Lokalzone - Ketika pengedar kupon putih atau yang lebih dikenal dengan togel lain bergerak secara diam-diam untuk menghidari sorotan Polisi, Gede Yasa (24) yang beralamat di Lingkungan Kebon
sari Gang. 2, No.17 Kelurahan Kampung Baru, Singaraja bak salles justru menawarkan togel secara terang-terangan di daerah Kubutambahan seolah meminta kepada Polisi untuk ditahan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Yasa diketahui berangkat menuju ke Kubutambahan dengan menumpang angkutan umum lalu diteruskan dengan berjalan kaki untuk menawarkan kupon putih door to door ke sejumlah warga. Tidak pelak ulahnya ini membuat sejumlah warga resah lantaran orang dari luar Kecamatan justru menjual togel secara terang-terangan dan langsung melapokan kejadian tersebut ke Mapolsek Kubutambahan.
Hasilnya seperti yang diperkirakan, dalam hitungan menit unit Reskrim Polsek Kubutambahan di bawah pimpinan Ipda Ketut Nudia langsung melakukan penyergapan dipinggir jalan. "Pelaku mengedarkan kupon putih ke sejumlah warga di Kubutambahan, berdasarkan informasi dari warga Satuan Reskrim Polsek Kubutambahan langsung melakukan penyergapan dan mengamankan pelaku," papar Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Agus Widarma Putra, Kamis (27/11/2014) di Mapolres Buleleng.
Dari hasil pengeledahan badan terhadap Yasa ditemukan satu
Bendel kupon putih yang berisi angka-angka, satu buah polpoin untuk menulis
angka-angka, satu lembar karbon dan uang tunai Rp. 21 ribu.
Akibat ulahnya yang nyeleneh itu kini Yasa terpaksa harus berurusan dengan aparat Kepolisian dengan dijerat pasal 303 KUHP, dan Pasal 2
ayat 1 Undang-Undang RI, tentang Penertiban perjudian.
Kamtibmas - Ungkap Kasus
Lokalzone - Hari ini Bali diagungkan
sebagai daerah destinasi pariwisata. Pariwisata seolah dikatakan
sebagai tujuan dari pembangunan sektor perekonomian. Namun tidak halnya
seperti di Desa Munduk, Buleleng.
Jro Putu Ardana, Bendesa Adat Munduk menegaskan bahwa Pariwisata bagi
masyarakat di desanya bukan tujuan melainkan hanya bonus dari perilaku
sehari-hari. "Perilaku utama kami ya bertani. Kami bertani bagus dan
baik, mengembangkan pertanian organik, dan hidup bersih, ya pariwisata
akan datang," tuturnya pada suksesinews.com, akhir pekan lalu di sela
acara Indonesian Poverty and Empowerment Conference (IPEC) 2014.
Daerah munduk terdapat didaerah pegunungan yang termasuk daerah hulu
Danau Buyan dan Tamblingan merupakan daerah mata air yang termasuk dalam
daerah ini. "Desa kami terberkati dan memiliki tanggung jawab yang
besar. Kami harus menjaga hutan dan menjaga air. Dengan menjaga itu
seperti biasa, otomatis dampaknya juga ke pariwisata," tegasnya.
Desa Munduk terkenal akan pemandangan alamnya yang sangat memukau. Ini
menjadi salah satu daya tarik datangnya wisatawan. Namun, selaku kepala
desa adat, Putu Ardana mengaku tidak ingin ada investor besar membuat
hotel mewah didaerahnya. "Kalau nanti ada investor bikin hotel disini
saya akan mati-matian melarang. Biarlah berkembang homestay milik
masyarakat meski kecil-kecilan, tapi memberikan banyak masnfaat bagi
masyarakat dan desa kami," tegasnya.
Putu Ardana juga mengaku sangat miris dan khawatir dengan pariwisata
yang terlalu diagungkan. Karena itu dinilai akan menjadi racun bagi
masyarakat untuk berhenti berprilaku seperti biasa. "Konsep pariwisata
kami seperti itu. Tanpa harus menghilangkan kebiasaan dan potensi lokal
kami tapi bisa berkembang. Kami tidak ngiler dengan pariwisata
Konfensional yang di Bali Selatan,"
Perilaku masyarakat Desa Munduk juga dituturkannya sangat jauh berbeda
dengan kawasan pariwisata lainnya. Di kawasan lain, tentu pelaku wisata
mengejar-ngejar wisatawan dan dipaksa membeli produk. Hal itu tidak
terjadi di Desa ini. "Masyarakat kita cuek, gak sampai maksa-maksa. Tapi
ketika ditanya walaupun gak bisa bahasa inggris pasti tetep mau
membantu. Jadi tamu kan nyaman kalau kayak gini," tuturnya.
