Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

Lokalzone - Satuan Narkoba Polres Buleleng dengan kepemimpinan AKP Made Agus Dwi Wirawan sepertinya mulai serius dalam pemberantasan peredaran narkoba di Buleleng. Terbukti dalam sebulan ini 4 kasus sudah masuk dengan jumlah tersangka enam orang baik pengguna, peluncur sampai pengedar narkoba. 

Dalam pengungkapan terakhir dua orang berhasil diamankan Sat Res Narkoba Polres Buleleng, awalnya polisi menangkap Oscar Pangidae alias Kokek (19) yang diketahui sebagai pemakai di persimpangan Jalan Gempol Pulau Komodo Banyuning, dari tangan Warga yang beralamat di BTN Banyuning itu ditemukan barang bukti satu paket sabu-sabu.

Usut-diusut Polisi berhasil menangkap pemasok local, Putu Dharma Laksana alias Popik (30) yang beralamat di Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng, bahkan polisi menemukan dua paket sabu-sabu saat dilakukan pengeledahan.

Namun demikian Kasat Res Narkoba Polres Buleleng, AKP. Made Agus Dwi Wirawan didampingi Kasubbag Humas, AKP. Made Agus Widarma Putra, Senin (30/6/2014) sepertinya cukup kesulitan dalam menelusuri asal narkoba yang diduga berasal dari denpasar itu karena menggunakan sistem terputus. “Kita agak sulit melakukan pengembangan untuk mengungkap jaringan yang lebih atas, ini transaksinya dilakukan dengan mentransfer uang kemudian barang diambil ditempat yang telah ditentukan,” papar Dwi Wirawan.

Berdasarkan pengakuan Putu Dharma Laksana alias Popik dirinya mendapat sabu-sabu dari dalam LP dan dipecah untuk dijual kembali perpaket dengan harga Rp 300 ribu. “Saya beli dari teman saya yang masih ada di LP Kerobokan, transaksi melalui telpon saja, awalnya saya pakai sendiri untuk kerja sebagai bengkel, tapi saya didesak untuk menjualnya,”kata Popik.


Dari penangkapan yang dilakukan Unit Buser Sat Res Narkoba, dari tangan Oscar Pangidae polisi mengamankan satu paket Sabu-Sabu seberat 0,06 gram, sedangkan dari hasil pengeledahan terhadap Dharma Laksana termasuk dirumahnya, polisi menemukan dua paket sabu-sabu masing-masing seberat 0,06 dan 0,27 gram serta sejumlah peralatan termasuk sebuah alat hisap yang terbuat dari botol mineral.
- -
Lokalzone - Petani asal Buleleng mendapatkan perhargaan tingkat Nasional sebagai pelestari Sumber Daya Genetik (SDG) Tanaman Pertanian, yang diberikan langsung oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Dr. Haryono pada Kongres Nasional V dan Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian di Hotel Sanur Paradise Denpasar Bali Rabu (25/6/2014) kemarin.

Dalam kondisi iklim yang terus berubah, eksistensi sumber daya genetik saat ini sangat rawan dan langka, bahkan ada yang telah punah. Untuk itu, peningkatan nilai tambah SDG memegang peranan penting dalam menjaga kelestariannya. Pembabatan hutan untuk dijadikan lahan sawit dan alasan lainnya menjadi topik hangat saat diskusi karena bertanggung jawab atas terhapusnya jutaan plasma nutfah sebagai sumberdaya genetik.

Dalam acara tersebut Kepala Balitbangtan sangat mengapresiasi atas keberhasilan 10 petani dalam melestarikan SDG tanaman pertanian. Sepuluh petani tersebut adalah H. Ahmadul Marzuki dari Kalimantan Selatan, Drs. Made Supala dari Bali, Ir. Sapirim, MM dari NTB, Hamsadi dari Kalimantan Timur, Wawan Kustiawan dari Jawa Barat, Budiansyah dari Kalimantan Barat, Ir. Dian Rossana Anggraini dari Bangka Belitung, Samanhudi dari Jawa Timur, Suyatno dari Lampung dan Lasmadi dari Kalimantan Tengah.

Dari 10 orang tersebut H. Ahmadul Marzuki (sebelah kiri foto pada atas) yang fokus melestarikan SDG tanaman langka di Kalimantan Selatan yang terkenal dengan keaneka ragaman hayati mendapatkan nilai tertinggi dari tim penilai yang disusul dengan posisi kedua oleh Made Supala (posisi tengah) dengan melestarikan tanaman buah langka dan posisi ketiga diraih Sapirim (paling kanan) dengan melestarikan tanaman obat-obatan.

Selain sebagai pelestari, Made Supala juga dikenal sebagai pemulia tanaman buah yang masih langka di Indonesia, salah satu silangan yang terbarunya adalah Srikaya Lefyra yang berwarna kuning dengan  rasa manis, dan tidak kenal musim, Jambu Bol Hitam yang diperbesar dari ukuran aslinya (300 gram jadi 600 gram) dengan sistim pemuliaan poliploidi dan Pisang Kepok yang tahan terhadap penyakit layu.
Srikaya Lefyra dipamerkan oleh Ir. Sri Wijayanti Yusuf, M.Agr.Sc Direktur Perbenihan Hortikultura, Dirjen Hortikultura Deptan, dan Prof Dr Sobir Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB (paling kanan).
Dikonfirmasi terkait kegitan tersebut, Made Supala mengajak masyarakat untuk melihat potensi lain dari sebuah tanaman, tidak hanya sebatas nilai ekonominya saja. "Ada dua nilai yang dimiliki oleh tanaman, pertama yang memiliki nilai ekonomi dan kedua tanaman dengan potensi ekonomi. Contoh yang saat ini saya kembangkan, jambu bol putih rasa kecut dengan ukuran jumbo memanjang seperti mentimun dan jambu bol hitam dengan nilai ekonomi tetapi memiliki kekurangan tidak tahan simpan, disini kita memodifikasi sifat tanaman supaya lebih baik lagi atau mengambil sifat yang kita inginkan dari buah itu," papar Made Supala. (bbt)
-
Lokalzone - Bagi penggemar film, kisah X-Men yang merupakan serial superhero ciptaan Marvel ini pasti sudah tidak asing lagi. Dalam film terbarunya X-Men Days of Future Past masa depan umat manusia telah hancur dan untuk memperbaikinya seseorang harus dikirim kemasa lalu untuk memperbaikinya. 

Dalam komiknya, Days of Future Past berkisah tentang tokoh mutan penembus dinding, Kitty Pryde, yang memindahkan kesadarannya ke masa lalu untuk mencegah pembantaian mutan oleh robot-robot raksasa ciptaan Robert Kelly bernama Sentinel. Kisah film X-Men Days of Future Past tak jauh beda dengan komiknya, hanya tokoh utamanya diganti menjadi Wolverine (masih diperankan Hugh Jackman) yang sudah menjadi "wajah" X-Men di layar lebar.

Alkisah, pada 2023, ratusan hingga ribuan robot raksasa bernama Sentinel ditugaskan untuk menjaga keamanan dunia dari mutan. Mutan dianggap sebagai ancaman sehingga mereka pun dibasmi hingga mereka jadi makhluk langka. Parahnya, manusia-manusia pun dihabisi misalkan secara genetis mereka diprediksi akan memiliki anak seorang mutan.

Para Sentinel itu ternyata tidak ada dengan sendirinya. Keberadaan Sentinel di 2023 adalah hasil dari pembunuhan Bolivar Trask (Peter Dinklage), pencipta Sentinel, oleh mutan Raven "Mystique" Darkholme (Jennifer Lawrence) pada tahun 1973. Mystique menganggap Bolivar patut dibunuh karena Sentinel-nya didesain untuk mencari dan membunuh mutan. Sayang, perhitungan Mystique salah, pembunuhan Bolivar justru membuat pemerintah Amerika Serikat mendanai penuh program Sentinel hingga tahun 2023.

Untuk mencegah Sentinel ada di masa depan, Professor Charles 'X' Xavier (Patrick Stewart) dan Erik "Magneto" Lensher (Ian McKellen) menugaskan Kitty "Shadowcat" Pryde (Ellen Page) untuk mengirim kesadaran Wolverine ke tahun 70-an. Tujuannya, untuk mencegah pembunuhan Bolivar. Wolverine dipilih karena secara fisik dirinya mampu menahan efek dari pengiriman kesadaran ke masa lalu.

Ternyata, mencegah Mystique untuk membunuh Bolivar bukan perkara mudah bagi Wolverine. Profesor X muda (James McAvoy) yang ia harapkan untuk membantu ogah-ogahan sampai harus dipaksa. Magneto muda (Michael Fassbender) juga sama saja, bukannya membantu ia malah punya agenda-agenda sendiri yang tak jauh dari menyiksa manusia. Mystique apa lagi, keras kepala dan tutup telinga meski sudah diperingatkan bahwa rencananya membunuh Bolivar akan membawa efek buruk.

Biar tidak penasaran tonton langsung filmnya yuk.
-
Lokalzone - Pelanggaran di setiap iven pemilu sepertinya masih sulit dihilangkan, hal ini muncul dari pengakuan Ketua Panitian Pengawas Pemilu (Panwaslu) Buleleng Ni Ketut Ariyani. Dari hasil pantauannya selama masa kampanye di Buleleng pelanggaran terjadi merata di seluruh kecamatan.

Walau tidak semarak seperti saat pemilu legislatif, pelanggaran pemilu tetap ada di setiap wilayah. "Bentuk pelanggaran saat ini masih berupa pemasangan alat peraga kampanye, pemasangan yang tidak sesuai zona dan kapasitas alat peraga yang melebihi kapasitas yang terjadi merata di setiap Kecamatan," ungkap Ketut Ariyani di Mapolres Buleleng, Jumat (20/6/2014).

Hingga saat ini Panwaslu mencatat sekitar 40-50 pelanggaran alat peraga yang terjadi di Kabupaten Buleleng yang seharusnya ditempatkan sesuai dengan zona yang telah ditetapkan dengan jumlah sesuai aturan, "Di Desa baliho seharusnya dipasang maksimal 3 buah, dan spanduk di setiap Dusun masksimal 5 buah" papar Ariyani.

Walau demikian hingga saat ini panwaslu mengaku belum menemukan ataupun menerima adanya laporan adanya pelanggaran blackcampaign di Kabupaten Buleleng yang disinyalir marak terjadi di luar Bali.

Menindak lanjuti temuan tersebut, pihaknya sudah merekomendasikan temuan tersebut ke PPK dan juga ke PPS untuk diteruskan kepada Tim Kampanye masing-masing pasangan Capres-Cawapres di Kabupaten Buleleng sesuai dengan aturan yang ada.
-
Lokalzone - Pilpres 2014 sudah didepan mata Polri, TNI, dan Pemkab Buleleng mulai merapatkan barisan dalam rangka menjaga situasi kamtibmas di Buleleng agar tetap kondusif. Hal ini terlihat dalam kegiatan simakrame yang dilaksanakan di Mapolres Buleleng dengan mengundang Muspida, para tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dengan tema Kesiapsiagaan Pelaksanaan Pilres 2014. 

Sejumlah anggota bahkan sudah di ploting untuk melakukan pengamanan di lapangan sejak awal bulan Juni lalu mengingat tahapan kampanye pilres sudah dimulai. Termasuk memetakan wilayah-wilayah yang diangggap rawan konflik politik, namun demikian sepertinya Wakapolda Bali Brigjen Pol Drs I Gusti Ngurah Raharja Subyaktha sedikit menutupi daerah mana saja yang diaggap rawan di Kabupaten Buleleng.

"Daerah rawan di buleleng tidak ada, seluruhnya daerah hijau. Pola pengamanan disesuaikan wilayah, tidak perlu overestimate tetapi juga tidak boleh underestimate," ungkap Brigjen Pol Drs I Gusti Ngurah Raharja Subyaktha didampingi Kapolres Buleleng AKBP Beny Arjanto SiK dan Dandim 1609 Buleleng, Letkol (Inf) Nugroho Dwi Hermawan, Jumat (20/6/2014).

Walau demikian pihaknya mengaku memberi pengamanan ekstra di pesisir pantai khususnya pelabuhan rakyat yang membentang dari timur hingga wilayah paling barat Kabupaten Buleleng. "Pelabuhan menjadi fokus kami, saya sudah sampaikan kepada seluruh anggota terutama Bhabin agar peka, peduli dan waspada tidak menutup kemungkinan situasi kedepan bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Gusti Ngurah Raharja.

Dilain pihak Kepala Kesbangpol Linmas Buleleng Made Arya Sukerta,SH.MH mengungkapkan kesiapan Linmas dalam mengamankan perhelatan pemilu dan sudah menyiapkan anggotanya yang nantinya akan dilibatkan dalam pengamanan TPS. "Jika dihitung jumlah TPS harusnya anggota kami yang dilibatkan sebanyak 1.942 orang, tetapi kami siagakan penuh sebanyak 4.838 orang," papar Arya Sukerta di sela-sela acara Simakrame Polres Buleleng.
Lokalzone - Kepercayaan sepertinya sudah menjadi barang langka saat ini, lantaran terlalu percaya terhadap penjual rumah kayu / joglo antik dengan membayar lunas sebelum barang diserahkan ratusan juta rupiah lenyap begitu juga dengan mimpinya memiliki rumah joglo. 

Kejadian tersebut berawal ketika Everardus Rudollphus Johannes Halbesma (63) turis yang menetap di Desa Temukus, Kecamatan Banjar membeli rumah joglo pada tanggal 1 Nopember 2013 lalu kepada Kadek Widiarsana alias Klempong (42) yang beralamat di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada dengan kesepakatan harga Rp 200 juta.

Walau sudah meminta seluruh pembayaran harga yang disepakati hingga saat ini Klempong tidak juga menyelesaikan pembuatan rumah joglo tersebut, yang seharusnya sudah diselesaikan pada tanggal 1 April lalu. 

Kasubbag Humas Polres Buleleng Agus Widarma Putra ketika dikonfirmasi, Jumat (20/6/2014) di Mapolres Buleleng Membenarkan adanya laporan penipuan yang melibatkan orang asing tersebut. "Sesuai dengan laporan korban, pelaku seharusnya sudah menyelesaikan pembuatan rumah joglo itu pada bulan 1 April lalu. Kerugian mencapai Rp 200 juta, pemeriksaan lebih lanjut masih kami lakukan dengan memanggil kedua belah pihak," papar Agus Widarma.
-
Lokalzone - Kunjungan kerja Wakapolda Bali Brigjen Pol Drs I Gusti Ngurah Raharja Subyaktha ke Mapolres Buleleng, Jumat (20/6/2014) ingatkan anggotanya untuk tetap netral dalam perhelatan politik selama pemilu capres-cawapres 2014.

Hal tersebut diungkapkannya kepada seluruh anggota Bhabin Kamtibmas sejajaran Polres Buleleng ketika memimpin upacara apel kesiapsiagaan Polri dalam rangka pengamanan Pemilu presiden dan wakil presiden yang saat ini sudah memasuki tahap kampanye.

"Kepentingan Polri dalam politik ini hanya satu yaitu mengajak kepada masyarakat untuk menjaga pemilu damai, menjauhi kekerasan, tindakan-tindakan yang mencederai prinsip demokrasi dan melanggar hukum," kata Gusti Ngurah Raharja Subyaktha.

Bhabin Kamtibmas yang merupakan ujung tombak dan secara langsung berada di tengah-tengah masyarakat harus bisa menghimpun informasi sekecil apapun terhadap dinamika sosial yang terus berkembang untuk disajikan dan diolah untuk kepentingan menjaga situasi agar tetap kondusif.

Dengan informasi yang dihimpun diharapkan dapat digunakan untuk mencegah kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, termasuk dengan cara-cara meningkatkan kegiatan Polmas seperti mengadakan konsultasi, penyuluhan, simakrama, koordinasi, dan melaksanakan pembinaan pam swakarsa kepada masyarakat.

Bagi anggotanya yang terbukti tidak netral Wakapolda Bali yang berasal dari Petomon itu mengungkapkan tidak akan melakukan pembelaan dan pasti ditindak tegas. "Apabila ada yang melanggar pasti kita tindak tegas, tidak ada ampun. Itu artinya sudah melanggar perintah pimpinan, kita sudah komit harus netral, pasti ditindak," tegas Gusti Ngurah Raharja Subyaktha.
Lokalzone - Hanya karena hal sepele, seorang pelajar SD di Desa Gesing Kecamatan Banjar, nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. 

Korban, Gede Puspa Antara (14) pertama kali diketahui bunuh diri oleh ibunya, Luh Artoni (34) saat hendak memasak didapur dan mengambil kayu bakar dari gudang penyimpanan yang terletak di sebelah dapur. Namun yang dilihatnya justru anaknya telah meninggal dalam keadaan tergantung dengan menggunakan selendang pada tangga (gerejag).

Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Agus Widarma Putra, ketika dikonfirmasi Jumat (20/6/2014) membenarkan adanya aksi bunuh diri yang dilakukan oleh pelajar SD tersebut. "Kejadiannya Kamis (kemarin), di gudang kayu bakar dengan motif sementara karena permasalahan uang Rp 5.000," papar Agus Widarma.

Dari hasil pemeriksaan medis juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada bagian tubuh sehingga diduga kuat korban bunuh diri lantaran uangnya sebanyak Rp 5.000 sempat ditanya oleh orang tuanya.
-
Lokalzone - Nasib nahas dialami oleh Wayan Budiarta (51) yang beralamat di Jalan Gempol, Kelurahan Banyuning, lantaran harus mendekam di penjara sang istri yang ditinggal justru memutuskan untuk menikah lagi tanpa sepengetahuannya.

Budiarta awalnya mengetahui pernikahan istri ke-3 nya itu pada tanggal 21 Maret 2008 lalu ketika dirinya masih menjalani hukuman penjara di LP Singaraja dari informasi seseorang yang berada di luar penjara.

