Lokalzone - Benteng persembunyian Dodi Wahyudi (40), 'sultan' penyimpan mahar Rp 1 Triliun Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang hilang mendadak belum terlacak. Rumah mewah berlantai tiga miliknya kini kosong melompong.
Dodi menjadi sosok yang paling dicari-cari polisi karena menjadi saksi kunci untuk mengungkap kasus dugaan penipuan dengan tersangka Dimas Kanjeng.
Nama Dodi diseret-seret Dimas Kanjeng. Di hadapan anggota Komisi III DPR, Dimas Kanjeng mengklaim uang pengikut yang digalangnya mencapai Rp 1 triliun.
Nah...ketika ditanya tentang tempat penyimpanan 'gunungan' harta dan emas mahar para pengikutnya, Dimas Kanjeng menyebut harta berlimpah itu disimpan oleh orang kepercayaannya, Dodi, menjadi pengikutnya sejak tahun 2010 itu.
Namun, Dodi yang dahulu bekerja sebagai buruh pabrik ini kini menghilang bagai ditelan bumi. Rumah mewahnya di Dusun Pajejeran, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, kosong dan pagar terkunci. Pria asli Probolinggo ini sudah tak kelihatan di rumah sejak kasus Dimas Kanjeng mencuat. Istrinya pun angkat kaki di rumah mewah tersebut.
Di mata tetangga, Dodi dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan dermawan. "Saya kenal. Tapi ya sebatas kenal. Saya tak tahu pekerjaannya apa," kata Kepala Desa Gunung Gangsir, Dewi Noer Alifah,
Dodi menjadi sosok yang paling dicari-cari polisi karena menjadi saksi kunci untuk mengungkap kasus dugaan penipuan dengan tersangka Dimas Kanjeng.
Nama Dodi diseret-seret Dimas Kanjeng. Di hadapan anggota Komisi III DPR, Dimas Kanjeng mengklaim uang pengikut yang digalangnya mencapai Rp 1 triliun.
Nah...ketika ditanya tentang tempat penyimpanan 'gunungan' harta dan emas mahar para pengikutnya, Dimas Kanjeng menyebut harta berlimpah itu disimpan oleh orang kepercayaannya, Dodi, menjadi pengikutnya sejak tahun 2010 itu.
Namun, Dodi yang dahulu bekerja sebagai buruh pabrik ini kini menghilang bagai ditelan bumi. Rumah mewahnya di Dusun Pajejeran, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, kosong dan pagar terkunci. Pria asli Probolinggo ini sudah tak kelihatan di rumah sejak kasus Dimas Kanjeng mencuat. Istrinya pun angkat kaki di rumah mewah tersebut.
Di mata tetangga, Dodi dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan dermawan. "Saya kenal. Tapi ya sebatas kenal. Saya tak tahu pekerjaannya apa," kata Kepala Desa Gunung Gangsir, Dewi Noer Alifah,
Dewi mengaku beberapa kali datang ke rumah Dodi karena termasuk tim suksesnya dalam Pilkades. Keduanya jarang bertemu dan hanya berkomunikasi lewat WhatsApp messenger. "Dia baik, dermawan. Dia sering kasih-kasih uang ke orang-orang," jelasnya.
Kekayaan Dodi terlihat jelas dari bangunan rumahnya yang megah. Rumah 3 lantai itu bak 'istana', kontras dengan rumah warga sekitar.
Lantai 1 rumah 'sultan' ini bercat hijau, sedangkan lantai 2 dan lantai 3 berwarna cerah. Rumah tersebut berpagar besi warna hitam dilengkapi pintu kayu berukir indah.
Kepala Desa Gunung Gangsir, Dewi Noer Alifah, mengaku beberapa kali datang ke rumah Dodi. Terdapat kolam renang di lantai 3 rumah megah tersebut. "Saya pernah beberapa kali ke rumahnya dan sempat ditawari untuk melihat kolam renang miliknya yang berada di lantai atas," kata Dewi,
Tidak hanya itu, Dodi terkenal baik, dermawan, dan memiliki banyak teman. Tetangganya, Solikan, mengaku Dodi pernah menunjukkan uang kepadanya. "Saya pernah ditunjukkan uang sekoper lewat WA (whatsApp messenger)," kata tetangga Dodi, Solikan.
Bergabung sejak tahun 2010, Dodi akhirnya memutuskan hengkang dari padepokan Dimas Kanjeng dua tahun lalu.
Kapolres Pasuruan AKBP Muhammad Aldian menyebut Dodi diduga jadi salah satu target Dimas Kanjeng karena membelot. Karena itu, ia menghilang.
"Sebenarnya Dodi ini sudah jadi pengikut padepokan sejak 2010. Namun sejak 2 tahun lalu ia sudah nggak aktif. Istilahnya keluar," jelas Aldian saat
Saat sudah tak aktif, Dodi membangun rumah 3 lantainya yang megah. Aldian menduga, Dodi juga merupakan target operasi Dimas Kanjeng karena membawa lari uang.
"Saya menduga dia juga TO (Target Operasi) Dimas Kanjeng (yang mau dihabisi) seperti si Gani," jelasnya. Gani yang dimaksud adalah mantan pengikut setia Dimas Kanjeng yang dibunuh dan mayatnya di buang di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah.