LokalZone - Puluhan rumah semipermanen dari 50 KK, yang terdiri 22 KK Bendega, 22 KK
Nelayan, dan 6 KK yang belum diketahui jelas keberadaannya, yang ada di
lingkungan sekitar pelaba Pura Gubug di Dusun Tamblingan Desa Munduk
Kecamatan Banjar, Buleleng, dibongkar secara paksa oleh ratusan
masyarakat yang tergabung dalam Catur Desa Adat Dalem Tamblingan, yang
terdiri atas Desa Munduk, Gesing, Umejero, dan Gobleg.
Keputusan pembongkaran tersebut merupakan, hasil kesepatakan bersama dari tim sembilan Catur Desa Adat Dalem Tamblingan dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali dan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana bersama perwakilan warga yang rumahnya akan digusur.
Dalam pertemuan pertama, memang sempat terjadi deadlock komunikasi. Sehingga warga pendatang pemilik rumah di dekat Pura Gubug dan Danau Tamblingan tersebut yang berjumlah 17 KK menolak dipindah, sudah berulangkali diperingati agar segera mengungsi dengan batas akhir hingga tanggal 25 April untuk wajib mengosongkan isi rumah.
Ratusan masyarakat yang mengenakan pakaian adat madya, dengan lengkap membawa linggis, palu hamer, kapak, cangkul dan kayu, langsung meratakan bangunan yang ada di pinggir Danau Tamblingan tersebut. Warga pemiliki rumah tidak mampu berbuat banyak dan hanya bisa menitihkan air mata saat menyaksikan rumahnya dihancurkan dan dibakar warga.
"Saya pasrah saja, lagian saya dari kecil tinggal di sini hampir selama 27 Tahun. Rumah ini sudah turun-temurun, terpaksa sekarang kami akan mengungsi ke rumah kakek di daerah Desa Munduk," ujar Meriawan, Sabtu (25/4/2015).
Pembongkaran ini, disaksikan langsung oleh Klian Desa Pakraman Munduk Jro Putu Ardana, Pecalang Dalem Tamblingan, Satpol PP Kabupaten Buleleng, dan petugas kemanan TNI/Polri, berjaga ketat mengawasi proses pembongkaran.
"Jumlah bendega hanya ada 22 tetapi sisanya ada yang mengaku-ngaku sebagai nelayan. Desa adat Munduk dan catur desa nantinya akan mengelola dan akan kami berikan prioritas hanya bendega karena mereka mengaturkan ngayah di 18 Pura termasuk bertanggungjawab terhadap kebersihan dan terhadap pemedek yang datang," jelas Klian Desa Pakraman Munduk Jro Putu Ardana.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menjelaskan penataan danau Tamblingan memang dikhususkan sebagai kawasan wisata spiritual. "Harapan saya setelah di kawasan Danau Tamblingan tidak ada lagi pemukiman, kami akan lanjutkan kepada penataan tempat suci, kawasan wisata, dan aktivitas nelayannya. Tahun ini kami anggarkan hampir Rp10 Milliar, untuk pembangunan infrastruktur di Catur Desa itu," tandas Bupati dilokasi lain.