walikota Surabaya pada Jumat (18/10/2013) siang. Para pendemo ini menilai Walikota Surabaya Tri Rismaharini sewenang-wenang pada jurnalis.

Selain membentangkan beberapa spanduk berisi tuntutan-tuntutan, para pendemo juga melakukan orasi di depan Balai Kota Surabaya. Tuntutan mereka diterima oleh Sekkota Surabaya, Hendro Gunawan dan berjanji akan menyampaikan tuntutan-tuntutan tersebut ke Walikota Surabaya.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun pucuk kemarahan para wartawan ini dipicu oleh ulah Tri Rismaharini yang diketahui telah memaki-maki wartawan media nasional, Ilham Wancoko, karena telah menulis soal mobil dinas Pemkot Surabaya di hadapan wartawan lain dan pejabat pemkot.

Bahkan di lingkup Pemkot Surabaya, Wali Kota perempuan ini dikenal kerap mencaci siapapun yang dianggap tidak cocok dengannya.

Namun demikian aksi unjuk rasa tetap berjalan dengan tertib dengan pengamanan ketat dari personel gabungan Polrestabes Surabaya dan Polsek Genteng Surabaya. (hp)
- -
Lokalzone - Setelah mengungkap dua kasus pencurian HP di tempat berbeda beberapa waktu lalu, kini Polsek Singaraja kembali melakukan penangkapan terhadap seorang buruh yang membobol rumah warga di Kelurahan Penarukan.

Ketut Soma Tirta alias Pucil (35) seorang buruh yang berasal dari Desa Poh Bergong Kecamatan Buleleng ditangkap unit Buser Polsek Singaraja, Kamis (17/10/2013) pukul 11.30 wita dirumahnya dengan sejumlah barang bukti yang diduga merupakan barang hasil curian.

Sebelumnya Asihin (35) pemilik rumah di Jalan WR Supratman, Perum Agung City Residence Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng disantroni maling, Rabu (16/10/2013) dan pelaku membawa kabur sebuah tas yang berisi uang sebanyak Rp 4.700.000,- yang disimpan dikamar Asihin yang kebetulan sedang tidak berada di rumahnya.

Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Made Mustiada di temui di ruang kerjanya membenarkan adanya penangkapan yang dilakukan oleh Polsek Singaraja terkait kasus pencurian di Penarukan.

"Memang benar saat ini pelaku, Ketut Soma Tirta alias Pucil saat ini sedang diamankan di Polsek Singaraja terkait kasus pencurian di Kelurahan Penarukan. Dan berkat kesigapan anggota dilapangan pelaku sudah berhasil diamankan dalam waktu kurang dari 24 jam", ungkap Made Mustiada.

Akibat perbuatannya, saat ini Pucil masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Singaraja dan tinggal menunggu masuk bui.
-
Lokalzone - Dalam rangka menyambut hari raya Galungan dan Kuningan pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pertanian dan Peternakan menggelar pasar tani di halaman kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng, yang mulai dibuka hari ini, Jumat (18/10/2013).

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana yang didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Nyoman Swatantra. 

Dalam pasar tani ini diharapkan masyarakat lebih mengenal dan mencintai produk pertanian lokal dibanding dengan produk buah impor. mengenai harga yang ditawarkan pun, Swatantra menjamin lebih murah dengan harga pasaran, pasalnya transaksi yang terjadi langsung antara petani dengan konsumen.

” Pasar tani akan memangkas proses tataniaga sehingga harga buah dan sarana upacara yang dijual bisa lebih murah dari harga dipasaran. Selain itu, para petani pun langsung dapat merasakan untung yang lebih tinggi tanpa melalui tengkulak” papar Swatantra.

Di sisi lain, Bupati Buleleng menyatakan apresisasi positifnya meskipun baru pertama kali diselenggarakan namun antusiasme masyarakat sangat besar, hal ini tampak pada hari pertama pasar tani yang berlokasi di Jl. A Yani no 99 ini pun ramai pembeli, rata-rata pembeli yang didominasi ibu rumah tangga membeli buah dalam persiapan hari Raya Galungan.

