Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

Lokalzone - Lantaran mabuk seorang warga Desa Pedawa, Kecamatan Banjar mengamuk dengan melakukan pengerusakan pipa air di Desanya sendiri dan menantang sejumlah warga dengan membawa parang.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, diketahui Komang Widiadnyana alias Mang Tek (33) pada hari Rabu (13/11/2013) dalam keadaan mabuk melakukan pengerusakan pipa air di depan rumah Kadek Robi Suliarsana (34).

Ketika diperingatkan, Mang Tek justru marah-marah sembari mengeluarkan parang dan menantang Robi beserta warga Desa yang ada disana dengan mengucapkan kata-kata "Nyen wanen mai maju besik-besik" sambil mengajungkan parang.

Melihat ulah Mang Tek warga yang marah langsung melaporkan aksi pengerusakan tersebut kepada Polisi dan Pelaku langsung diamankan di Mapolsek Banjar beserta barang bukti satu buah parang dan potongan pipa air.

"memang benar terjadi pengerusakan pipa air oleh salah seorang warga Desa Pedawa akibat terpengaruh minuman keras, saat ini berdasarkan laporan warga pelaku diamankan di Polsek Banjar dengan barang bukti sebuah potongan pipa dan parang yang dibawa ketika menantang warga" ungkap Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Made Mustiada, SH, Kamis (14/11/2013) di Mapolres Buleleng.
-
Lokalzone - Dalam rangka Operasi Pekat Agung 2013, Polres Buleleng dengan gencar melakukan penertiban terhadap Penyakit Masyarakat (Pekat) yang terdiri dari Perjudian, Miras dan PSK. 

Dalam dua hari ini sedikitnya tiga pengecer togel, lima penjual arak dan satu PSK telah terjaring dalam operasi yang diadakan tersebar di wilayah Kabupaten Buleleng. 

Berdasarkan data di Mapolres Buleleng diketahui tiga pengecer togel yang saat ini dimankan Polisi yakni Putu Mastra (37) warga Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Kadek Ana (37) warga Lokapaksa, Kecamatan Seririt dan Nyoman Purna (56) warga Desa Tukad Sumage, Kecamatan Gerokgak.

Penjual minuman keras (miras) yakni Wayan Witama (55) dan Made Wirya (40) dari Desa Bondalem, Kadek Merta (58) dari Desa Kalisada, Kecamatan Seririt, I Made Berata (30) dari Desa Tukad Sumage, Kecamatan Gerokgak, dan Wayan Antara (45) dari Desa Pakisan, Kecamtan Kubutambahan.

Sedangkan untuk PSK, Sutinah (36) terjaring dalam Operasi ketika Polisi menyasar sejumlah Hotel di Dusun Banyupoh, Kecamatan Gerokgak yang ditemukan tertangkap tangan melakukan hubungan layaknya suami-istri dengan imbalan sejumlah uang.

Dikonfirmasi terkait penangkapan tersebut Kasubbag Humas Made Mustiada, SH mengatakan mereka yang terjaring operasi akan ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku. "Mereka yang terjaring akan ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku, untuk perjudian dikenakan pasal 303 KUHP sedangkan pelanggaran miras dan PSK dikenakan tipiring" ungkap Mustiada.
- -
Lokalzone - Komisi DPRD Buleleng memprotes sejumlah pejabat, termasuk Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) yang belum lama ini melakukan promosi pariwisata ke luar negeri. Komisi B berpendapat dana promosi itu bisa dialihkan untuk perbaikan objek wisata.

Hal itu terungkap ketika rapat kerja Badan Anggaran DPRD Buleleng dengan Tim Anggaran Pemkab Buleleng di Ruang Rapat Gabungan DPRD Buleleng, Rabu (13/11) kemarin. Ketua Komisi B DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa mengatakan, promosi ke luar negeri itu kurang efektif. Menurutnya, dana promosi ke luar negeri masih bisa dialihkan untuk penataan objek wisata lain. "Sehingga dapat berdampak langsung terhadap pendapatan daerah," katanya.

Menurut Mangku Budiasa, banyak objek wisata yang masih memerlukan anggaran perbaikan seperti Air Terjun Gitgit, Stop Over Wanagiri, Munduk, Lovina, Air Sanih, dan Batuampar. Untuk itu, ia menyarankan agar tahun depan, Pemkab tak perlu melakukan promosi keluar negeri. "Tidak usah promosi keluar negeri lagi. Saya minta tahun depan, 2014, stop promosi keluar negeri," katanya.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Buleleng Ketut Warkadea usai rapat kerja, menegaskan dana promosi ke luar negeri itu tidak bisa dialihkan ke program lain. Karena dana promosi ke luar negeri itu berasal dari dana bagi hasil PHR yang diberikan Pemprov Bali. "Dana itu ada untuk penataan destinasi wisata, ada untuk promosi ke luar negeri. Kalau tidak ada promosi, naif sekali kita dikasih dana provinsi, malah tidak dipakai," katanya.

Warkadea mengatakan, Disbudpar Buleleng akan tetap melakukan promosi ke luar negeri, selain juga melakukan promosi di dalam negeri. "Kalau ada undangan dan dana bagi hasil PHR, promosi itu tetap harus dilaksanakan," ujarnya. (bp)
-