Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

Entrepreneur, Lokalzone - Tak bisa dipungkiri kalau kita hidup akan selalu butuh uang. Tapi bukan berarti uang adalah segalanya. Kalau uang jadi segala tujuan atas apa yang kita lakukan, ah rasanya kita akan capek sendiri.

Mungkin pendapat orang akan hal ini bisa berbeda satu sama lain. Ada yang merasa tak masalah menjadikan uang sebagai tujuan saat bekerja. Ada yang rela banting tulang lebih keras saat dapat iming-iming gaji lebih besar. Tapi tak sedikit yang memutuskan untuk bekerja dengan niat menjadi orang yang lebih bermanfaat, memaksimalkan potensi dan kemampuan yang dimiliki untuk kebaikan yang berlipat.

Akan Selalu Ada Tekanan dalam Bekerja
Pasti kamu sudah familiar dengan pertanyaan ini, pertanyaan yang kerap muncul saat wawancara kerja. “Apakah kamu bisa bekerja dalam tekanan?” Kalau dipikir-pikir, bekerja dalam tekanan jelas akan bikin stres. Hasilnya pun mungkin tak akan cukup maksimal karena kerjanya jadi nggak fokus. Bekerja jadi terasa bagai beban. Kalau tujuanmu bekerja semata-mata karena uang, maka kamu akan gampang kecewa jika gaji yang kamu dapat tak sebanding dengan tekanan yang kamu rasa. Ujung-ujungnya jadi makin stres nggak, sih?

Rutinitas Bekerja Kadang Bisa Membosankan
Rutinitas kerja bisa itu-itu saja. Ada saatnya segalanya terasa membosankan. Bangun tidur di pagi hari tak ada semangat karena kita tahu seharian bekerja hari ini akan terasa membosankan dan berat. Kalau tak ada komitmen kuat dalam bekerja, rasanya kita akan mudah ambruk saat bekerja. Bekerja terasa tak bernyawa, seperti robot saja.

Kita Butuh Uang Tapi Jangan Sampai Diperbudak Olehnya
Hidup kaya raya, tinggal di rumah nyaman, dan bisa membeli apapun yang kita mau, ah itu pasti jadi impian banyak orang. Kita butuh uang, hanya saja akan sangat disayangkan bila alasan hidup dan bekerja adalah karena kita diperbudak oleh uang. Tak ada lagi kepuasan batin saat bekerja. Dan anehnya lagi, semakin kita berhasrat cuma mengejar uang semakin berat rasanya untuk bekerja dengan hati.

Bekerja untuk Bermanfaat, Bekerja untuk Bahagia
Apa sih tujuan hidup kita? Pertanyaan itu pasti sering muncul di kepala kita. Apa tujuan dan apa yang ingin kita dapatkan dari usaha kita capek-capek kerja? Semoga saja tujuan kita bekerja adalah karena kita ingin bahagia dan bisa memberi banyak manfaat untuk orang lain.

Nah, kalau kamu sendiri apa tujuanmu bekerja? Apa yang membuatmu rela capek-capek kerja setiap harinya?
-
Lokalzone - Benteng persembunyian Dodi Wahyudi (40), 'sultan' penyimpan mahar Rp 1 Triliun Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang hilang mendadak belum terlacak. Rumah mewah berlantai tiga miliknya kini kosong melompong.

Dodi menjadi sosok yang paling dicari-cari polisi karena menjadi saksi kunci untuk mengungkap kasus dugaan penipuan dengan tersangka Dimas Kanjeng.

Nama Dodi diseret-seret Dimas Kanjeng. Di hadapan anggota Komisi III DPR, Dimas Kanjeng mengklaim uang pengikut yang digalangnya mencapai Rp 1 triliun.

Nah...ketika ditanya tentang tempat penyimpanan 'gunungan' harta dan emas mahar para pengikutnya, Dimas Kanjeng menyebut harta berlimpah itu disimpan oleh orang kepercayaannya, Dodi, menjadi pengikutnya sejak tahun 2010 itu.

Namun, Dodi yang dahulu bekerja sebagai buruh pabrik ini kini menghilang bagai ditelan bumi. Rumah mewahnya di Dusun Pajejeran, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, kosong dan pagar terkunci. Pria asli Probolinggo ini sudah tak kelihatan di rumah sejak kasus Dimas Kanjeng mencuat. Istrinya pun angkat kaki di rumah mewah tersebut.

Di mata tetangga, Dodi dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan dermawan. "Saya kenal. Tapi ya sebatas kenal. Saya tak tahu pekerjaannya apa," kata Kepala Desa Gunung Gangsir, Dewi Noer Alifah, 

Dewi mengaku beberapa kali datang ke rumah Dodi karena termasuk tim suksesnya dalam Pilkades. Keduanya jarang bertemu dan hanya berkomunikasi lewat WhatsApp messenger. "Dia baik, dermawan. Dia sering kasih-kasih uang ke orang-orang," jelasnya.