Setelah keluar dari LP pada tanggal 13 Juni 2011, Budiarta langsung menelusuri keberadaan istrinya, Kadek Sumerini (36) yang ternyata benar telah melangsungkan pernikahan dengan Gede Budiada (40) tanpa ijin darinya dan saat ini tinggal di Desa Baktiseraga.

Sebelumnya jalan kekeluargaan sempat ditempuh Budiarta melalui mediasi aparat desa setempat tetapi hingga kini tidak pernah ada kesepakatan sehingga akhirnya kejadian tersebut dilaporkan ke SPK Polres Bueleng pada hari Senin (16/6/2014) kemarin.

"Sesuai dengan laporan korban, istrinya menikah kembali tanpa ijin darinya ketika menjalani hukuman penjara. Kejadiannya pada tanggal 21 Maret 2008 lalu," papar Agus Widarma Putra selaku Kasubbag Humas Polres Buleleng membenarkan kejadian tersebut, Selasa (17/6/2014).
-
Lokalzone - Dua orang yang sedang melakukan pekerjaan tambang diamankan unit Buser Polres Buleleng lantaran diduga melakukan pekerjaannya secara ilegal alias tanpa ijin usaha pertambangan. 

Keduannya yakni Nasirin (45) yang beralamat di Banjara Dinas Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana dan Made Suwa Hanggara (26) yang beralamat di Dinas Anyar Tengah, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, tertangkap tangan sedang melakukan kegiatan penambangan batu , tanah dan pasir di Desa Umeanyar, Kecamatan Seririt  tanpa dilengkapi dokumen perijinan IUP (Ijin Usaha Pertambangan ) dan IPR (Ijin Pertambangan Rakyat) dari pejabat yang berwenang.

Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Agus Widarma Putra, Selasa (17/6/2014) membenarkan adanya dua penambang yang diamankan di Mapolres Buleleng. "Keduannya kita amankan karena tidak membawa kelengkapan berupa ijin usaha pertambangan, dan saat ini masih dimintai keterangan," papar Agus Widarma.

Dalam melaksanakan kegiatan menambang keduanya hanya membawa fotocopy surat rekomendasi dari Bupati Buleleng dengan no:582/40/ekbang dan no:582/27/ekbang.

Lantaran tidak bisa menunjukkan dokumen pendukung usaha kini keduannya terpaksa diamankan di Mapolres Buleleng dengan barang bukti berupa empat unit escavator, tiga buah buku pencatatan penjualan hasil tambang, dan dua puluh tujuh lembar nota penjualan barang berlogo HM (Hangsa Mas).
- -
Lokalzone - Pakar ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetyantono, menilai debat capres-cawapres pada malam ini yang bertemakan "Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat" memberikan pandangan baru.

“Jokowi di luar dugaan saya. Menjawab pertanyaan dengan baik dan relevan,” kata Tony kepada Kompas.com, Minggu (16/5/2014). Misalnya, lanjut Tony, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan ingin mengejar pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen.

Menurut Tony, cita-cita Jokowi ini relevan dan kontekstual. Siapa pun presidennya, imbuhnya, memang harus mengejar pertumbuhan ekonomi 7 persen.

“Jokowi karena punya pengalaman praktis sebagai kepala daerah tampak lebih membumi atau lebih implementatif. Dia selalu mengingatkan bahwa presiden memiliki kekuatan regulasi yang harus dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Tony.

Namun, lain halnya dengan Prabowo Subianto. Penampilan calon presiden nomor urut 1 itu agak kurang, utamanya soal pernyataan Prabowo yang mengutip Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad perihal kebocoran anggaran negara.

“Saya menyayangkan Prabowo yang mempercayai Abraham Samad bahwa ada kebocoran Rp 7.200 triliun dalam perekonomian kita. Angka ini menggelikan karena terlalu besar. PDB kita setahun Rp 9.400 triliun. Bagaimana mungkin kebocoran Rp 7.200 triliun?” kata Tony menyesalkan. (kompas)
-
Lokalzone - Lantaran mencabuli anak tirinya yang masih bau kencur, Made Widiarsana, alias Jamil alias Niko (48) yang beralamat di Banjar Dinas Dauh Munduk, Desa Bungkulan, kini harus berurusan dengan aparat hukum. Pasalnya sang istri yang memerogikinya berbuat mesum dengan anak kandungnya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polisi. 

Berdasarkan informasi yang di himpun diketahui aksi Jamil mencabuli anak tirinya PM (12) yang masih duduk di Sekolah Dasar sejak bulan Januari 2014 lalu dan akhirnya terbongkar ketika kepergok istrinya akhir pekan lalu. Jamil diketahui dengan mudah menlanjarkan aksinya lantaran sehari-hari selalu tidur bertiga dengan istri dan anak tirinya.

"Tersangka dengan korban masih satu rumah, selalu tidur bertiga, setiap ada kesempatan selalu berusaha berbuat cabul," ungkap Kasat Reskrim Ketut Adnyana TJ di Mapolres Buleleng, Senin (16/6/2014).

Polisi menduga selama ini korban ketakutan untuk melaporkan aksi bejat pelaku yang juga merupakan ayah tirinya yang baru menikah dengan ibunya sejak bulan Desember 2014.

Sedangkan Jamil sendiri menolak dikatakan memaksa anaknya, "Saya tidak memaksa pak, kami sama-sama senang. Dia juga tidak pernah nolak," kata Jamil.

Walau sudah mencabuli korban sejak bulan Januari lalu, Jamil mengaku tidak pernah sekalipun melakukan hubungan badan dengan korban. "Tidak pernah sampai masuk pak, karena punya saya loyo," ungkap Jamil kepada sejumlah wartawan.

Akibat perbuatannya kini Jamil dijerat dengan pasal berlapis yakni pasal 82 UU No. 23 tahun 2002 dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun dan pasal 290 ayat (2) KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama 7 tahun.
- -
Lokalzone - Kabar baik bagi masyarakat Buleleng khususnya bagi para pasien yang memiliki keluhan batu ginjal, kini tidak perlu lagi jauh maupun khawatir dalam berobat, karena saat ini RSUD Kabupaten Buleleng telah memiliki pelayanan pertama teraphy batu ginjal dengan mesin Extracorporeal Shock Wave Lithotrypsi ( ESWL). Pengoperasian alat yang diklaim tercanggih di Bali ini pun disaksikan langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana didampingi Wabup Nyoman Sutjidra di ruang operasi RSUD Buleleng, Sabtu (14/6/2014).

Nantinya, penggunaan teraphy ESWL ini diproyeksikan untuk tindakan medis bagi penderita batu ginjal dengan media sinar laser, dimana kepada para pasien tidak lagi dilakukan tindakan dengan operasi bedah, bahkan dengan sinar laser diprediksi dapat meminimalisir tindakan medis yang sebelumnya diambil 3-5 kali tindakan medis cukup hanya sekali, " Prinsip tindakannya sesuai dengan ukuran batu ginjal pasien, tapi dengan alat ini rata-rata sekali tindakan pun batu bisa pecah" ujar Dirut RSUD dr. Gede Wiartana memaparkan.

Untuk itu pihaknya mengaku saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan promosi kepada para pasien yang memiliki potensi keluhan pada batu ginjal untuk tidak ragu lagi memeriksakan ke RSUD, pasalnya kepada pemegang kartu JKBM dan JKN akan diberikan pelayanan gratis, " Khusus JKBM sesui juklak nya hanya disubsidi selama 2 kali, namun JKN bisa selamanya," imbuhnya

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana ketika ditemui selepas melihat langsung proses teraphy kepada pasien mengaku awalnya memiliki keraguan dalam pengoperasian alat, pasalnya di Buleleng sendiri belum memiliki dokter spesialis yang memiliki keahlian khusus di bidang urologi, namun permasalahan tersebut kemudian bisa diatasi dengan menggandeng dokter spesialis urologi RSU Sanglah yang dijadwalkan memberikan pelayanan pada hari sabtu setiap minggunya" Sudah ada empat dokter spesialis urologi yang siap membantu di Buleleng, itu pun melalui ijin resmi dari RSU Sanglah, jadi kita jamin bisa memberikan pelayanan maksimal di Buleleng," ujar Agus meyakinkan. Selain mengandalkan tenaga dokter spesialis dari RSU Sanglah Bupati juga telah meminta Dirut RSUD Gede Wiartana untuk mengirim beberapa dokter dan tenaga medis untuk belajar di RSU Sanglah sehingga perlahan kebutuhan tenaga dapat teratasi.

Untuk diketahui, selain ESWL pada tahun 2014 ini RSUD Buleleng telah memiliki peralatan kesehatan canggih seperti CT-Scan, endoscopy dan Dental Paranomic x-ray dengan standar internasional, harapannya mampu menunjang kualitas pelayanan kesehatan mengingat saat ini RSUD Buleleng telah dijadikan rumah sakit rujukan regional bagi Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Jembrana, " Secara perlahan semua kita perbaiki, alat kita tambah dan SDM kita tingkatkan harapannya melalui pelayanan kesehatan paripurna ini, para pasien tidak lagi jauh berobat" janji Bupati Putu Agu. (hb)
-
Lokalzone - Satuan Narkoba Polres Buleleng kembali mengamankan pengguna narkoba "Jungkie", dua orang yang diamankan tersebut bahkan diduga merupakan jaringan pengedar di daerah barat pasalnya barang bukti yang didapatkan polisi mencapai 24 paket narkotika jenis sabu-sabu.