Menyikapi hal tersebut orang nomer satu di Buleleng ini pun mengupayakan agar kedepannya tidak hanya menjual buah tetapi bisa mempromosikan keunggulan pertanian buleleng secara luas “ Kedepan kita akan adakan Festival Pertanian , tidak hanya pameran buah dan sarana upacara bahkan bibit-bibit tanaman unggul khas Buleleng juga kita akan jual disana” kata Suradnyana. 
- -
(Gambar Ilustrasi)
Lokalzone - Sebuah rumah kost di Jalan Gempol Gang Beo, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng dibobol maling di siang bolong, padahal waktu kejadian korban sedang mandi di kost tersebut. 

Berdasarkan laporan korban, Mayang Puspitarini (22) seorang mahasiswi yang tinggal di rumah kost tersebut kepada Kepolisian, diketahui saat itu, Kamis (17/10/2013) pukul 12.00 wita dirinya sudah mengunci pintu sebelum kekamar mandi.

Beberapa saat setelah mandi barang-barang berupa HP Balcknberry Gimini Pin 28A0CB5 yang sedang di chas dibawah lantai serta Laptop merek ACER yang ditaruh dimeja belajar ruang tidur dengan chiri warna hitam, stiker bertuliskan FOK warna Hitam Putih dengan gambar tangan membawa bendera Merah Putih sudah tidak ada.

Akibat kejadian tersebut Mayang mengalami kerugian mencapai Rp 8 juta rupiah dan pada hari itu juga langsung melaporkan aksi pencurian tersebut ke Mapolres Buleleng.

"Dari hasil olah TKP dan keterangan korban, diketahui pelaku masuk melalui jendela yang saat itu tidak dalam keadaan digrendel. Saat ini dari unit reskrim sedang melakukan penyelidikan untuk menangkap pelakunya", ungkap Kasubag Humas Polres Buleleng AKP Made Mustiada, SH ketika dikonfirmasi, Jumat (18/10/2013) di Mapolres Buleleng.
-
(Gambar Ilustrasi)
Lokalzone - Usaha bunga kamboja atau yang lebih dikenal dengan nama Jepun Bali sedang digandrungi banyak orang saat ini, selain karena tergolong mudah dan melimpah (mudah ditemukan), juga karena tidak adanya resiko kerugian bagi pencari bunga.

Hal ini juga sepertinya membuat persaingan diantara para pengepul bunga kamboja menjadi semakin tidak sehat, seperti yang dialami oleh Fauzan Jawas (33) yang beralamat di Jalan Patimura Gang Dayung Singaraja, Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Buleleng, yang tertipu hingga puluhan juta Rupiah.

Kejadian tersebut diketahui berawal dari Fauzan dan Nurul Fauzati (32) yang beralamat di Jalan Lingga Gang III/14 C Singaraja, Kelurahan Banyuasri, menjalin kesepakatan kerjasama jual beli bunga kamboja, bahkan Fausan telah memberikan uang DP sebesar Rp 53 juta, pada tanggal 3 Pebruari 2013 lalu.

Namun hingga kini Nurul tidak juga menyetorkan bunga kamboja tersebut kepada Fauzan, malah memberikannya kepada pihak ketiga yang diketahui bernama Gusti Ayu.

Merasa dikibuli, Fauzan akhirnya melaporkan Nurul secara resmi, Kamis (17/10/2013) ke Mapolres Buleleng dengan pengaduan penggelapan dan penipuan dengan kerugian mencapai Rp 53 juta.

Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Made Mustiada ketika dikonfirmasi, Jumat (18/10/2013) membenarkan adanya laporan penipuan tersebut. "Kasusnya masih kami tangani dengan memeriksa sejumlah saksi termasuk saksi korban, saat pelaporan korban juga memberikan bukti transaksi uang sebesar Rp 53 juta berupa kwitansi", ungkap Mustiada.
-
(Kabel yang melilit di leher Saptuni)
Lokalzone - Perbaiki kabel instalansi rumah sendiri, Komang Saptuni (27), seorang perempuan yang beralamat di Lingkungan Pendes Kelurahan Penarukan langsung meninggal di tempat dengan leher terbakar dibelit kabel.

Kejadian tersebut diketahui pertama kali diketahui oleh Nyoman Liarda (85), saat pertama kali ditemukan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan kabel yang melilit di leher.

Menurut hasil poenyelidikan Kepolisian, diketahui kejadian tersebut berawal dari Komang Saptuni yang melakukan perbaikan kabel listrik, Selasa (15/10/2013) dirumahnya sendiri tanpa mematikan sekring terlebih dahulu. Diduga kuat saat melakukan perbaikan terjadi kecelakaan sehingga lehernya dibelit listrik yang masih dialiri listrik sehingga korban sulit melepaskan diri dan meninggal.

Dari hasil pemeriksaan dokterpun tidak ditemukan adanya kekerasan di tubuh korban selain luka bakar yang terdapat di bagian leher.

“Korban meninggal dunia akibat terkena aliran listrik, sebab korban lalai saat melakukan perbaikan kabel tersebut,” ungkap Kasubbag Humas Polres Buleleng, AKP. Made Mustiada, rabu (16/10/2013) ketika dikonfirmasi di Mapolres Buleleng.
- -
(Gambar Ilustrasi)
Lokalzone - Sebuah kecelakaan maut kembali terjadi, ironisnya kecelakaan tersebut terjadi lantaran pengendara sepeda motor menghindari lubang di jalan yang justru berakhir tragis, pasalnya salah satu anak yang diboncengnya justru dilindas truck.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun, kejadian tersebut berawal ketika Nyoman Sugiantara (14) yang membonceng Made Riski Saputra (7) dan Ketut Sukrayasa (9) dengan sepeda motor DK 3757 VB menuju Desa Madenan. Namun lantaran berupaya menghindari jalan yang rusak ketiganya justru terjatuh, Sugiantara terjatuh pada sisi kiri jalan bersama Sukrayasa, sedangkan korban Riski Saputra terlempar ketengah jalan dan langsung dilindas truck bermuatan pasir dengan DK 9309 UJ yang saat itu datang dari arah berlawanan.

Sedang sopir truck tersebut Ketut Kada hingga saat ini masih diamankan di Mapolres Buleleng untuk dimintai keterangan "Sopir masih kita amankan dan didengarkan keterangannya terkait laka lantas yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia termasuk mengamankan barang bukti truck dan sepeda motor di Mapolsek Tejakula," ungkap Kasat Lantas Polres Buleleng, AKP. Ronny Riantoko.

Sedang dari informasi di Mapolres Buleleng diketahui akibat dari laka lastas tersebut terjadi lantaran pengemudi sepeda motor yang oleng hingga menyebabkan salah satu penumpangnya terjatuh ke tengah jalan hingga dilindas truck "Keterangan sementara, laka lantas ini disebakan akibat kelalaian pengendara sepeda motor, dimana saat korban berpapasan oleng dan terjatuh dan kemudian dari arah berlawanan datang truck yang tidak bisa menghindari korban hingga mengakibatkan laka lantas," papar Kasat Lantas Ronny Riantoko.
- - -
(Gambar Ilustrasi)
Lokalzone - Bencana alam memang tidak dapat dihindari dan datangnya juga tidak terduga, hal inilah yang terjadi pada Senin (14/10) sekitar pukul 02.00 wita Di Pura Song Gending Banjar Dinas Sinalud Desa Kayuputih Kecamatan Sukasada. Bencana angin puting beliung menyapa desa tersebut.

