Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

LokalZone - Tingkatkan kemampuan masing-masing personil Shabara, Satuan Polres Buleleng mengadakan pelatihan Tindakan Pertama Di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP) serta pemberian Pertolongan Pertama kepada korban apabila diperlukan, Selasa (29/9/2015) di Wantilan Mapolres Buleleng.

”Pelatihan ini dilakukan merujuk adanya Telegram Resmi dari Kapolda Bali Irjen Sugeng Priyatno, terkait perintah kepada seluruh anggota Sabhara di jajaran Polda Bali untuk melaksanakan kegiatan latihan fungsi Sabhara TPTKP guna meningkatkan kemampuan personil,” ujar Kabag Ops Kompol Ketut Gelgel, seijin  Kapolres Buleleng, AKBP Harry Haryadi B. usai membuka kegiatan pelatihan tersebut.

Walau materi yang diajarkan telah didapatkan oleh setiap anggota saat mengikuti pendidikan Bintara Polisi di SPN, menurut Gelgel kegiatan ini sangat penting dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan prima dari Kapolisian dalam melaksanakan TPTKP serta pertolongan pertama kepada masyarakat yang membutuhkan pertolongan, mengingat salah satu tugas pokok Shabara adalah melaksanakan patroli rutin.

"Melalui kegiatan pelatihan ini kami berupaya untuk meningkatkan kemampuan anggota, khususnya Sabhara yang rutin melakukan Patroli, untuk cepat melakukan penanganan bila ada tindakan kriminal di Buleleng. Dan juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan pertolongan pertama jika menemukan kecelakaan atau masyarakat yang membutuhkan pertolongan,” papar Kompol Gelgel.

Dalam pelatihan tersebut sedikitnya 60 orang personil yang terdiri dari Kanit, Panit, dan anggota Satuan Sabhara di jajaran Polsek-Polsek yang ada di lingkungan Polres Buleleng secara langsung juga mengamati proses sekaligus praktek pemberian pertolongan pertama dari Dokter Poliklinik Polres Buleleng Ni Luh Ranti untuk kasus keracunan, kecelakaan patah tulang serta kasus lainnya yang memerlukan pertolongan pertama / P3K.
-
LokalZone - Nasib nahas dialami oleh pelaku curanmor yang beraksi di parkiran Gereja Pancar Kasih Desa Bungkulan pada hari jumat (25/9/2015) lalu, walau pelaku telah mempersiapkan aksinya dengan matang ditambah dengan keahlian mekanik, nyatanya Polisi tetap bisa mengendus dan meringkusnya dalam waktu kurang dari 24 jam. 

Berdasarkan release dari Kaposek Sawan AKP Made Mustiada didampingi Kanit Reskrim Polsek Sawan Ipda Wayan Santiasa, Senin (28/9/2015) di ketahui pelaku, I Ketut Soma Tirta alias Pucil (37), yang beralamat di Desa Poh Bergong sudah merencanakan aksinya dengan berpura-pura mencari bunga kamboja di TKP.

"Saat korban memarkir sepeda motornya, pelaku sudah berada di TKP memungut bunga kamboja dengan menggunakan masker. Setelah korban keluar sepeda motornya sudah tidak ada, dari laporan yang kami terima kita lakukan penyelusuran dan menggali informasi, hingga akhirnya mengarah kepada pelaku dan berhasil kami bekuk sekitar 14 jam setelah dilaporkan," ujar Made Mustiada.

Hal tersebut juga diakui oleh Pucil yang juga mengaku melakukan aksi tersebut lantaran tidak memiliki uang. "Karena tidak punya uang pak, sebelumnya mencari bunga kamboja disana," kata Pucil.

Berdasarkan hasil penyelidikan Polisi terungkap sepeda motor tersebut dituntun oleh pelaku dari TKP hingga ke lapangan sepak bola Desa Bungkulan, dimana pelaku sempat meminjam obeng kepada warga setempat untuk menghidupkan paksa sepeda motor tersebut.

"Pelaku sempat meminjam obeng, karena tidak mendapat obeng yang dikasi gunting untuk membuka bagian sayap supaya bisa menghidupkan motor dengan cara menyatukan dua kabel," ungkap Made Mustiada.

Dan berdasarkan pengakuan Pucil, keahlian tersebut dia miliki lantaran sebelumnya sempat bekerja di bengkel.