Berdasarkan keterangan Kasubbag Humas AKP Agus Widarma Putra di Mapolres Buleleng, Senin (16/6/2014) menyebutkan pengungkapan ini berawal dari hasil lidik anggota Polsek Seririt akan kasus penggelapan mobil dimana justru mendapatkan 1 paket sabu-sabu.

Dari pengembangan informasi yang didapatkan tersebut polisi berhasil mengamankan Putu Gede Merta Yasa alias Blonet (24) yang beralamat di Desa Bubunan, Kecamatan Seririt, Polisi berhasil mengamankan 8 paket sabu-sabu seberat 0,4 gram.

Sedangkan dari tangan Ida Bagus Kade Lokadi alias Gus Bebel (37), warga Dusun Munduk, Desa Banjar, Kecamatan Banjar, dengan barang bukti berupa 8 paket plastik kecil berisi sabu-sabu seberat 0,56 gram dan 7 paket 0,14 gram.

"Awalnya PGM diamankan anggota Polsek Seririt karena membawa 1 paket sabu, setelah kami melakukan penggeledahan dapat 8 paket lagi di rumahnya. Dikembangkan lagi ke pelaku IBL kami menyita 15 paket sabu dengan berat berbeda," ungkap Kasat Narkoba AKP Agus Dwi Wirawan ketika merelease kasus tersebut di ruang Rupatama Polres Buleleng.

Jaringan kedua orang ini tergolong licin dengan menggunakan sistem tempel sehingga menyulitkan langkah Polisi untuk mengungkap lebih dalam terlebih lagi dalam pengungkapan kasus narkoba keberadaan dan kepemilikan barang bukti sangat penting. Namun demikian Agus Dwi mengungkapkan pihaknya sudah berkerjasama dengan Cybercrime Polda Bali untuk mencari petunjuk dan alat bukti lainnya.

Ketika ditanyakan, Gus Bebel mengungkapkan tugasnya hanya sebagai penempel barang ketika ada pesanan dan baru bekerja selama 3 bulan ini. "Kita cuma menempel pak, harga per paket Rp250.000, keuntungan cuma dikasi minta barang sedikit untuk dipakai sendiri," kata Gus Bebel.

Akibat kedapatan membawa narkoba jenis sabu-sabu ini kini keduannya dijerat dengan pasal 112 ayat (2) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
- -
Lokalzone - Rakyat Bali dalam perhelatan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden harus menentukan sikap untuk masa depan Bali sehingga Rakyat Bali diharapkan tidak golput serta memilih calonnya secara rasional. Hal itu ditegaskan Gubernur Bali Made Mangku Pastika selaku Ketua Steearing Committee Tim Pemenangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, minggu (15/6/2014) siang di Banyuasri saat digelarnya Konsolidasi Koalisi Merah Putih Kabupaten Buleleng. 

Konsolidasi Koalisi Merah Putih yang pertama kali digelar secara besar-besaran itu dihadiri Ratusan pendukung Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Buleleng, nampaknya juga sejumlah pentolan Tim Kampanye Koalisi Merah Putih dari Propinsi Bali dan Kabupaten Buleleng, Nyoman Gede Suweta, Nyoman Rai Yusha, Nyoman Sugawa Korry, Ketut Susila Umbara dan Luh Gede Heryyani serta sejumlah Pimpinan Partai Politik pendukung bersama Anggota DPRD Buleleng terpilih dalam Pemilu Legeslatif lalu.

“Rakyat Bali harus memilih dan tidak Golput dengan mengunakan Hak Suaranya untuk masa depan Bali, bahkan Mangku Pastika mengaku hanya mengenal tiga calon secara dekat. “Inikan pilihan cuma dua dan rakyat harus memilih jadi tidak boleh tidak memilih, bentuk partisipasi kita dalam rangka memajukan, mempertahankan bangsa dan Negara kita jadi jangan kita golput, saya mohon dengan sangat rakyat tidak boleh golput, apapun pilihannya, kita berada pada Negara yang sangat demokratis saat ini ya, saya tidak menyuruh memilih A atau B saya hanya menceritakan yang saya tahu,” ungkap Ketua Steearing Committee Tim Pemenangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa Propinsi Bali, Made Mangku Pastika.

Dalam menyalurkan aspirasi untuk menentukan pilihannya sebagai Presiden dan Wakil Presiden agar dilandasi dengan pemikiran secara rasional dengan mampu mempertimbangkan manfaat yang akan diperoleh untuk kepentingan secara bersama terutama untuk membangun Bali ke masa depan.

Sebelumnya, dalam Konsolidasi Koalisi Merah Putih juga dilakukan dialog secara terbuka, Made Mangku Pastika yang satu angkatan dengan Capres Prabowo Subianto saat di AKABRI menepis keterlibatan Prabowo dalam sejumlah pelanggaran HAM termasuk menyikapi secara bijaksana keluhan masyarakat yang menyebutkan adanya pengarahan untuk memilih pasangan lain. (bru)
- -
Lokalzone - Harapan besar dimiliki SMP N 1 Singaraja untuk menjadi juara dalam lomba Sekolah Sehat tingkat Nasional, pasalnya dalam penilaian Tim Pusat dari Kemendikbud yang dipimpin Agus Heryawan, SMP 1 Singaraja dinilai memiliki kans besar meraih juara, hal ini didukung dengan keadaan sekolah serta memiliki pendidikan karakter yang ternaman di benak para siswa terhadap pelestarian lingkungan, “Beberapa point penting sudah terpenuhi, bukan sekedar kebersihan sekolah-nya saja tapi perilaku siswa untuk hidup bersih dan sehat menjadi target utama kita, pasalnya kalau sekedar bersih semua sekolah bisa” ujar Agus ketika dikonfirmasi di sela penilaian lomba, Rabu, (11/6/2014).

Dalam lomba kategori Tingkat Nasional, SMP 1 Singaraja yang mewakili Provinsi Bali akan bersaing dengan 22 Provinsi, dimana dalam penilaiannya akan dibedakan menjadi dua kategori yakni Kategori Best Performance dinilai dari kinerja sekolah yang letaknya di kawasan perkotaan serta Kategori Best Achivment penilaian sekolah-sekolah yang diluar kota namun memiliki kemuan yang kuat untuk berinovasi, “Semangat yang ditunjukan SMP 1 Singaraja sudah cukup bagus, kita akan nilai secara obyektif mudah-mudahan bisa meraih predikat terbaik” imbuhnya.

Harapan khusus pun disampaikan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, bagi orang nomer satu di Buleleng ini semangat yang ditunjukan para siswa harus diapresiasi positif, terlebih dengan keberhasilan mewakili Bali dalam lomba tingkat Nasional dapat memberikan semangat untuk ditiru oleh sekolah lainnya di Buleleng,” Pendidikan karakter dan budaya hidup bersih dan sehat memang harus dimulai sejak dini, harapannya lomba ini tidak hanya sekedar meraih juara, namun memberikan semangat sekolah lain agar kesetaraan di dunia pendidikan di Buleleng bisa terwujud” paparnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala sekolah SMP 1 Singaraja I Ketut Bawa, ditemui terpisah pihaknya menyatakan tidak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh SMP 1 Singaraja dalam mengikuti lomba, pasalnya dari tahun 2008 penatan lingkungan dan pengembangan sekolah sehat menjadi prioritas utama di salah satu sekolah tertua di Buleleng ini,“ Budaya hidup sehat sebenarnya sudah berlangsung sehari-hari, tidak hanya dalam penilaian lomba ini saja” ujarnya.

Ketika ditanya tentang target, ? Bawa menyatakan pihaknya tetap optimis bisa menjadi yang terbaik, namun yang terpenting menurutnya SMP 1 Singaraja dapat memberikan contoh ke “Target idealnya para siswa bisa berprilaku hidup bersih namun target pragmatisnya kita juara, karena melalui juara bisa memberikan stimulus kepada sekolah lainnya” ujarnya. (hb)
-
Lokalzone - Relawan capres Jokowi-JK yang menamakan dirinya Semeton Jokowi Buleleng pukul 09.30 wita pagi tadi, Rabu (11/6/2014) mulai menggalang dana dan menyebarkan sejumlah stiker kepada kendaraan yang melintas di seputaran traffic light Jalan Diponegoro - Dr. Sutomo Singaraja. 

Kegiatan tersebut diikuti oleh sedikitnya 15 orang relawan yang terdiri dari para anak muda dengan dikoordinir oleh Wayan Erwin yang juga mengatakan sejumlah relawan lainnya tidak bisa datang karena mengikuti perkuliahan. 

"Anggota kami berjumlah sekitar 200 orang, sebagian besar mahasiswa yang kuliah di universitas yang tersebar di Singaraja, karena mengikuti kuliah hari ini tidak semua ikut," papar Erwin ketika dikonfirmasi di sela-sela kegiatan.