Tidak banyak yang dapat dilakukan oleh warga setempat selain menerima dengan ikhlas, ditengah tidur yang lelap tiba-tiba datang angin puting beliung yang berhembus dengan kencang yang menyebabkan sebuah pohon bunut yang berukuran cukup besar tumbang dan mengenai Pura Song Gending milik warga setempat.

Akibat bencana alam tersebut pohon bunut besar tumbang dan menimpa Pura Song Gending sehingga pura mengalami kerusakan pada piasan, pelinggih apit lawang satu, pelinggih penirtaan, tembok penyengker jabe tengah dan jaba sisi. Dengan kejadian ini kerugian diperkirakan mencapai Rp. 35 juta.

Kasubag Humas Polres Buleleng, Rabu (16/10) ketika dikonfirmasi mengatakan kejadian tersebut murni karena bencana alam puting beliung "Kejadiannya pada dini hari, sebuah pohon pungut besar tumbang karena angin puting beliung sehingga menyebabkan sebuah Pura rusak karena pohon tumbang kesana" papar Made Mustiada.
- -
Lokalzone - Partai Demokrat Bali menganggap tudingan pihak PDI Perjuangan terkait adanya suap saat sengketa pemilukada Bali di Mahkamah Konstitusi (MK), hanya berita simpang siur.
 
Terkait tudingan itu, membantah keras tuduhan yang dinilai tidak mendasar tersebut.

"Bagi kita itu berita simpang siur. Pilgub Bali sudah diputuskan MK dan itu sudah adil untuk rakyat Bali. Itu murni kemenangan rakyat Bali. Tim kami tidak pernah melakukan perbuatan melawan hukum. Saya meyakini keputusan MK semuanya memberi rasa keadilan," ujarnya, Sabtu (12/10/2013).

Menurut Ketua DPD Partai Demokrat itu, tuduhan suap pasca ditangkapnya Ketua MK nonaktif Akil Mochtar oleh KPK hanya dimanfaatkan oleh oknum tertentu. Tujuannya untuk memperkeruh suasana politik yang telah damai di Bali.

"Memang ada ruang kosong yang dimanfaatkan oleh oknum tertentu. Sesama hakim di MK itu sudah tahu pemenangnya (pemilukada Bali). Itu hanya dijadikan ajang mengamen untuk mencari uang tertentu. Semuanya sudah sesuai dengan fakta persidangan," jelasnya.

Kasus suap, kata Mudarta tidak akan mempengaruhi putusan MK. Baginya, hakim MK sudah profesional dalam memutuskan sehingga isu suap dan keputusan MK tak berkaitan.

"Semua sudah profesional dalam memutuskan. Isu suap dan keputusan MK tak berkaitan. Tapi kalau ditemukan bukti dan fakta suap, silakan dilaporkan. Itu ranah pidana. Bagi mereka yang menuding, menuduh ada unsur suap, kami persilakan untuk membuktikan. Teori hukum begitu, siapa yang mendalilkan dia yang membuktikan," tegasnya.

Jika tuduhan suap yang tidak mendasar terus digulirkan maka itu telah menebar fitnah dan menciptakan situasi politik yang tidak kondusif di Bali.

"Kalau kabar yang belum tentu ada buktinya terus digulirkan, akan mengganggu konsentrasi masyarakat dan pemerintah yang tengah mengabdi untuk masyarakat. Rakyat kita sudah cerdas," imbuhnya.

Menurut Mudarta, tim Pastikerta tidak akan menempuh langkah-langkah hukum terkait tudinga suap itu. Pasalnya, ia tahu betul jika partai koalisi yang mengusung paket PastiKerta tidak memiliki uang sebanyak Rp80 miliar hingga Rp200 miliar seperti yang dituduhkan itu.

"Saya ketua tim sejak awal saya ikuti semua. Nafas detaknya saya ikuti. Sama sekali tidak ada pemberian uang sebesar Rp80 miliar. Bahkan kami sampai hari ini punya utang puluhan juta untuk bayar baliho, baju, spanduk dan lainnya yang kami cicil. Tidak mungkin bisa menyuap puluhan miliar ke MK. Kecuali Gubernur Bali gajinya Rp 1 triliun," ucapnya heran.

Sebagai ketua tim pemenangan, ia meminta agar Wasekjen DPP PDIP Hasto Kristianto segera bisa bertanggungjawab dan membuktikan tuduhan suap tersebut. Jangan sampai hanya dilakukan untuk memanas-manasi situasi di Bali.

"Permohonan yang digaribawahi yang mendalilkan segera membuktikan. Dugaan-dugaan itu tidak dibuktikan akan mendapat hukuman setimpal. Disini selain hukum tertulis, juga ada hukum karmapala. Hentikan berita palsu, tidak sehat bagi demokrasi kita. Kita dukung, kita siap transparan. Kita sudah laporkan semua keuangan kita," pintanya.

Sebelumnya, sengketa Pemilukada Provinsi Bali sempat didaftarkan ke MK dengan nomor 62/PHPU.D-XI/2013 oleh pasangan calon nomor urut 1 paket PAS yaitu A.A Gede Ngurah Puspayoga dan Dewa Nyoman Sukrawan.

Namun, MK pada 20 Juni 2013 dalam putusannya menyatakan bahwa pemilih yang menggunakan hak pilih lebih dari satu kali atau pemilih yang diwakilkan dibenarkan dan Mahkamah menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya.

Atas putusan itu, MK yang diketuai Akil Mochtar memenangkan nomor urut 2 yakni Made Mangku Pastika dan I Ketut Sudikerta atau paket PastiKerta dalam Pilgub Bali.

Hasto Kristianto menuding jika MK dibawah komando Akil Mochtar diduga menerima suap Rp80 miliar hingga Rp200 miliar dengan memenangkan paket PastiKerta dalam Pilgub Bali yang berlangsung Mei 2013 lalu.

Hasto bahkan berencana akan membawa laporan kasus suap yang dilakukan oleh paket Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yakni Made Mangku Pastika dan I Ketut Sudikerta ke KPK. (inilah)
-
Lokalzone - Kehadiran bunda bagi mereka yang menyebutnya sebagai bunda biasanya menenangkan. Namun, bunda yang hadir di pusaran kasus korupsi pengurusan kuota impor daging sapi ini membuat banyak pihak gundah.

Entah siapa sebenarnya orang yang disebut-sebut sebagai bunda dengan embel-embel puteri alias Bunda Puteri ini. Dua orang paling penting di Indonesia, setidaknya dari nomor kendaraan yang dipakai, harus tampil ke media memberi penjelasan saat isu masih hangat mengemuka. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono masing-masing menggelar jumpa pers terkait Bunda Puteri yang disangkutpautkan dengan mereka.

Beberapa pekan lalu, Boediono, yang terhitung amat jarang menggelar jumpa pers, menggelar jumpa pers di Istana Wapres. Penyebabnya adalah Tuti Iswari, adiknya, yang dikaitkan dengan Bunda Puteri dalam persidangan kasus korupsi pengurusan kuota impor daging sapi dengan terdakwa mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq. Intinya, Boediono menyatakan, mustahil Tuti ikuti-ikutan dalam urusan impor daging sapi karena adiknya tidak punya usaha. Adiknya hanya sibuk dalam kegiatan sosial.

Pada hari yang sama, Tuti juga difasilitasi untuk bertemu dengan sejumlah wartawan. Tuti bercerita panjang lebar tentang pertemanannya dengan Bunda Puteri. ”Saya memanggilnya Puteri saja,” tuturnya.

Tuti yang baru sembuh dari sakit kanker itu mengenal Puteri karena sama-sama aktif di kegiatan sosial. Pertemanan mereka, dipahami Tuti, tidak untuk kepentingan bisnis.

