Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

LokalZone - Kepolisian Resor Bueleng akhirnya mengambil tindakan tegas pasca perkelahian antar remaja yang diketahui sering mangkal untuk mengamen di Taman Kota Singaraja hingga menyebabkan aksi penusukan oleh pelajar SMP pada akhir pekan lalu. (baca juga : Cemburu, 3 Orang Remaja Lakukan Aksi Pengeroyokan Menggunakan Sajam)

Tidak mau kecolongan dengan ulah negatif para remaja di Taman Kota Singaraja, Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi, Selasa (26/5/2015) melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh adat di Kelurahan Banjar Jawa, Pengelolaan Taman Kota, Dinas Pertamanan dan Kebersihan Buleleng, Badan Polisi Pamong Praja dan PD Pasar Kabupaten Buleleng di ruang kerjanya untuk mencari solusi terbaik melakukan tindakan preventif / pencegahan atas aksi kriminalitas.

Dalam pertemuan tersebut terdapat tiga point yang telah disepakati bersama dan salah satunya adalah untuk menghentikan segala aktifitas di wilayah Taman Kota pada pukul 24.00 wita. 

"Tadi ada tiga kesimpulan setelah pertemuan, pertama kita akan melakukan himbauan kepada PD Pasar untuk warungnya itu harus tutup pada pukul 24.00 wita, kedua wifi akan kita matikan pada pukul 23.00 wita, dan kemudian pihak Kepolisian akan melakukan pengamanan bersama-sama dengan DKP dan PD Pasar untuk melakukan penertiban kepada mereka yang ada disana," ungkap Kapolres Kurniadi.

Tidak hanya itu melihat adanya peluang bagi pasangan muda-mudi untuk memanfaatkan situasi remang-remang di Taman Kota Kapolres Kurniadi juga akan berkoordinasi dengan Pemkab Buleleng untuk memberikan penerangan lebih, serta menyiapkan sanksi berupa kerja sosial membersihkan taman bagi mereka yang kedapatan berada disana diatas batas waktu yang telah disepakati.

"Untuk sanksi nanti kita bahas lebih lanjut, apakah akan diserahkan kepada Polisi, Sat Pol PP atau dikembalikan kepada adat setempat, maksudnya sanksinya bisa berupa membersihkan taman. Selain itu kita juga menyarankan kepada Pemkab untuk lebih menerangi area Taman Kota," papar Kapolres Kurniadi.
-
LokalZone - Pasca pengungkapan kasus pengoplosan gas LPG dari Desa Bebetin yang disinyalir mendapat suplai dari beberapa agen nakal yang kencing dijalan, Polisi kumpulkan sepuluh agen gas termasuk Satuan Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Kabupaten Buleleng. (baca juga : Pengembangan Kasus Gas Oplosan, Polisi Kejar Penyuplai di Denpasar)

Para agen gas ini sengaja dikumpulkan untuk melakukan pengecekan sekaligus mencari masukan hingga distribusi gas yang di subsidi oleh pemerintah bisa dipantau lebih serius. Dalam pertemuan tersebut juga terungkap bahwa saat pasca pengerebekan gudang pengoplosan gas LPG di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan distribusi gas di Kabupaten Buleleng sudah mulai lancar kembali.

"Sampai saat ini di 10 agen dan 199 pangkalan, kondisinya sudah stabil,” ujar Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi usai melakukan pertemuan di Mapolres Buleleng.

Selain itu terungkap pula beberapa fakta menarik seperti perbedaan harga gas subsidi dan non subsidi menyebabkan banyak masyarakat yang beralih untuk mengkoversi menggunakan tabung gas 3 Kg sehingga permintaan gas ukuran 3 Kg meningkat. Bahkan dari laporan yang diterima SPPBE menyebutkan terdapat peningkatan permintaan sebesar 10 ton dari angka semula 65 ton menjadi 75 ton per bulan.

Namun demikian dari pihak Kepolisian masih belum bisa memastikan kondisi distribusi dari pangkalan hingga ke distributor atau outlet, pasalnya jumlah distributor dan outlet bisa terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Kedepan Polisi beserta instansi terkait dalam hal ini  Pertamina dan Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian (Kopdagrin) Buleleng akan melakukan pemantauan bersama-sama ke agen dan pangkalan, termasuk memantau distributor secara acak.