Kendati pariwisata berkembang baik di Desa ini, Ardana menuturkan masih
banyak mendapat kendala dalam pengembangan pariwisata. Pola pikir
masyarakat agraris dan pariwisata yang sangat bertolak belakang.
"Tipikal petani itu sabar dan menghargai proses, sedangkan pariwisata
instan. Ini jelas membuat pemahaman yang beda," imbuhnya. Ia melanjutkan
kendala sampah masih menjadi kendala dan sedang dicoba ditangguli
bersama masyarakat.Kendala selanjutnya adalah menyadarkan masyarakat
bahwa multiplayer efek dari pariwisata akan berdampak pada semua sektor
meskipun ada yglangsung dan tidak langsung.
Ia juga berharap bantuan pemerintah terhadap Desa ini terus ada. Selain
itu kepada pemerintah agar jangan terlalu menganggap pariwisata sebagai
sumber PAD. "Pemerintah kan ingin mensejahterakan masyarakat, tapi
disini ketika ada usaha masyarakat yang baru saja dibangun sudah
dikejar-kejar pajaknya. Kenapa tidak dibiarkan dulu berkembang setelah
beberapa bulan baru dikejar-kejar," celetuknya. "Masyarakat kalau
sejahtera kan tujuan pemerintah tercapai. Jangalah dikejar pajaknya
seperti pemodal-pemodal besar. Harusnya ada perlakuan khusus bagi
masyarakat yang ingin berkembang," lanjutnya.
Buleleng - Pariwisata
Lokalzone - Pulau Bali hingga saat ini masih magnet bagi para wisatawan asing. Hal ini terbukti dari hasil riset yang dilakukan oleh Lembaga Horwath HTL dan C9 Hotelworks, Rabu
(26/11/2014) menunjukkan sampai dengan Agustus 2014, kedatangan luar
negeri dari Bandara Internasional Ngurah Rai mencapai angka rata-rata 14
persen. Di pengujung 2014, akan ada sekitar 3,8 juta pelancong asing ke
Pulau Dewata.
Ini juga membuktikan bahwa pasar pariwisata di Bali
menjadi ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan hal ini diperkuat dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan hotel di Bali.
Hasil riset itu juga menunjukkan pada 2012 dan
2013, sekitar 68 persen kedatangan di Bali adalah para tamu domestik.
Pada 2013, Indonesia menyambut 8,8 juta tamu internasional. Sementara,
skala hunian hotel sudah mencapai angka 200 juta. "Hotel di Bali dalam
banyak hal dapat bertahan dengan persediaan yang terus ada,"tutur Matt
Gebbie dari Horwath HTL.
Selanjutnya, menurut pemaparan Managing Director C9 Hotelworks Bill Barnett lebih dari 80 persen penjualan resor pada pasar merupakan pembeli asal Indonesia. Pembangunan ini juga mengincar kawasan Bali selatan. Pengembangan di kawasan ini, lanjut Barnett berefek ke berbagai tempat di luar Bali seperti Lombok, Pulau Gili, Sumba, dan Flores.
Kemudian, kebijakan bebas visa bagi pelancong lima negara yakni China, Jepang, Rusia, Korea Selatan, dan Australia juga menjadi magnet tersendiri bagi Indonesia saat makin mempromosikan Bali. Pasalnya, 90 persen pengunjung Bali sampai dengan pertengahan 2014, berasal dari Asia Pasifik. Sasaran pada pasar Eropa Timur adalah turis asal Rusia. Biasanya, turis asal Negeri Beruang Merah ini berwisata ke Thailand. (kmps)
Selanjutnya, menurut pemaparan Managing Director C9 Hotelworks Bill Barnett lebih dari 80 persen penjualan resor pada pasar merupakan pembeli asal Indonesia. Pembangunan ini juga mengincar kawasan Bali selatan. Pengembangan di kawasan ini, lanjut Barnett berefek ke berbagai tempat di luar Bali seperti Lombok, Pulau Gili, Sumba, dan Flores.
Kemudian, kebijakan bebas visa bagi pelancong lima negara yakni China, Jepang, Rusia, Korea Selatan, dan Australia juga menjadi magnet tersendiri bagi Indonesia saat makin mempromosikan Bali. Pasalnya, 90 persen pengunjung Bali sampai dengan pertengahan 2014, berasal dari Asia Pasifik. Sasaran pada pasar Eropa Timur adalah turis asal Rusia. Biasanya, turis asal Negeri Beruang Merah ini berwisata ke Thailand. (kmps)
Bali - Pariwisata
Langganan:
Postingan (Atom)