Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

Lokalzone - Sebuah Perahu Layar Motor berwarna biru putih dan satu orang nahkodanya akhirnya diamankan Polisi Perairan Polres Buleleng setelah Perahu Motor dengan 14 orang penumpang yang berasal dari Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi masuk tanpa ijin ke Perairan Pulau Menjangan. Penanganan kasus itu, selasa (10/6/2014) siang selanjutnya dilimpahkan ke Sat Reskrim Polres Buleleng dan polisi secara resmi akhirnya menahan Sumak (37), Nahkoda Kapal dan juga menyita Perahu Layar Motor sebagai barang bukti. 
 
Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP. I Ketut Adnyana TJ dikonfirmasi melalui pesan singkat  membenarkan pelimpahan penanganan kasus dari Sat Pol Air Polres Buleleng, “Dimana pelaku sebagai nahkoda perahu motor dengan membawa penumpang tidak mengantongi surat ijin berlayar dari Syahbandar dan kasusnya sedang kita tangani,” ungkapnya singkat.

Berdasarkan sejumlah keterangan yang dikumpulkan di Mapolres Buleleng menyebutkan, dengan memunggut uang sebesar 400 ribu rupiah, Samak sebagai Nahkoda kapal hendak mengantarkan 14 penumpangnya untuk berwisata di Pulau Menjangan, namun saat memasuki perairan di Pulau Menjangan dihentikan Patroli Polisi Perairan dan pelaku tidak mengantongi ijin berlayar yang dikeluarkan oleh Syahbandar sehingga langsung diamankan ke Pos Polisi Perairan.

Dari penanganan kasus di Perairan Pulau Menjangan Desa Sumberklampok Kecamatan Gerokgak, selain menahan Samak sebagai tersangka polisi juga menyita barang bukti berupa sebuah Perahu Motor berwarna biru dan putih serta uang tunai sebesar 400 ribu rupiah. (bru)
Lokalzone - Dalam debat pertama di Jakarta Senin (9/6/2014), Capres Prabowo Subianto menegaskan demokrasi adalah alat untuk mencapai cita-cita yang diinginkan Indonesia, sementara menurut capres Joko Widodo, demokrasi adalah suara rakyat. 

Pernyataan-pernyataan yang disampikan pasangan capres-cawapres, Prabowo- Hatta dan Jokowi-JK tersebut disampaikan dalam debat pertama menjelang pilpres 9 Juli mendatang. Hingga pelaksankaan pilpres nanti, masih tersisa empat kali debat terbuka bertema sosial, politik, ekonomi dan pendidikan.

Disisi lain, cawapres Hatta Rajasa menegaskan, pasangan Prabowo Hatta tetap akan memberi kebebasan bagi partai koalisi untuk bersikap, sementara menurut cawapres Jusuf Kalla, pasangan Jokowi-JK bersyukur dengan koalisi ramping karena akan jauh dari tekanan partai-partai lain.

Debat pertama yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) berlangsung di Jakarta hari Senin (9/6), bertema demokrasi, pemerintahan yang bersih serta kepastian hukum.

Menurut capres Prabowo Subianto, yang dibutuhkan Indonesia saat ini  adalah demokrasi nyata yang mampu membawa kemakmuran bagi rakyat.

“Demokrasi bagi kami adalah alat, demokrasi adalah tangga menuju cita-cita kita yaitu Indonesia yang kuat dan sejahtera, kita ingin demokrasi yang produktif, bukan demokrasi yang destruktif, kita ingin demokrasi yang bisa membawa kemakmuran kepada rakyat Indonesia, untuk itu pemerintah yang bersih dari korupsi  adalah syarat mutlak untuk mencapai ini, kepastian hukum adalah jaminan bagi negara  untuk memberi rasa aman bagi seluruh warga negaranya,” papar Prabowo.

Sementara bagi capres Jokowi, demokrasi adalah  suara rakyat dan pemerintahan bersih dapat dijalakan melalui dua cara. 

“Demokrasi menurut kami adalah  mendengar suara rakyat  dan melaksanakannya, oleh  sebaba itu setiap hari kami datang ke kampung-kampung, ke pasar-pasar, ke bantaran sungai, ke petani, ke tempat pelelangan ikan karena kami ingin mendengar suara rakyat dengan cara dialog, pemerintahan yang bersih bisa dilakukan apabila ada dua hal, pembangunan sistem, pola rekrutmen yang benar,” ujar Jokowi.

Ketika disinggung mengenai koalisi, cawapres Hatta Rajasa menegaskan meski didukung banyak partai, pasangan Prabowo-Hatta akan tetap memberi kebebasan bagi partai-partai koalisi dalam bersikap jika menjabat dalam pemerintahan mendatang.

“Presiden dipilih langsung oleh rakyat oleh karena itu presiden memegang mandat rakyat, bertangugng jawab kepada rakyat  bukan kepada partai politik, oleh sebab itu jangan pernah permisif, jangan pernah dalam koalisi tunduk kepada apa yang dimaui oleh partai-partai politik yang ada dalam koalisi,” kata Hatta.

Sementara bagi cawapres, Jusuf Kalla, pasangan Jokowi-JK merasa nyaman meski didukung hanya beberapa partai karena justeru tidak akan mengalami tekanan dari partai lain jika menjabat dalam pemerintahan.

Kalla mengatakan, “Kami bersyukur ini partai tidak banyak, berarti apa yang diharapkan, disangkakan bahwa kami tertekan, tidak sama sekali, karena semua iklas, keiklasanlah yang akan membentengi semua akibat negatif.”

Menyikapi debat pertama capres dan capwapres menjelang pilpres 2014, pengamat politik dari The Habibie Center, Bawono Kumoro kepada VoA menilai, meski  kurang komunikatif, debat capres dan cawapres harus terus ditingkatkan. Menurutnya selain sebagai proses pencerdasan masyarakat, debat capres dan cawapres  dapat dijadikan tradisi positif

“Debat ini memang merupakan hal yang baru di Indonesia dibandingkan negara lain seperti Amerika sangat akrab dengan tradisi ini, memang masih perlu waktu bagimana debat ini nantinya itu menjadi pegangan bagi pemilih untuk menagih janji kepada pemimpin yang terpilih nanti anda pernah menjanjikan ini di dalam debat, harus benar-benar dijalankan, artinya pelu waktu yang cukup panjang menjadikan debat ini semacam tradisi,” ujar Bawono. (voa indo)
-