Akibat ulahnya kini Pucil harus berurusan dengan aparat penegak hukum dikuatkan dengan adanya barang bukti berupa sebuah sepeda motor Yamaha Jupiter MX DK 6674 UC yang ditemukan dirumahnya saat disergap Polisi, dan dijerat pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.
-
LokalZone - AKBP Kurniadi, SiK., MSi. hari ini, Sabtu (20/9/2015) secara resmi meninggalkan kesatuan Polres Buleleng untuk menduduki promosi jabatan barunya sebagai Wakil Direktur Kriminal Khusus (Wadir Krimsus) Polda NTT. Walau masa tugasnya di Buleleng hanya berkisar 10 Bulan, kepemimpinan Kurniadi sangat dirasakan oleh anggota jajarannya lantaran beberapa program pensejahteraan anggotanya dimana salah satunya adalah bedah rumah bagi yang tidak mampu. 

Dalam upacara tradisi yang pelepasan sekaligus penerimaan Kapolres baru, AKBP Kurniadi mengungkapkan bahwa dirinya tetap akan menjadi bagian dari keluarga besar Polres Buleleng. "Saya sangat berterima kasih atas dedikasi anggota selama menjabat disini, dan saya tetap akan menjadi bagian dari keluarga besar Polres Buleleng walaupun tidak berada disini lagi," ucapnya di depan peserta apel.

Tidak hanya itu terungkap pula bahwa sebagai besar kasus-kasus yang ditangani selama kepemimpinannya telah berhasil dituntaskan. "Tunggakan kasus tidak terlalu banyak, yang menonjol kasus korupsi sudah masuk, tinggal 1 kasus korupsi LPD, sebentar lagi pasti bisa di limpahkan," papar AKBP Kurniadi kepada awak media seraya meminta doa restu untuk bertugas di tempat yang baru.
Dilain pihak Kapolres Buleleng yang baru AKBP Harry Haryadi Badjuri, SiK., MHUM,. yang sebelumnya bertugas sebagai Kapolres Jembrana mengungkapkan akan segera melakukan penataan organisasi serta tetap menjaga komunikasi terhadap stakeholder serta masyarakat Buleleng untuk menunjang tugas-tugas Kepolisian.

"Pertama melanjutkan kebijaksanaan Kapolres terdahulu, melaksanakan tugas pokok, menata bagian dalam organisasi dan tentunya dengan adanya perbandingan jumlah Polisi dan masyarakat yang sangat banyak kami akan tetap mengedepankan komunikasi dengan stakeholder, dengan tokoh masyarakat, adat maupun agama untuk ikut berpartisipasi," kata Kapolres Buleleng Harry Haryadi.
-
LokalZone - Jika petani garam di Bali diberdayakan dengan baik maka ketergantungan masyarakat setempat akan garam impor  bisa diminimalisir. Sebaliknya, keberlangsungan hidup mereka, para petani, bisa dipertahankan.

Ada banyak titik pembuatan garam terbentang mulai dari Kusamba (Kelungkung), Karangasem hingga wilayah paling timur Singaraja yaitu Tejakula. Masing masing wilayah tersebut memiliki beberapa lapak pembuatan garam tradisional yang setiap lapaknya mampu memproduksi sekitar 5 kg garam per harinya, dengan catatan dalam kondisi terik matahari.

Sayangnya, menurut salah seorang petani garam di Kusamba, bapak Ketut Santa, bahwa mereka terkendala distribusi selama ini. Garam yang mereka produksi dijual di tempat pembuatan dengan mengandalkan kerendahan hati pengunjung. Hal ini membuat produk mereka tidak terserap secara maksimal dimana mempengaruhi kelangsungan hidup keluarganya.  

Jumlah lapak yang awalnya mencapai 25 kini menyusut tinggal hanya 3 lapak. Ketidakpastian penghasilan membuat sebagian besar dari mereka beralih ke sektor lain. "Banyak dari mereka yang bahkan menjual tanahnya kepada investor karena hasil garam tidak lagi mencukupi kebutuhan keluarga," ujar petani lainnya, Wayan Seplig. 

Meskipun harga yang dipatok cukup murah namun hal ini belum bisa menggugah masyarakat Bali untuk mengonsumsi produknya secara konsisten. Ketut Santa menjual produknya mulai dari Rp. 30,000 hingga 50,000 per bungkusnya. Bungkusan plastik berukuran satu kilogram jika ditimbang bisa mencapai 750 gram mengingat garam merupakan produk yang ringan.