“Sekarang kan kondisinya lumayan stabil. Tapi tetap kami awasi karena kami ada satgas pengawasan barang bersubsidi. Nanti mereka yang mengaawasi agen, pangkalan, bahkan kalau perlu sampai di distributor,” tandas Kurniadi.
-
LokalZone - Untuk mewujudkan Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera maka salah satu langkah yang harus diambil adalah memotong rantai kemiskinan di Bali . Demikian ditegaskan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menyerahkan bantuan kepada salah satu keluarga miskin Wayan Kariasa (30) yang tinggal Dusun Behulu, Desa Suter Kintamani - Bangli, pada (26/5/2015). 

Menurut Pastika, salah satu langkah untuk memotong kemiskinan adalah dengan cara mengurangi pengeluaran dan menambah pendapatan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi beban mereka untuk membuat rumah dan memberikan mereka modal, agar nantinya mereka dapat mandiri untuk mencukupi kehidupanya. Program Pemprov yang telah digulirkan berupa bedah rumah dan Gerbangsadu, dimana dari tujuan program tersebutlah diharapkan rantai kemiskinan dapat sedikit demi sedikit dipotong.

Sementara itu keluarga Wayan Kariasa yang mendapat bantuan rumah dari harian Fajar Bali yang dananya berasal dari para pembacanya. Selain kesmisikinan, pada kesempatan itu Kariasa menyampaikan kesulitannya untuk memperoleh air bersih. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, keluarga ini kerap meminta air pada tetangga-tetangganya. Dan hanya bila mereka memiliki uang lebih mereka akan membeli air, yang harga satu jerigennya adalah 3000 rupiah.

Mendengar hal tersebut, Gubernur Pastika berjanji akan memberikan bantuan tangki air pada keluarga tersebut, agar pada saat musim hujan mereka bisa menampung air sehingga air yang ditampung pun bersih dan layak untuk diminum. Pastika juga meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi agar berkoordinasi dengan Kabupaten untuk membantu menaikan air ke desa ini dan desa-desa yang sulit air di Bangli.

Sementara itu, Prebekel Desa Suter Wayan Nyepeg mengungkapkan terimakasih atas kepedulian dan bantuan yang di berikan oleh Pemerintah Provinsi Bali. Ia mengungkapkan bahwa di Bangli memang memiliki bebarapa desa yang mengalami kesulitan air seperti Desa Suter ini. Kondisi dataranya yang terlalu tinggi menjadi kendala untuk mengalirkan air sehingga dibutuhkan alat-alat yang memadai. Ia juga menyampaikan bahwa jumlah penduduk di Desa Suter ini mencapai 525kk, yang terdiri dari 122 kk miskin. Namun dengan adanya program pengentasan kemiskinan yang telah digulirkan oleh Pemerintah Provinisi maupun Kabupaten, maka jumlah kk miskin tersebut sudah mulai berkurang. 

"Sekitar masih 66kk yang kondisinya masih parah seperti ini," ujarnya. Oleh karenanya, ia berharap program-program pengentasan kemiskinan yang digagas oleh pemerintah dapat terus berlanjut.
Lebih lanjut Wayan Kariasa (30) dan Istrinya Widilantari (21), mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan. Kariasa dan istrinya hanya berpenghasilan rata-rata 200 ribu rupiah perbulan yang didapat dari menjual semat (lidi) keliling. Penghasilan tersebut terasa sangat jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka, dengan satu orang anak laki-laki yang berumur 1.5th. Oleh karenanya, ia berharap bantuan yang diberikan ini dapat bermanfaat untuk menopang kehidupan keluarganya.

Pada kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan dari BK3S Provinsi Bali berupa bahan-bahan pokok serta dua bibit hewan ternak babi, yang secara simbolis diserahkan oleh Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra. Kunjungan Gubernur tersebut juga didampingi oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, Pimpinan Koran Harian Fajar Bali, Para Pejabat Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangli.
-