Kegiatan yang berlangsung hanya 1,5 jam tersebut berhasil mengumpulkan sumbangan sebanyak Rp 1.466.250,- dan langsung dikirimkan ke rekening Joko Widodo-Jusuf Kalla melalui bank BCA di Jalan Dr. Sutomo.

Rencananya kegiatan ini akan dilanjutkan dengan menyambut kedatangan kirab obor Tim Kampanye Jokowi-JK yang diarak keseluruh Kabupaten di Bali, dan melakukan persembahyangan bersama di Pura Pulaki serta Pura Penegil Darma Kecamatan Kubutambahan pada pukul 18.00 wita sore nanti.

Tidak hanya itu kegiatan penggalangan dana untuk Jokowi-JK juga akan dilaksanakan kembali pada hari Sabtu (14/6/2014) nanti. "Rencannaya pada hari sabtu kami juga menggelar kegiatan yang sama di daerah Pantai Penimbangan," ungkap Erwin.
-
Lokalzone - Juru bicara pemenangan pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, Anies Baswedan, menanggapi hasil survei yang dikeluarkan oleh Cyrus Network pada 10 Juni 2014. Rektor Universitas Paramadina mengiyakan hasil yang menyatakan bahwa Jokowi-JK adalah pasangan yang dekat dengan rakyat.

“Pak Jokowi-JK dekat dengan rakyat, baik dan pengalaman,” tutur Anies.

Jokowi-JK, menurut Anies, memiliki kemampuan untuk berdiskusi langsung dengan rakyat. Ia juga menuturkan bahwa inilah salah satu alasan mengapa orang-orang mau mendukung pasangan nomer urut 2 ini.

“Gaya yang apa adanya adalah kelebihan mereka pada saat debat,” imbuh penggagas Gerakan Indonesia Mengajar ini. Anies juga menambahkan bahwa kekuatan semacam itulah yang mampu membawa perubahan.

Dalam survei tersebut, terdapat 1500 responden. Jokowi mendapatkan 20,8% sebagai capres-cawapres yang dekat dengan rakyat. (baswedan)
-
Lokalzone - Sebuah Perahu Layar Motor berwarna biru putih dan satu orang nahkodanya akhirnya diamankan Polisi Perairan Polres Buleleng setelah Perahu Motor dengan 14 orang penumpang yang berasal dari Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi masuk tanpa ijin ke Perairan Pulau Menjangan. Penanganan kasus itu, selasa (10/6/2014) siang selanjutnya dilimpahkan ke Sat Reskrim Polres Buleleng dan polisi secara resmi akhirnya menahan Sumak (37), Nahkoda Kapal dan juga menyita Perahu Layar Motor sebagai barang bukti. 
 
Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP. I Ketut Adnyana TJ dikonfirmasi melalui pesan singkat  membenarkan pelimpahan penanganan kasus dari Sat Pol Air Polres Buleleng, “Dimana pelaku sebagai nahkoda perahu motor dengan membawa penumpang tidak mengantongi surat ijin berlayar dari Syahbandar dan kasusnya sedang kita tangani,” ungkapnya singkat.

Berdasarkan sejumlah keterangan yang dikumpulkan di Mapolres Buleleng menyebutkan, dengan memunggut uang sebesar 400 ribu rupiah, Samak sebagai Nahkoda kapal hendak mengantarkan 14 penumpangnya untuk berwisata di Pulau Menjangan, namun saat memasuki perairan di Pulau Menjangan dihentikan Patroli Polisi Perairan dan pelaku tidak mengantongi ijin berlayar yang dikeluarkan oleh Syahbandar sehingga langsung diamankan ke Pos Polisi Perairan.

Dari penanganan kasus di Perairan Pulau Menjangan Desa Sumberklampok Kecamatan Gerokgak, selain menahan Samak sebagai tersangka polisi juga menyita barang bukti berupa sebuah Perahu Motor berwarna biru dan putih serta uang tunai sebesar 400 ribu rupiah. (bru)
Lokalzone - Dalam debat pertama di Jakarta Senin (9/6/2014), Capres Prabowo Subianto menegaskan demokrasi adalah alat untuk mencapai cita-cita yang diinginkan Indonesia, sementara menurut capres Joko Widodo, demokrasi adalah suara rakyat. 

Pernyataan-pernyataan yang disampikan pasangan capres-cawapres, Prabowo- Hatta dan Jokowi-JK tersebut disampaikan dalam debat pertama menjelang pilpres 9 Juli mendatang. Hingga pelaksankaan pilpres nanti, masih tersisa empat kali debat terbuka bertema sosial, politik, ekonomi dan pendidikan.

Disisi lain, cawapres Hatta Rajasa menegaskan, pasangan Prabowo Hatta tetap akan memberi kebebasan bagi partai koalisi untuk bersikap, sementara menurut cawapres Jusuf Kalla, pasangan Jokowi-JK bersyukur dengan koalisi ramping karena akan jauh dari tekanan partai-partai lain.

Debat pertama yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) berlangsung di Jakarta hari Senin (9/6), bertema demokrasi, pemerintahan yang bersih serta kepastian hukum.

Menurut capres Prabowo Subianto, yang dibutuhkan Indonesia saat ini  adalah demokrasi nyata yang mampu membawa kemakmuran bagi rakyat.

“Demokrasi bagi kami adalah alat, demokrasi adalah tangga menuju cita-cita kita yaitu Indonesia yang kuat dan sejahtera, kita ingin demokrasi yang produktif, bukan demokrasi yang destruktif, kita ingin demokrasi yang bisa membawa kemakmuran kepada rakyat Indonesia, untuk itu pemerintah yang bersih dari korupsi  adalah syarat mutlak untuk mencapai ini, kepastian hukum adalah jaminan bagi negara  untuk memberi rasa aman bagi seluruh warga negaranya,” papar Prabowo.

Sementara bagi capres Jokowi, demokrasi adalah  suara rakyat dan pemerintahan bersih dapat dijalakan melalui dua cara. 

“Demokrasi menurut kami adalah  mendengar suara rakyat  dan melaksanakannya, oleh  sebaba itu setiap hari kami datang ke kampung-kampung, ke pasar-pasar, ke bantaran sungai, ke petani, ke tempat pelelangan ikan karena kami ingin mendengar suara rakyat dengan cara dialog, pemerintahan yang bersih bisa dilakukan apabila ada dua hal, pembangunan sistem, pola rekrutmen yang benar,” ujar Jokowi.

Ketika disinggung mengenai koalisi, cawapres Hatta Rajasa menegaskan meski didukung banyak partai, pasangan Prabowo-Hatta akan tetap memberi kebebasan bagi partai-partai koalisi dalam bersikap jika menjabat dalam pemerintahan mendatang.

“Presiden dipilih langsung oleh rakyat oleh karena itu presiden memegang mandat rakyat, bertangugng jawab kepada rakyat  bukan kepada partai politik, oleh sebab itu jangan pernah permisif, jangan pernah dalam koalisi tunduk kepada apa yang dimaui oleh partai-partai politik yang ada dalam koalisi,” kata Hatta.

Sementara bagi cawapres, Jusuf Kalla, pasangan Jokowi-JK merasa nyaman meski didukung hanya beberapa partai karena justeru tidak akan mengalami tekanan dari partai lain jika menjabat dalam pemerintahan.

Kalla mengatakan, “Kami bersyukur ini partai tidak banyak, berarti apa yang diharapkan, disangkakan bahwa kami tertekan, tidak sama sekali, karena semua iklas, keiklasanlah yang akan membentengi semua akibat negatif.”

Menyikapi debat pertama capres dan capwapres menjelang pilpres 2014, pengamat politik dari The Habibie Center, Bawono Kumoro kepada VoA menilai, meski  kurang komunikatif, debat capres dan cawapres harus terus ditingkatkan. Menurutnya selain sebagai proses pencerdasan masyarakat, debat capres dan cawapres  dapat dijadikan tradisi positif

“Debat ini memang merupakan hal yang baru di Indonesia dibandingkan negara lain seperti Amerika sangat akrab dengan tradisi ini, memang masih perlu waktu bagimana debat ini nantinya itu menjadi pegangan bagi pemilih untuk menagih janji kepada pemimpin yang terpilih nanti anda pernah menjanjikan ini di dalam debat, harus benar-benar dijalankan, artinya pelu waktu yang cukup panjang menjadikan debat ini semacam tradisi,” ujar Bawono. (voa indo)
-
Lokalzone - Belum sepekan Satuan Narkoba Polres Buleleng mengamankan seorang pengguna narkoba di daerah barat, kini dua orang kembali diamankan Buser Narkoba dari daerah timur tepatnya Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan lantaran kedapatan mengkonsumsi Narkoba bersama-sama.

Ketut Sumitra (41) bersama bersama Ketut Kariasa (43) terpaksa diamankan aparat Kepolisian lantaran kedapatan sedang mengkonsumsi narkoba di tempat bermain billiard di Banjar Dinas Kajanan, Desa bengkala. "Bermula dari informasi masyarakat, kemudian kami melakukan penyelidikan dan benar ada yang mengkomsi Narkoba di tempat bermain billiard," papar Kasat Narkoba AKP Agus Dwi Wirawan, Senin (9/6/2014). 