- - - - -
LokalZone - Nyoman Astika (70) warga Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, yang melakukan transmigrasi secara Swadaya ke wilayah Dusun Baturiti, Desa Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah tewas mengenaskan ditangan Kelompok teroris Santoso, pada Minggu (13/9/2015), sekitar pukul 13.00 waktu setempat. (ket foto, korban sebelah kanan)

Ironisnya, kepala korban yang dipenggal dibawa kabur oleh Kelompok tersebut. Dan kejadian naas ini, diketahui langsung oleh istri korban yakni, Kantri (65). Berdasarkan sambungan telepon seluler pada Selasa (15/9/2015), yang dihubungkan langsung oleh Sekretaris Desa Gitgit, Gede Garmita ke salah seorang kerabat korban yang berada di daerah Parigi, bernama Wayan Patria menuturkan, kejadian ini berawal dari ketika Kantri berniat sembahyang di Kebun milik korban, karena saat itu Rahina Tilem, yang ditemani Astika.

Tepat pukul 13.00 waktu setempat, tiba-tiba datang 5 orang yang menggunakan cadar, yang diduga merupakan Kelompok Santoso. Dimana kelima orang itu diantaranya, 2 orang membawa senjata laras panjang, 2 orang membawa pistol, dan 1 orang membawa kapak. Awalnya, Kantri yang disekap oleh kelompok itu, namun Astika berusaha membela istrinya. Beberapa saat, Kantri dipegang oleh 2 orang  yang membawa pistol, sedangkan 3 orang lainnya menyeret Astika beberapa jarak menjauhi Kantri.

Selang beberapa menit, ketiga orang itu datang, dimana 1 orang yang membawa kapak berlumburan darah. Didepan mata Kantri, 1 orang itu membersihkan senjatanya dan badannya yang berlumburan darah. Sembari mengancam Kantri agar tidak pulang ke Desa dan melaporkan kejadian ini, setelah itu 5 orang itu melepaskan Kantri. Kantri yang penasaran dengan kondisi suaminya, mendapati suaminya meninggal dunia tanpa kepada disebelah Gubuk di kebunnya.

“Sampai jam 8 malam dia disana, setelah akhirnya nekat pulang, dan langsung memberitahu keluarga lainnya, setelah itu warga satu kampung semua berangkat ke tempat kejadian, dan membawa pulang jenazah korban, dan ada warga yang mencari kepalanya. Mayatnya sempat dititipkan di RSUD Parigi Moutong, sampai sekarang kepalanya belum ditemukan. Kami sudah laporkan ini, ke pihak Polisi disini,” ungkap Patria, melalui telepon seluler.

Salah seorang menantu korban, Nyoman Adiana mengaku, mendapatkan kabar meninggalnya mertuanya ini, dari salah seorang keluarganya yang berada di Parigi, pada malam hari usai kejadian. Ia pun mengaku, belum memberitahu istrinya yang merupakan anak korban, terkait kejadian yang menimpa mertuanya ini. “Awalnya saya terima kabar kematian bapak, katanya disempal oleh kelompok teroris. Saya tidak berani ngomong ke istrinya saya yang ada di luar negeri, takut shok. Kalau sudah pulang baru kasik tahu, seminggu lagi dia pulang, sudah saya suruh pulang,” tuturnya, ditemui di Kantor Perbekel Desa Gitgit.

Diakuinya, lokasi kebun milik mertuanya itu merupakan jalur “Danger”. Pasalnya, jalur itu merupakan jalur Teroris, yang kerap dilintasi oleh para teroris atau kelompok lainnya. Menurutnya juga, dari pengakuan mertuanya sebelumnya saat pulang, memang kebun milik korban itu merupakan sering dijadikan tempat persembunyian oleh Kelompok Teror diwilayah itu. “Memang itu jalur teroris, dulu katanya sempat ada teroris ngumpet di kebun milik mertua saya. Orang-orang tidak berani lewat disana, karena sepi dan jalurnya berbahaya. Mertua saya ditemukan jenazahnya, tepat berada dibawah pohon duren,” katanya.

Menurutnya juga, lokasi kebun milik mertuanya bersama kebun warga lainnya itu, berjauhan dengan pemukiman penduduk. Dirinya yang juga pernah tinggal disana mengaku, untuk mencapai pemukiman penduduk, diperlukan waktu kurang lebih 3 ataupun 4 jam lamanya, untuk mencapai ke Desa. Sehingga menurutnya, kondisi ini sering dimanfaatkan kelompok-kelompok itu, untuk melakukan tindakan anarkis.

“Kerjaan bapak saya cuma sebagai petani cengkeh disana. Lagian, rumah disana jauh-jauh lokasinya dengan kebunnya, karena itu pondok Transmigrasi semuanya. Perlu waktu 3 jam lebih mencapai pemukiman Desa, itupun harus jalan kaki, karena disana Hutan,” jelasnya, sembari mengaku, dirinya akan menuju ke Daerah Parigi, sambil menunggu kedatangan istrinya, yang sebagai Tenaga Kerja di luar Negeri, untuk berangkat bersama.

Sementara itu, Perbekel Desa Gitgit, Putu Wardana meminta, kepada Pemerintah terkait, agar melindungi Transmigran yang berada di Daerah-Daerah Rawan Konflik. Ia pun khawatir, terhadap beberapa warganya yang berada di daerah konflik. Meskipun diakuinya, korban yang tewas diperantauan ini, merupakan Transmigrasi secara Swadaya. “Ini perlu adanya fasilitasi aparat yang membidangi, mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang lagi, warga kami sekian lama disana. Memang kebanyakan warga kami ini Transmigrasi Swadaya, di Sulawesi Tengah, tapi ini kan perlu pengamanan juga, karena bukan warga kami saja disana, banyak warga lainnya disemua daerah,” pungkasnya.

Kabid Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Buleleng, I Nyoman Suyasa menjelaskan, Astika tidak terdaftar dalam data Transmigran Disnakertrans, sebab Astika sebagai transmigrasi secara swadaya. “Kalau swadaya tidak terdaftar di data kami. Karena mereka kan berangkat sendiri tanpa sepengetahuan kami, seperti merantaulah mereka, biasanya ikut keluarga atau teman yang sudah sukses disana, dan kebanyakan warga kami memilih Sulawesi, karena daerah itu memiliki potensi alam yang cocok untuk pertanian maupun perkebunan,” jelasnya.

Data terakhir dari Disnakertrans Buleleng, jumlah Tansmigran dari Buleleng di Sulawesi yang terdaftar mulai 2007 sampai 2013 mencapai 556 orang yang terdiri 153 KK. Sementara pada 2014 lalu tidak mengirimkan transmigran. Pada 2015 ini pihaknya akan kembali mengirimkan 10 KK transmigran ke Sulawesi.

Rencananya, korban hari ini, Selasa (15/9/2015) akan dikubur dilokasi itu. Sebab, menurut secara Pawisik yang ada menyebutkan, bahwa korban meninggal dalam kondisi tidak utuh, yang tanpa kepala, dan diwajibakan dikubur di wilayah Parigi, Sulawesi Tengah, sesuai adat Agama Hindu, sambil menunggu Kepala Korban ditemukan kembali, baru dilaksanakan Upacara Pengabenan.
-
LokalZone - Kasus penipuan dengan modus investasi valas, Signature Family (SF) yang baru-baru ini dilaporkan oleh seorang warga Buleleng yang menjadi korban dengan kerugian mencapai Rp 695 juta terus bergulir, bahkan dari hasil penyelidikan Sat Reskrim Polres Buleleng terungkap fakta adanya jumlah korban yang sangat banyak dengan kerugian materiil lebih dari ratusan milyar rupiah. (baca juga : Bos Investasi Trading Valas "SF" Dilaporkan Polisi)

Hal tersebut diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Buleleng AKP Ketut Adnyana TJ, atas seijin Kapolres Kurniadi, Selasa (15/9/2015) di lapangan Mapolres Buleleng sembari menunjukkan sejumlah kendaraan yang menjadi barang bukti berupa 5 buah mobil dan 1 sepeda motor yang diduga merupakan penggelapan dari uang investor, sehingga sementara diamankan oleh pihak Kepolisian.

"Kita menindaklanjuti adanya laporan kasus penipuan dan penggelapan dengan modus investasi valas. Pengakuan pelaku, adalah dengan menginvestasikan modal, dipakai trading, kalau menang akan diberikan kepada investor, karena tidak ada pembagian hasil korban keberatan. Kaitan barang bukti, beberapa uang yang diinvestasikan diduga dibelikan mobil ini. Jadi kita berupaya untuk mengamankan aset para investor," ungkap Adnyana TJ.

Dari pemeriksaan sementara, hingga saat ini tercatat nilai uang masyarakat yang di investasikan di SF mencapai ratusan milyar, namun anehnya baru satu orang yang melaporkan hal tersebut ke Polisi.

"Sesuai dengan laporan baru di Buleleng, yang melaporkan di kita baru satu orang. tetapi dari hasil penyelidikan ada banyak, namun belum ada yang melapor. Sementara sudah kita hitung, besarnya dana yang dihimpun sekitar Rp 120 Milyar," papar Adnyana TJ.