Bukan pejabat ”kecengan”

Setelah Boediono diikuti adiknya, Kamis lalu, giliran Presiden Yudhoyono menggelar jumpa pers terkait Bunda Puteri. Jumpa pers diadakan di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, tidak lama setelah Yudhoyono mendarat seusai mengikuti pertemuan KTT ASEAN dan sejumlah KTT lainnya di Brunei.

Pertemuan dua hari penuh sambungan pertemuan APEC di Bali tentu membuat Yudhoyono sangat lelah. Kelelahan tidak dihiraukan. Tanpa jeda, setelah mendarat, jumpa pers digelar.

Dalam jumpa pers yang berlangsung sekitar pukul 21.00 itu, Presiden sangat marah, tecermin dari ekspresi wajah dan pilihan kata-katanya. ”Saya belum memiliki data yang lengkap mengenai Bunda Puteri. Mudah-mudahan dalam 1-2 hari saya lebih tahu siapa yang bermain- main dengan kata-kata yang bohong dan apa tujuannya. Saya bukan pejabat kecengan, mau reshuffle ngomong sama orang yang tidak jelas,” kata Yudhoyono keras.

Dalam persidangan, Luthfi, mantan Presiden PKS yang masuk dalam jajaran koalisi pendukung Presiden Yudhoyono, memang menyatakan, Bunda Puteri sebagai orang yang bisa menentukan reshuffle kabinet. Bunda Puteri disebut Luthfi sebagai pembawa pesan Presiden Yudhoyono. Sebagai anggota koalisi pendukung Presiden Yudhoyono, PKS mengisi susunan kabinet.

Masih dalam jumpa pers menanggapi kesaksian Luthfi di persidangan kasus korupsi, Presiden Yudhoyono menyatakan, pejabat di sekitarnya sama sekali tidak mengenal Bunda Puteri. Keluarganya juga tidak mengenal Bunda Puteri.

Menteri Sosial Salim Segaf Al’Jufrie tidak mengetahui mengapa Presiden Yudhoyono sangat marah gara-gara Bunda Puteri. Namun, ia menduga Presiden sangat marah karena Bunda Puteri mengaku bisa memengaruhi reshuffle. ”Memang tak banyak yang mengetahui reshuffle,” ujar kader senior PKS itu.

Menurut Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, masalah menjadi sensitif karena Bunda Puteri mengaku tidak saja memiliki pengetahuan, tetapi juga dapat memengaruhi aspek pembentukan kabinet.

Situasi berbeda ketika muncul nama Sengman sebagai pengusaha yang dekat dengan Presiden. Sengman tidak secara spesifik disebut dapat memengaruhi reshuffle sehingga Presiden tidak sampai marah.

Kembali ke Bunda Puteri. Berpijak kepada janji Presiden Yudhoyono, misteri Bunda Puteri akan terkuak hari-hari ini. KPK pasti senang menindaklanjuti hal ini. (kompas)
-
Lokalzone - Diduga akibat serangan jantung, mantan Instruktur Selam Akpol Semarang, Hamdani Kusumadjaja (65), Jumat (11/10/2013) siang meninggal dunia diatas Kapal Boat usai melakukan penyelaman di Pos II Kawasan Pulau Menjangan Kecamatan Gerokgak.

Awalnya, korban yang telah pensiun sebagai Instruktur di Akpol tahun 2010 menyelam di kedalaman 15 meter bersama bersama satu anak didiknya Felix Satyawijaya (15), namun hanya 30 menit berada dikedalaman air laut itu, korban langsung ke permukaan dan mengeluhkan pusing, sehingga diatas boat langsung mengkonsumsi obat, namun berselang beberapa menit, korban tidak sadarkan diri dan kemudian meninggal dunia dengan mulut mengeluarkan busa.

Kasat Pol Air Polres Buleleng, AKP. Made Mustiada saat melakukan evakuasi di Kawasan Pulau Menjangan mengatakan, korban sudah dilarikan ke Puskesmas namun dalam kondisi tidak bernyawa, "hasil pemeriksaan medis menyebutkan korban meninggal dunia akibat serangan jantung," papar Mustiada.