Pengembangan sudah dilakukan hingga ke Denpasar sesuai dengan keterangan salah satu pelaku, namun demikian ketika di kroscek nama yang diberikan tidak bisa dihubungi dan alamatnya pun nihil hal ini tentu menyulitkan pengungkapan kasus yang digolongkan sebagai ekstra ordinary crime dimana kelengkapan bukti-bukti sangat penting.

Ketika ditanyakan kepada Sumitra prihal penangkapan tersebut mengaku sudah lama mengkonsumsi Narkoba dan hanya sebagai pengguna, tidak pernah menjual kepada orang lain. "Sudah lama pak, lupa. Belinya sebulan sekali ten setiap hari, kecuali hari raya kebetulan tyang pulang kampung. Biasanya beli 1 gram seharga Rp 2 juta," ungkap Sumitra yang mengaku mendapatkan uang dari hasil saye / penyelenggarakan tajen di Padang Sambeyan dengan santai.

Dari penangkapan kedua orang ini Polisi menyita 2 paket kristal bening yang diduga merupakan narkotika jenis sabu-sabu, "Barang bukti yang kami sita sabu-sabu dengan berat masing-masing 0,14 gram dan 0,32 gram beserta sejumlah barang yang digunakan untuk mengkonsumsinya seperti alat isap bong, korek, pipet kaca, pipet plastik jarum dan plastik plip," kata Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Agus Widarma Putra.

Agus Widarma mengungkapkan kini keduannya dijerat dengan pasal 112 ayat (2) dan atau pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal 12 tahun penjara.
- -
Lokalzone - Sempat masuk DPO hampir sebulan lamanya akhirnya Wayan Juliasa (36) yang berasal dari Desa Penglatan menyerahkan diri ke Mapolres Buleleng lataran kesandung kasus Penggelapan sebuah mobil rental.

Berdasarkan release dari Kasat Reskrim AKP Ketut Adnyana TJ didampingi Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Agus Widarma Putra di Mapolres Buleleng, Senin (9/6/2014). Juli diketahui menyewa mobil Toyota Avansa Velos DK 1500 VI kepada Dewa Kadek Budi Arta (34) pada tanggal 2 Mei 2014 lalu  seharga Rp 200.000 untuk dibawa Kedenpasar.

"Pelaku menyewa mobil dari korban pada tanggal 2 Mei, setelah selesai tidak mengembalikan mobil. Sempat dihubungi oleh korban tetapi justru menghilang sekitar 1 bulan lamanya," papar Ketut Adnyana TJ. 

Berselang beberapa hari korban menerima telpon dari seseorang yang tidak diketahui identitasnya bahwa mobilnya ada di Jawa dan meminta tebusan sebesar Rp 55 juta apabila menginginkan mobil miliknya kembali dengan utuh.

Sedangkan menurut pengakuan dari Juli, mobil tersebut memang benar disewa olehnya untuk dibawa ke Denpasar tetapi tidak pernah menggadaikan kepada orang lain. Bahkan dirinya merasa tertipu dengan seseorang yang diketahuinya bernama Gembrong, yang merupakan teman bermain tajen di Denpasar. Pasalnya sebelumnya Juli mengaku mobilnya dipinjam oleh Gembrong dan datang-datang tidak membawa mobil tetapi justru membawa uang banyak sekitar Rp 25 juta yang akhirnya habis di arena tajen.

Namun demikian Juli sendiri tidak mengetahu nama asli Gembrong atau dimana alamat tinggalnya sehingga sulit mengklarifikasi kebenaran dari pengakuannya tersebut.

Akibat perbuatannya kini Juli mendekam di Rutan Polres Buleleng dan dijerat dengan pasal 372 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara.

Dipihak lain, dalam kesempatan tersebut Kasubbag Humas Polres Buleleng menghimbau kepada pengusaha Rentdcar untuk berhati-hati dalam menjalankan usahanya agar tidak menjadi korban penggelapan. "Mengingat kasus seperti ini sering terjadi dengan kerugian materi yang tidak sedikit, kami menghimbau untuk berhati-hati dalam menjalankan usaha. salah satu caranya supaya dalam pemilihan konsumen lebih mengedepankan faktor legalitas dan jelas," kata Agus Widarma
- -
Lokalzone - "Republik ini tidak dirancang untuk melindungi minoritas. Tidak juga untuk melindungi mayoritas. Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara, melindungi setiap anak bangsa!"

Tak penting jumlahnya, tak penting siapanya. Setiap orang wajib dilindungi. Janji pertama Republik ini: melindungi segenap bangsa Indonesia. Saat ada warga negara yang harus mengungsi di negeri sendiri, bukan karena dihantam bencana alam tetapi karena diancam saudara sebangsa, Republik ini telah ingkar janji. Akhir-akhir ini nyawa melayang, darah terbuang percuma ditebas saudara sebahasa di negeri kelahirannya. Kekerasan terjadi dan berulang. Lalu berseliweran kata minoritas, mayoritas di mana-mana.

Bangsa ini harus tegas: berhenti bicara minoritas dan mayoritas dalam urusan kekerasan. Kekerasan ini terjadi bukan soal mayoritas lawan minoritas. Ini soal sekelompok warga negara menyerang warga negara lainnya. Kelompok demi kelompok warga negara secara kolektif menganiaya sesama anak bangsa. Mereka merobek tenun kebangsaan!

Tenun kebangsaan itu dirobek, diiringi berbagai macam pekikan seakan boleh dan benar. Kesemuanya terjadi secara amat eksplisit, terbuka dan brutal. Apa sikap negara dan bangsa ini? Diam? Membiarkan? Tidak! Republik ini tak pantas loyo-lunglai menghadapi warga negara yang pilih pakai pisau, pentungan, parang, bahkan pistol untuk ekspresikan perasaan, keyakinan, dan pikirannya. Mereka tidak sekadar melanggar hukum, tetapi merontokkan ikatan kebangsaan yang dibangun amat lama dan amat serius ini.

Mereka bukan cuma kriminal, mereka perobek tenun kebangsaan. Tenun kebangsaan itu dirajut dengan amat berat dan penuh keberanian. Para pendiri republik sadar bahwa bangsa di Nusantara ini amat bineka. Kebinekaan bukan barang baru. Sejak negara ini belum lahir semua sudah paham. Kebinekaan di Nusantara adalah fakta, bukan masalah! Tenun kebangsaan ini dirajut dari kebinekaan suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik. Setiap benang membawa warna sendiri. Persimpulannya yang erat menghasilkan kekuatan. Perajutan tenun ini pun belum selesai. Ada proses terus-menerus. Ada dialog dan tawar-menawar antar-unsur yang berjalan amat dinamis di tiap era. Setiap keseimbangan di suatu era bisa berubah pada masa berikutnya.

Warga Negara, Penganut Agama

Dalam beberapa kekerasan belakangan ini, salah satu sumber masalah adalah kegagalan membedakan ”warga negara” dan ”penganut sebuah agama”. Perbedaan aliran atau keyakinan tak dimulai bulan lalu. Usia perbedaannya sudah ratusan, bahkan ribuan tahun dan ada di seluruh dunia. Perbedaan ini masih berlangsung terus dan belum ada tanda akan selesai minggu depan. Jadi, di satu sisi, negara tak perlu berpretensi akan menyelesaikan perbedaan alirannya. Di sisi lain, aliran atau keyakinan bisa saja berbeda tetapi semua warga negara republik sama. Konsekuensinya, seluruh tindakan mereka dibatasi aturan dan hukum republik yang sama. Di sini negara bisa berperan.

Negara memang tak bisa mengatur perasaan, pikiran, ataupun keyakinan warganya. Namun, negara sangat bisa mengatur cara mengekspresikannya. Jadi, dialog antar-pemikiran, aliran atau keyakinan setajam apa pun boleh, begitu berubah jadi kekerasan, maka pelakunya berhadapan dengan negara dan hukumnya. Negara jangan mencampuradukkan friksi/konflik antarpenganut aliran/keyakinan dengan friksi/konflik antarwarga senegara. Dalam menegakkan hukum, negara harus melihat semua pihak semata sebagai warga negara dan hanya berpihak pada aturan. Aparat keamanan harus hadir melindungi ”warga-negara” bukan melindungi ”pengikut” keyakinan/ajaran tertentu. Begitu pula jika ada kekerasan, aparat hadir untuk menangkap ”warga-negara” pelaku kekerasan, bukan menangkap ”pengikut” keyakinan yang melakukan kekerasan.

Menjaga tenun kebangsaan dengan membangun semangat saling menghormati serta toleransi itu baik dan perlu. Di sini pendidikan berperan penting. Namun, itu semua tak cukup dan takkan pernah cukup. Menjaga tenun kebangsaan itu juga dengan menjerakan setiap perobeknya. Bangsa dan negara ini boleh pilih: menyerah atau ”bertarung” menghadapi para perobek itu. Jangan bangsa ini dan pengurus negaranya mempermalukan diri sendiri di hadapan penulis sejarah bahwa bangsa ini gagah memesona saat mendirikan negara bineka tetapi lunglai saat mempertahankan negara bineka.

