Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

LokalZone - Penggusuran rumah semi permanen yang ada di lingkungan sekitar pelaba Pura Gubug di Dusun Tamblingan Desa Munduk Kecamatan Banjar, Buleleng, oleh ratusan masyarakat yang tergabung dalam Catur Desa Adat Dalem Tamblingan, yang terdiri atas Desa Munduk, Gesing, Umejero, dan Gobleg, pada Sabtu (25/4/2015). Ternyata menyisakan kepedihan mendalam bagi salah seorang warga yakni Wayan Sinten. (baca juga : Puluhan Rumah Dibongkar Paksa, Pemilik Pasrah)

Dengan mengendong dua anak anjing miliknya, Sinten pun hanya bisa berdiri meratapi rumahnya dibongkar paksa bahkan dibakar. Menurutnya tindakan yang dilakukan oleh warga Catur Desa dengan membakar rumah sangat berlebihan, karena jika memang diharuskan untuk pindah tidak semestinya sisa-sisa bangunan yang dirobohkan tersebut harus dibakar supaya sisa-sisa bangunan itu dapat dimanfaatkan kembali untuk membangun rumah.

 "Biarkan saja, padahal ini tidak ada perintah sampai dibakar. Biarkan kharma yang membalas semua ini. Saya ini tinggal sendiri disini, ditinggal meninggal suami, saya tinggal sama cucu 2 lagi kecil, sekarang masih sekolah cucu saya," kata Sinten sedih.

Klian Desa Pakraman Munduk beserta pihak lainnya yang melihat kondisi ini pun hanya bisa diam melihat tindakan warganya. Sinten menuding, ada beberapa oknum tertentu yang sengaja memanfaatkan situasi ini hingga terjadi tindakan pembakaran ini.

Sinten pun sangat menyesali kejadian ini seraya meminta untuk difoto didepan rumahnya yang ambruk dan dibakar sebagai bentuk protesnya atas kejadian yang menimpa dirinya bersama 17 KK warga lainnya, yang tinggal dikawasan tersebut. "Saya akan selalu ingat kejadian ini, sampai kapanpun," tutur Sinten. 
-
LokalZone - Puluhan rumah semipermanen dari 50 KK, yang terdiri 22 KK Bendega, 22 KK Nelayan, dan 6 KK yang belum diketahui jelas keberadaannya, yang ada di lingkungan sekitar pelaba Pura Gubug di Dusun Tamblingan Desa Munduk Kecamatan Banjar, Buleleng, dibongkar secara paksa oleh ratusan masyarakat yang tergabung dalam Catur Desa Adat Dalem Tamblingan, yang terdiri atas Desa Munduk, Gesing, Umejero, dan Gobleg. 

Keputusan pembongkaran tersebut merupakan, hasil kesepatakan bersama dari tim sembilan Catur Desa Adat Dalem Tamblingan dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali dan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana bersama perwakilan warga yang rumahnya akan digusur.

Dalam pertemuan pertama, memang sempat terjadi deadlock komunikasi. Sehingga warga pendatang pemilik rumah di dekat Pura Gubug dan Danau Tamblingan tersebut yang berjumlah 17 KK menolak dipindah, sudah berulangkali diperingati agar segera mengungsi dengan batas akhir hingga tanggal 25 April untuk wajib mengosongkan isi rumah.

Ratusan masyarakat yang mengenakan pakaian adat madya, dengan lengkap membawa linggis, palu hamer, kapak, cangkul dan kayu, langsung meratakan bangunan yang ada di pinggir Danau Tamblingan tersebut. Warga pemiliki rumah tidak mampu berbuat banyak dan hanya bisa menitihkan air mata saat menyaksikan rumahnya dihancurkan dan dibakar warga.

"Saya pasrah saja, lagian saya dari kecil tinggal di sini hampir selama 27 Tahun. Rumah ini sudah turun-temurun, terpaksa sekarang kami akan mengungsi ke rumah kakek di daerah Desa Munduk," ujar Meriawan, Sabtu (25/4/2015).

Pembongkaran ini, disaksikan langsung oleh Klian Desa Pakraman Munduk Jro Putu Ardana, Pecalang Dalem Tamblingan, Satpol PP Kabupaten Buleleng, dan petugas kemanan TNI/Polri,  berjaga ketat mengawasi proses pembongkaran.

"Jumlah bendega hanya ada 22 tetapi sisanya ada yang mengaku-ngaku sebagai nelayan. Desa adat Munduk dan catur desa nantinya akan mengelola dan akan kami berikan prioritas hanya bendega karena mereka mengaturkan ngayah di 18 Pura termasuk bertanggungjawab terhadap kebersihan dan terhadap pemedek yang datang," jelas Klian Desa Pakraman Munduk Jro Putu Ardana.

Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menjelaskan penataan danau Tamblingan memang dikhususkan sebagai kawasan wisata spiritual. "Harapan saya setelah di kawasan Danau Tamblingan tidak ada lagi pemukiman, kami akan lanjutkan kepada penataan tempat suci, kawasan wisata, dan aktivitas nelayannya. Tahun ini kami anggarkan hampir Rp10 Milliar, untuk pembangunan infrastruktur di Catur Desa itu," tandas Bupati dilokasi lain.
-
LokalZone - Mutasi di Jajaran Polres Buleleng kembali digulirkan, kali ini Kepala Bagian operasional (Kabag Ops) dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai Waka Polres Buleleng. 

Dalam serah terima jabatan yang dilakukan pagi tadi, Sabtu (25/4/2015) di lapangan Polres Buleleng, Kapolres Kurniadi meminta kepada pejabat baru untuk segera menyesuaikan dengan keadaan yang baru. "Selamat kepada bapak Wakapolres lama maupun baru. Untuk Kabag Ops bisa segera menyesuaikan dan berkoordinasi dengan unsur pimpinan lainnya," Ucapnya sembari menjabat tangan ketiganya secara bergantian.

Lebih lanjut dia juga mengungkapkan bahwa pergantian jabatan di kepolisian merupakan hal yang wajar dalam upaya peningkatan karier pada perwira serta penyegaran organisasi, dimana pejabat lama Kompol Bima Aria Viyasa mengikuti pendidikan Sespimmen di Lembang sehingga dilakukan pengisian oleh Kompol Michael Revelindo Risakotta yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian Operasional Polres Buleleng.

Sedangkan untuk posisi Kepala Bagian Operasional Polres Buleleng yang ditinggalkan Michael Revelindo Risakotta akan digantikan oleh kompol I Ketut Gelgel yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolsek Kediri di Polres Tabanan. 

"Program atau pola pejabat terdahulu tetap akan dilanjutkan tetapi perubahan pastinya akan ada. Dalam operasi kedepan nantinya kami akan berkoordinasi dengan antar fungsi, nanti kita padukan sehingga jadi satu tim untuk menunjang kinerja Pak Kapolres," papar Ketut Gelgel ketika dimintai keterangan terkait kinerja kedepan.
-