Korban asal Semarang Jawa Tengah itu selanjutnya dilarikan ke RSUD Kabupaten Buleleng untuk mendapatkan visum luar dan polisi sendiri langsung menghubungi keluarganya di Semarang sehingga jenasah langsung dijemput dan diserahkan pihak keluarga untuk dikuburkan di Semarang. Semarang, dalam musibah yang mengakibatkan Hamdani Kusumadjaja meninggal dunia, sedikitnya tiga orang saksi menjalani pemeriksaan di Mapolsek Gerokgak, demikian juga sejumlah barang-barang milik korban di Hotel Mimpi Resort langsung dibawa ke Mapolsek Gerokgak untuk diserahkan kepada pihak keluarga.
-
(Gambar Ilustrasi)
Lokalzone - Manajemen PT FMS (Futurindo Multi Sejahtera) boleh  berkelit bahwa investasi yang dijalankan perusahaan ini legal dan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat. Namun beberapa nasabahnya mulai ”bernyanyi”. Mereka kecewa lantaran FMS tidak konsisten dengan janji manisnya menggelontorkan investasi ini.

”Apa yang dilakukan FMS, sudah tidak lagi sesuai komitmen awal,” kata salah seorang nasabah FMS berinisial RA, ketika dihubungi Bali Tribune di Denpasar, Senin (10/9).

Ia mengaku sudah menyetorkan dana sebesar Rp40 juta sebagai dana penyertaan investasi di FMS. Dengan dana sebesar itu, RA dijanjikan bahwa uangnya akan membiak menjadi Rp60 juta pada periode pertama. ”Sudah beberapa kali saya dijanjikan mendapatkan hasil dari investasi tersebut. Namun sampai sekarang tidak kunjung terealisasi,” kata RA, yang juga kader salah satu partai politik.

Terakhir, RA dijanjikan mendapatkan uang dari investasinya pada tanggal 15 Agustus lalu. Sayangnya hingga kini ia hanya mendapatkan janji-janji manis. ”Ini sudah hampir lima bulan, tapi FMS hanya janji-janji saja. Katanya kemarin setelah diaudit, itu akan direalisasikan. Tetapi kenyataannya setelah dilakukan audit tanggal 25 Agustus, FMS juga belum mencairkan kompensasi dari investasi yang kami sertakan,” jelasnya.

Yang membuat RA kian kecewa, tidak ada itikad baik dari FMS menginformasikan ketidakjelasan pencairan kompensasi tersebut. ”Setelah mereka janjikan, namun mereka sendiri yang membatalkan, justru tidak ada informasi sama sekali kepada kami,” tegas RA.

Meski kecewa, RA belum berencana mengadukan masalah kepada aparat kepolisian atau DPRD Bali. Ia masih menunggu komitmen manajemen FMS sebagaimana dijanjikan. Sebab dengan menyetorkan dana Rp40 juta, uangnya akan membiak menjadi Rp60 juta dipotong 10 persen fee konsultan. ”Artinya, saya hanya mendapat sekitar Rp54juta, karena Rp6 juta untuk fee konsultan. Saya belum mau mengadu, masih tunggu komitmen FMS,” tandas RA.

Hal senada juga menimpa MS. Kontraktor yang tinggal di wilayah Denpasar ini mengaku menanam uang Rp 25 juta sebagai investasi. Langkah itu dilakukannya pada 20 Februari 2012 lalu. “Janjinya tiap 35 hari bakal dapat fee. Nyatanya sampai sekarang belum dapat juga,” ungkapnya melalui sambungan telpon.

Dari nominal Rp 25 juta itu, dirinya dijanjikan mendapat komisi sebesar Rp 6 juta.   Sialnya, meskipun telah beberapa kali ditagih, PT FMS belum juga mencairkan keuntungan tersebut. “Investasi ini atasnama cucu saya yang berinisial DS,” terangnya.