Membiarkan kekerasan adalah pesan paling eksplisit dari negara bahwa kekerasan itu boleh, wajar, dipahami, dan dilupakan. Ingat, kekerasan itu menular. Dan, pembiaran adalah resep paling mujarab agar kekerasan ditiru dan meluas. Pembiaran juga berbahaya karena tiap robekan di tenun kebangsaan efeknya amat lama. Menyulam kembali tenun yang robek hampir pasti tak bisa memulihkannya. Tenun yang robek selalu ada bekas, selalu ada cacat. Ada seribu satu pelanggaran hukum di Republik ini, tetapi gejala merebaknya kekerasan dan perobekan tenun kebangsaan itu harus jadi prioritas utama untuk dibereskan. Untuk menyejahterakan bangsa semua orang boleh ”turun-tangan”, tetapi menegakkan hukum hanya aparat yang boleh ”turun-tangan”.

Penegak hukum dibekali senjata tujuannya bukan untuk tampil gagah saat upacara, melainkan untuk melindungi warga negara saat menegakkan hukum. Negara harus berani dan menang ”bertarung” melawan para perobek. Saat tenun kebangsaan terancam itulah negara harus membuktikan di Republik ini ada kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat tetapi tak ada kebebasan melakukan kekerasan. Aturan hukumnya ada, aparat penegaknya komplet. Jadi, begitu ada warga negara yang pilih melanggar dan meremehkan aturan hukum untuk merobek tenun kebangsaan, sikap negara hanya satu: ganjar mereka dengan hukuman yang amat menjerakan. Bukan cuma tokoh-tokohnya yang dihukum.

Setiap gelintir orang yang terlibat dihukum tanpa pandang agama, etnis, atau partai. Itu sebagai pesan pada semua: jangan pernah coba-coba merobek tenun kebangsaan! Ketegasan dalam menjerakan perobek tenun kebangsaan membuat setiap orang sadar, memilih kekerasan sama dengan memilih diganjar dengan hukuman menjerakan. Ada kepastian konsekuensi. Ingat, Republik ini didirikan oleh para pemberani: berani dirikan negara yang bineka. Kini pengurus negara diuji. Punyakah keberanian untuk menjaga dan merawat kebinekaan itu secara tanpa syarat. Biarkan kita semua—dan kelak anak cucu kita—bangga bahwa Republik ini tetap dirawat oleh para pemberani. (Anies Baswedan)
-
Lokalzone - Penyegaran struktur birokrasi kembali dilakukan PemkabBuleleng memasuki pertengahan tahun 2014, tercatat setidaknya sebanyak 129 Pejabat eselon II,III dan IV mengalami promosi pengangkatan ataupun pergesaran jabatan yang dilakukan di Lobby Atitiwism Kantor Bupati Buleleng, Jumat (6/6/2014).

Mutasi kali ini tampaknya lebih banyak kepada perputaran posisi, seperti halnya perpindahan posisi antara Kepala Kesbangpolinmas Gede Gunawan AP yang bertukar posisi dengan Kadis Perhubungan Made Arya Sukerta, pun demikian pada Jabatan lain, Budi Suryawan yang sebelumnya menduduki jabatan kepala Dinas PU kini kembali menduduki jabatan tersebut mengganti Ketut Yasa yang bertugas di tempat baru sebagai kepala BPBD, sedangkan Putu Dana kepala BPBD sevelumnya mengisi jabatan sebagai staf ahli bidang ekonomi dan keuangan yang sebelumnya dijabat oleh Ketut Astasemadi.

Bupati Buleleng selepas kegiatan menyatakan mutasi yang dilaksanakan menjelang disusunya anggaran perubahan T.A 2014 ini murni berdasarkan pertimbangan karir dan kepangkatan pejabat, pejabat yang dilantik pun merupakan usulan yang diajukan oleh pimpinan SKPD untuk memperlancar tugas dan fungsi pelayanan pemerintahan, “Mutasi ini berjalan sesuai mekanisme yang baik karena usulannya langsung dari bawah, tanpa ada unsur subyektifitas dalam penilaiannya” tegasnya.

Secara khusus Bupati pencentus slogan Buleleng Smile ini pun mengimbau kepada para pejabat baru untuk lebih teliti dalam bekerja serta memepelajari undang-undang Aparatur Sipil Negara (ASN), hal ini penting mengingat perubahan yang terjadi dalam sistem birokrasi yang dulunya masih bernama Pegawai Negeri Sipil (PNS) kini berubah menjadi ASN, “tolong kepada pejabat baru lebih banyak belajar tentang mekanisme aturan perundang-undangan, sehingga kebijakan yang diambil pemerintah sesuai dengan aturan yang ada,” imbuh Bupati PAS.

Ketika ditanya apakah aka kembali ada mutasi susulan ? Bupati pun berjanji setelah terbentuk struktur kelembagaan baru yang sudah disahkan oleh Menteri dalam Negeri (Mendagri) akan kembali mengadakan mutasi untuk mengisi jabatan baru yang tersebut, “Mutasi kali ini sudah sesuai dengan kebutuhan Pemerintah Daerah , kedepannya kembali akan diadakan mutasi agar komposisi jabatan bisa final sehingga tidak ada mutasi susulan di tengah jalan” pungkasnya.
Lokalzone - Polsek Gerokgak yang baru-baru ini sudah rata dengan tanah dibangun kembali mulai hari ini, Jumat (6/6/2014) yang diawali dengan peletakan batu pertama oleh Wakapolres Buleleng Kompol Bima Aria Viyasa yan diikuti oleh seluruh pejabat utama Polres Buleleng, para Kaposek jajaran dan Muspika Kecamatan Gerokgak. 

Rencananya kontruksi bangunan senilai Rp 2.459.969.0000 akan dikerjakan oleh CV Ragas Mandiri dari Kediri, Kabupaten Tabanan sedang bagian pengawasannya dilakukan oleh CV Astiti dari Kabupaten Karangasem dengan proyek senilai Rp 68.900.000, sesuai dengan hasil lelang yang sebelumnya telah dilaksanakan. 

Wakapolres Buleleng Bima Aria Viyasa dalam kesempatan tersebut mengingatkan kepada bagian pengawasan untuk mengikuti proses pembangunan sehingga semuanya sesuai dengan spektek. "Saya minta bagian pengawasan internal untuk betul-betul mengawasi pelaksanaan pembangunan sehingga tidak keluar dari spektek, sesuai dengan kontrak yang ada," tegas Bima.

Sementara dalam proses pembangunan pelayanan polsek dipindahkan ke Sanggalangit dengan meminjam tempat kepada masyarakat umum. Sedangkan pengadaan fasilitas umum (fasum) senilai Rp 384.718.000 dan Meubelir seharga Rp 256.473.000 segera akan memasuki tahap pelelangan.
Lokalzone - Memasuki masa kampanye Pilpres 2014 Polres Buleleng sepertinya sudah mulai mempersiapkan diri untuk melakukan pengamanan,  dimulai dari pemetaan daerah rawan, pemplotingan personil di lapangan hingga latihan panggilan luar biasa (alarm stelling). 

Meski hingga kini situasi kamtibmas di Buleleng masih kondusif Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Agus Widarma Putra, Jumat (6/6/2014) di Mapolres Buleleng mengungkapkan pihaknya tetap waspada, bahkan saat ini sejumlah Operasi sedang digelar Mapolres Buleleng. 

"Situasi umum sampai saat masih kondusif tetapi kami tetap siaga sejumlah operasi seperti, simpatik, jaran, dan duktang tetap kami laksanakan sebagai langkah antisipasi sekaligus mendukung operasi mantap brata (pengamanan Pilpres)," papar Agus Widarma. 

Sebagai upaya tambahan pengecekan kesiapsiagaan seluruh personilnya, Polres Buleleng melakukan simulasi pengamanan Mako dengan melakukan panggilan luar biasa (alarm stelling) kepada seluruh personilnya.

"Alarm stelling kemarin merupakan latihan untuk mengecek kesiapsiagaan personel beserta perlengkapannya untuk mengantisipasi apabila Mako dalam keadaan bahaya. Setelah alarm dibunyikan seluruh personil sudah harus berada di tempat yang ditentukan," ungkap Agus Widarma.

Dalam skenario pengamanan Mako tersebut seluruh personil diharuskan untuk menempati posnya masing-masing di seluruh sudut Polres Buleleng yang dianggap rawan dibobol dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Meski sudah melakukan bersiap sejak jauh-jauh hari, Agus Widarma tetap berharap seluruh masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi sekecil apapun yang nantinya dapat berimbas pada situasi kamtibmas di Buleleng.
Lokalzone - Baru sepekan Polres Buleleng mengungkap belasan sepeda motor hasil curanmor, kini kasus yang sama kembali terjadi di Buleleng. Pelaku tergolong nekat pasalnya sepeda motor yang  dirampas saat kejadian sedang diparkir di garase rumah. 

Kejadian tersebut bermula ketika korban, Wayan Wara (41) yang beralamat di Desa Alasangker memarkir sepeda motornya di bagase rumah sekitar pukul 24.00 wita dan ditinggal beristirahat. Namun dipagi harinya sepeda motor Honda Beat DK 8088 VK miliknya ternyata sudah tidak ada di tempat semula.

Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Agus Widarma Putra, ketika dikonfirmasi Rabu, (4/6/2014) di Mapolres Buleleng membenarkan adanya kejadian tersebut dan mengungkapkan pihak Kepolisian masih berusaha mengejar pelakunya.

"Kejadiannya pada hari Senin (2/6/2014) dimana pelaku mengambil sebuah sepeda motor di garase rumah, waktu kejadian kunci sepeda motor masih dalam keadaan nyantol," papar Agus Widarma seraya mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada akan aksi curanmor salah satunya dengan menyimpan kunci ditempat yang aman.

Atas kejadian tersebut korban diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp 14.200.000 dan dari hasil penyelidikan sepertinya aparat Kepolisian sudah mengantongi sebuah nama yang diduga kuat merupakan pelaku pencurian tersebut.
-
Lokalzone - Pajak Hotel Restoran (PHR) di Kabupaten Buleleng berhasil melampaui target. Hingga memasuki triwulan kedua di tahun 2014, PHR sudah mencapai angka 8,6 Miliar atau 42 persen dari target PHR tahun 2014 sebesar 19,4 Miliar. Pajak hotel penyumbang terbesar dengan 5,8 miliar. Sementara pajak restoran tembus diangka 2,8 miliar. 

Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng IB Puja Erawan, SH selasa 3/6 diruang kerjanya, mengatakan capain ini sudah melampaui target triwulan kedua yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Bupati (Perbup) tentang Penetapan Target PHR. Dalam Perbub dijelaskan untuk triwulan kedua capaian dipatok 40 persen. 

"Kita masih punya beberapa minggu lagi untuk menuntaskan realisasi triwulan kedua. Tapi kita sudah mampu melebihi target yaitu 42 persen" Ucapnya. Menurut Puja Erawan, capaian melebihi dari target adalah sebuah indikatornya positif dari berbagai upaya yang telah dicanangkan Pemkab Buleleng. 

Puja Erawan mengakui jika aspek evaluasi dan monitor yang dibarengi dengan penertiban dan adanya coffee morning setiap pekan oleh Bupati Buleleng sangat membantu menggenjot pendapatan dari sektor pajak. Karena menurutnya, para SKPD di tim PAD selalu siap dengan laporan progress sehingga bisa langsung di evaluasi. 

Puja mengakui jika masih memiliki kekurangan yaitu sumber daya aparatur yang masih perlu terus ditingkatkan. "Orang pajak diperlukan yang inovatif dan kreatif. Kita berupaya untuk itu" tegasnya. 

Terkait maraknya villa bodong yang mencapai puluhan, Puja Erawan akan segera "melegalkan" status vila tersebut. "Kita nanti undang mereka para pemilik dan duduk bersama dari lintas SKPD terkait untuk dicarikan jalan keluar. Kita punya bukti-bukti mereka beroperasi namun tidak memiliki ijin villa. Karena sektor ini salah satu lumbung besar pendapatan daerah " jelasnya.
-
Lokalzone - Tega sekali pria ini, tidak hanya menikah dengan perempuan lain tanpa ijin sang istri, tetapi juga menyuruh istrinya menjual diri kalau mau mendapatkaan uang. 

Berdasarkan informasi yang di peroleh di Mapolres Buleleng, Selasa (3/6/2014), sang istri MM (39) akhirnya melaporkan suaminya yang juga sebagai seorang PNS itu ke Polisi lantaran sikapnya yang dianggap sudah kelewat batas. 

Selama 11 tahun  menjalani hidup bersama, tiba-tiba Wawan Surawan (40) dari Desa Busungbiu justru melangsungkan perkawinan dengan seorang perempuan tanpa ijin bahkan nafkah lahir batin pun tidak lagi diberikan kepada MM. 

Kepada Polisi MM mengungkapkan, ketika dirinya meminta nafkah sang suami justru membalasnya dengan kata-kata kasar ”adep iban caine maan be pis” ( jual diri kamu , dapat dah kamu uang) yang akhirnya memicu keributan disertai pengusiran oleh sang suami ”cicing gen ngidang ngulah , nyai jeleme ngamah nasi sing ngidang ngulah” (anjing saja bisa disusir, kamu manusia makan nasi tidak bisa diusir).

Tidak terima dengan perlakuan suaminya tersebut, MM akhirnya melaporkan kejadian yang dialaminya kepada Polisi, Senin (2/6/2014) dan saat ini kasusnya masih ditangani oleh unit PPA Polres Buleleng.
Lokalzone - Sejumlah 900 orang remaja yang lulus tes penjaringan putri terbaik Indonesia hari ini secara resmi menjadi Siswa Pembentukan Brigadir Polisi Wanita Tugas Umum 2014 yang nantinya akan digembleng secara pisik dan mental di SPN Singaraja. 

Sejumlah siswa polwan yang akan melaksanakan pendidikan di SPN singaraja ini tidak saja dari hasil rekrutmen oleh Polda Bali saja tetapi juga sejumlah daerah lain seperti Polda NTT mengirimkan 220 orang, NTB 73 orang, Sulawesi Selatan 354 orang, Sulawesi Utara 96 orang, Jawa Timur 44 orang, Gorontalo 8 orang, dan Polda Bali 105 orang (Pelamar yang mendaftar di Polres Buleleng 15 orang).

Dalam upacara pembukaan hari ini, Selasa (3/6/2014) Wakapolda Bali Brigjen Pol Drs I Gusti Ngurah Raharja Subyaktha mewanti-wanti kepada seluruh siswa untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan yang akan dijalani.

"Adik-adik mulai saat ini sudah mulai memasuki dunia lain, dunia pendidikan Polri, siapkan mental dan fisik, ikuti pelatihan dengan sebaik-baiknnya sehingga 900 yang masuk dan 900 juga yg nantinya lulus sebagai Brigadir Polisi," papar Wakapolda yang berasal dari Desa Petemon, Kecamatan Seririt ini.

Seluruh siswa Polwan yang yang berhasil mengikuti tes hingga akhir di masing-masing daerah pengirimannya ini akan di didik dan digojlok selama 7 bulan di SPN Singaraja. 

Sebagai penutup Wakapolda Bali mengingatkan kepada seluruh remaja yang sudah memilih untuk menjadi anggota Polri ini supaya mulai menanamkan jiwa-jiwa bayangkara dalam diri dan menjauhi hal-hal yang dapat merusak moral sambil berteriak Bhayangkara yang juga diikuti oleh seluruh peserta upacara.
Lokalzone - Buser Narkoba Polres Buleleng kembali mengamankan penyalah guna narkotika jenis sabu-sabu. Pelaku yang diketahui bernama I Gusti Komang Budiawan (24) dari Desa Lokapaksa ternyata sudah disanggong oleh Polisi berpakaian preman selama 2 hari. 

Berdasarkan keterangan Kasat Narkoba AKP Made Agus Dwi Wirawan didampingi Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Agus Widarma Putra, Senin (2/6/2014) di Mapolres Buleleng diketahui informasi tentang adanya jaringan narkoba di daerah Seririt diawali dengan laporan dari masyarakat yang ditindaklanjuti oleh aparat dilapangan sehingga berhasil melakukan penangkapan di Jalan S Parman gang Kutilang Kelurahan Seririt, Kecamatan Seririt.

"Dari hasil lab forensik sementara, barang tersebut asli Narkoba jenis sabu-sabu seberat 0.09 gram. Semua melalui proses dari penghimpunan informasi dari masyarakat sampai dengan penindakan dilapangan yang dipimpin oleh Kasat Narkoba," ungkap Agus Widarma.

Berdasarkan tangkapan tersebut pihak Kepolisian kini masih mempelajari adanya kemungkinan pelaku lain yang masuk dalam jaringan narkoba di wilayah Seririt. "Ada beberapa proses teknis yg tidak bisa saya ungkapkan disini, seperti alat komunikasi yang masih kami sita dan periksa. Masalah jaringan masih dipelajari, informasi awal barang diperoleh dari orang berinisial IKD," papar Agus Dwi.

Sedangkan dari pelaku, Gusti Komang Budiawan menolak ketika dikatakan sebagai pengedar dan mengaku hanya sebagai pemakai saja. "Barangnya tidak dijual, saya pakai sendiri, sudah tiga bulan ini saya mengkonsumsi Narkoba," kilah Budiawan seraya mengungkapkan harga perpaket sabu-sabu sebesar Rp 500 ribu.

Namun ketika ditanyakan bekerja dimana Budi justru hanya diam dan mengaku mengumpulkan uang dari hasil memungut bunga untuk digunakan membeli sabu-sabu.

Akibat mengkonsumsi Narkoba jenis sabu-sabu kini Budiawan harus mendekam di tahanan lantaran terbukti telah melanggar Pasal 112 ayat (2) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal 12 tahun penjara.
- -