Kekayaan Dodi terlihat jelas dari bangunan rumahnya yang megah. Rumah 3 lantai itu bak 'istana', kontras dengan rumah warga sekitar.
Lantai 1 rumah 'sultan' ini bercat hijau, sedangkan lantai 2 dan lantai 3 berwarna cerah. Rumah tersebut berpagar besi warna hitam dilengkapi pintu kayu berukir indah.

Kepala Desa Gunung Gangsir, Dewi Noer Alifah, mengaku beberapa kali datang ke rumah Dodi. Terdapat kolam renang di lantai 3 rumah megah tersebut. "Saya pernah beberapa kali ke rumahnya dan sempat ditawari untuk melihat kolam renang miliknya yang berada di lantai atas," kata Dewi,

Tidak hanya itu, Dodi terkenal baik, dermawan, dan memiliki banyak teman. Tetangganya, Solikan, mengaku Dodi pernah menunjukkan uang kepadanya. "Saya pernah ditunjukkan uang sekoper lewat WA (whatsApp messenger)," kata tetangga Dodi, Solikan.

Bergabung sejak tahun 2010, Dodi akhirnya memutuskan hengkang dari padepokan Dimas Kanjeng dua tahun lalu.

Kapolres Pasuruan AKBP Muhammad Aldian menyebut Dodi diduga jadi salah satu target Dimas Kanjeng karena membelot. Karena itu, ia menghilang.

"Sebenarnya Dodi ini sudah jadi pengikut padepokan sejak 2010. Namun sejak 2 tahun lalu ia sudah nggak aktif. Istilahnya keluar," jelas Aldian saat

Saat sudah tak aktif, Dodi membangun rumah 3 lantainya yang megah. Aldian menduga, Dodi juga merupakan target operasi Dimas Kanjeng karena membawa lari uang.

"Saya menduga dia juga TO (Target Operasi) Dimas Kanjeng (yang mau dihabisi) seperti si Gani," jelasnya. Gani yang dimaksud adalah mantan pengikut setia Dimas Kanjeng yang dibunuh dan mayatnya di buang di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah.
-
Bali, Lokalzone - Wine asal Bali Sababay kembali meraih penghargaan internasional di ajang The AWC Vienna International Wine Challenge 2016.

Dalam kompetisi bergengsi ini 3 produk Sababay yaitu Moscato d’Bali, White Velvet, dan Reserve Red meraih medali perak. The AWC Vienna adalah kompetisi wine terbesar yang diakui secara resmi di dunia dengan jumlah peserta sebesar 1.866 produsen, 12.826 wine dari 41 negara.

AWC termasuk kompetisi wine yang paling ketat, di mana seorang juri internasional yang dipilih dari level tertinggi bertugas menilai wine dalam kabin-kabin terpisah dengan menggunakan prosedur blind tasting absolut. Di 2015, pada ajang yang sama, Moscato d’Bali dan Reserve Red juga berhasil mendapatkan medali perak.

“Hal ini kembali mempertegas bahwa Indonesia dapat memproduksi wine berkualitas.  Penghargaan-penghargaan ini menempatkan Indonesia di peta penghasil wine berkualitas dunia”, ungkap Gupta Sitorus, Marketing Director Sababay Winery dalam siaran persnya.

Sababay  mendapatkan suplai anggur untuk produksi wine dari petani lokal di Buleleng, Bali. Dengan menggagas konsep corporate farming, Sababay melakuan kemitraan dengan petani untuk penjualan anggur secara eksklusif dengan harga yang wajar. Gupta menambahkan bahwa sampai dengan saat ini jumlah petani yang berada dalam kemitraan dengan Sababay sekitar 180 kepala keluarga dengan total luas kebun sekitar 80 hektar. “Setiap tahunnya kami membeli sekitar 400 ton anggur dari mitra petani’, ungkapnya.

Sababay terus berupaya untuk membantu mengangkat perekonomian para mitra petaninya. Sebelumnya, para petani ini memiliki penghasilan sekitar Rp. 1 juta pertahun dengan harga penjualan anggur sekitar Rp 500/kg. Melalui program kemitraan ini, para petani bisa menjual anggurnya di kisaran sekitar Rp 5000/kg, sehingga pendapatan mereka bisa jauh lebih baik.

Dari sekitar 700 tipe anggur, Sababay menggunakan anggur jenis Alphonse-Lavallee dan anggur Muscat. Di negara empat musim, anggur ini hanya dipanen sekali dalam setahun, tapi di tanah Buleleng, anggur ini bisa panen tiga kali dalam setahun. Meski demikian, perkebunan Sababay tetap memanen dua kali dalam setahun untuk menjaga kualitas.

Saat ini, Sababay mengoperasikan fasilitas produksi seluas lebih dari 2 hektar yang dilengkapi dengan peralatan pengolahan anggur tercanggih yang didatangkan langsung dari Perancis. Fasilitas produksi Sababay menerapkan standar internasional dengan peralatan fermentasi dan tangki penyimpanan terbuat dari stainless steel sementara sistem pembotolan otomatis langsung didatangkan dari Italia. Pabrik ini juga dilengkapi dengan sistem penyimpanan suhu dingin untuk produk jadi, laboratorium kendali mutu, sistem pengelolaan limbah padat dan cair yang berkelanjutan, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya.
-