Dia mengaku menambahkan investasi ke  PT FMS senilai Rp 10 juta. Tambahan modal itu menggunakan namanya sendiri selaku pengusaha jasa kontruksi. Dari jumlah itu, dirinya mendapat fee senilai Rp 2 juta. “Khusus komisi ini sudah cair, tapi hanya sekali itu saja. Sedangkan yang dua puluh lima juta belum sama sekali,” tambahnya.

Meski merasa dirugikan, MS mengaku masih pikir-pikir untuk mengadukan PT FMS ke polisi. Alasannya, dia takut uangnya yang Rp25 juta tidak bisa ditarik. “Jangan dulu mas, nanti kami renungkan lagi. Sebab uang saya masih di situ,” dalihnya.

Namun, rencana membawa kasus ini ke ranah hukum  tidaklah tertutup. Dia  akan melakukan penjajakan dengan sejumlah anggota FMS lain yang telah menjadi korban. “Nanti kalau kami siap untuk melaporkan ke polisi tak hubungi,” janjinya kepada Koran ini seraya menutup pesawat telponnya.

Panggil

Secara terpisah Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya, menegaskan, pihaknya akan segera memanggil manajemen PT FMS dalam waktu dekat. ”Selain FMS, kami juga akan undang auditor yang telah melakukan audit. Kami ingin tahu hasil auditnya seperti apa. Apapun hasil auditnya, kami akan tetap cek kebenarannya,” ujar politisi PDIP asal Sanur ini.

 Menyinggung dugaan tipu muslihat FMS dalam audit ini sehingga neraca keuangan menjadi seimbang, Arjaya mengaku, pihaknya tidak akan langsung mempercayai itu. ”Audit itu kan tidak hanya sebatas angka-angka sehingga menjadi balance. Neraca yang seimbang itu juga tetap akan kami pertanyakan. Terutama mengenai sumber-sumber uangnya. Kalau hanya sekedar memutar uang dari nasabah, ujung-ujungnya pasti tetap bangkrut,” tutur Arjaya.

 Dewan, pada prinsipnya tidak menghendaki di kemudian hari masyarakat yang kembali dikorbankan. ”Kami akan hati-hati sekali dalam melihat FMS ini. Apalagi memori kita juga masih terngiang dengan kasus Balicon dan KKM (Koperasi Karangasem Membangun),” beber mantan Ketua Pansus KKM dan Balicon DPRD Bali ini.

Sebelumnya, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Bali, I Nyoman Suwidjana, SE, MA, SH, MH menenggarai jika praktek konsultan oleh PT Futurindo Multi Sejahtera (FMS) melanggar aturan. Lantaran itu, YLKI Bali meminta agar pemerintah segera turun tangan mengantisipasi dampak kerugian bagi masyarakat.

Menurut Suwidjana, sebagai perusahaan, PT FMS legal adanya, hanya saja praktek konsultan yang dijalankan oleh perusahaan yang beralamat di Jalan Raya Sesetan Denpasar itu menyalahi aturan dimana Ijinya adalah perusahaan perdagangan kecil dan menengah dibidang jasa konsultan, tetapi prakteknya menyalurkan bantuan modal usaha bagi masyarakat. “Ya jelas melanggar aturan sebab PT FMS bukan lembaga keuangan,” tegasnya.

Suwidjana juga mensinyalir jika fee konsultan sebesar 15 % dibayar di muka merupakan bentuk lain dari sistem deposito. Dimana, PT FMS akan menyalurkan bantuan modal asalkan konsumen menitipkan fee konsultan sebesar 15 % lebih dahulu artinya PT FMS melakukan penarikan deposito lebih dahulu yang diistilahkan sebagai fee konsultan. “Ini berarti ada proses perbankan yang dilakukan oleh PT FMS dan itu berarti melanggar aturan, sebab sebagai perusahan konsultan, PT FMS tidak boleh mengeluarkan bantuan modal,” tegasnya. (balitribune)