Sementara dari hasil pengakuan pelaku, Nyoman Sujana (52), dirinya sudah menjalankan SF sejak lima tahun lalu dan tidak pernah membatasi besaran nilai investasi seseorang.

"Sejak 5 tahun lalu, anggota leader, ada sekitar 300. Nilai investasi tidak ada batasannya, ada yang Rp 3 juta, ada juga Rp 100 juta," kata Sujana.

Akibat ulahnya, kini Sujana harus berurusan dengan aparat penegak hukum dan dijerat dengan pasal 378 dan 372 KUHP dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.
-
LokalZone - Mobil ELF yang mengangkut atlet tinju Porprov Bali XII Kontingen Kota Denpasar terguling setelah terlibat kecelakaan lalu lintas secra beruntun setelah menyeruduk mobil truck yang sama-sama melintas dari arah timur di lintasan jalan Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng, Selasa (15/9/2015). 

Berdasarkan informasi yang dihimpun di Sat Lantas Polres Buleleng, kecelakaan di lintasan Jalan Raya Singaraja Lovina, tepatnya di sebelah timur gapura Kawasan Wisata Lovina di Dusun Banyualit Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng yang mengakibatkan mobil DK 9126 AF terguling, sedangkan truck dengan nopol DK 9531 SE yang dikemudiakan oleh Komang Sudarsana (51), setelah diseruduk berputar arah hingga menghantam sebuah sepeda motor, pagar rumah warga dan sebuah pohon mangga. 

"Keduannya datang dari arah timur dengan kecepatan tinggi, setelah melakukan penimbangan berat badan, jumlah penumpang 5 atlet, dan 1 supir, klejadian sekitar pukul 09.00. Mobil atlet dibelakang truck hendak menyalip, pas ditimur ada sepeda motor banting stir kena roda truck bagian roda belakang sehingga truck berputar arah dan menabrak sepeda motor DK 5365 UH milik Afandi (36), Desa Pemaron yang sedang parkir," ujar Kasat Lantas AKP Nyoman Sugianyar Ardika membenarkan peristiwa tersebut.

Sementara Kanit Laka Sat Lantas Polres Buleleng Ketut Sarjana menambahkan pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan terkait kecelakaan tersebut, bahkan diketahui pengemudi ELF Anang Budiawan (38) dengan alamat Jalan raya pomogan Denpasar tidak memiliki Surat Ijin Mengemudi.

Namun demikian dalam laka lantas tersebut tidak menimbulkan korban jiwa walaupun mobil kontingen atlet tinju Denpasar terguling sehingga mengalami pecah kaca sedangkan dari kerugiaan materiil pihak kepolisian belum bisa memastikan lantaran masih dalam proses penyidikan.
-
LokalZone - Terkait perkembangan kasus pembunuhan antara sepupu yang dipicu oleh permasalahan kandang ayam, Satuan Reskrim Polres Buleleng gelar rekontruksi kejadian dengan mengambil tempat di wantilan Mapolres Buleleng, Selasa (15/9/2015) yang dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim AKP Ketut Adnyana TJ. (baca juga : Gara-Gara Kandang Ayam Sepupu Berjibaku, Satu Orang Tewas)

Dalam rekontruksi dengan 25 adengan tersebut nampak baik saksi dan pelaku sangat kooperatif dan memberikan masukan untuk setiap adengan yang dilakukan agar sesuai dengan fakta dilapangan saat kejadian. Namun miris dalam rekontruksi tersebut juga terungkap hanya karena permasalahan kandang ayam, pelaku Putu Sudiasa (42), nekat menikam sepupunya Gede Purwa Usada (47) hingga tewas dan Putu Suarjana (46) berkali kali.

"Sementara dari rekontruksi, berdasarkan keterangan mereka, kita hanya merekayasa kasus karena ini sudah kejadian, yang memberikan keterangan adalah saksi-saksi dan tersangka sendiri. Adengan penusukan, adengan yang ke 17 dan 18, penusukan ada di 2 titik, di bagian ketiak dan perut," papar Adnyana TJ usai melakukan rekontruksi.

Lebih lanjut Adnyana TJ mengungkapkan bahwa proses rekontruksi ini merupakan syarat mutlak dalam proses peradilan yang nantinya hasilnya akan diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Keluarga korban pun dipersilakan untuk menyaksikan proses rekontruksi untuk mengetahui bagaimana situasi sebenarnya yang terjadi saat itu terlebih baik pelaku, korban dan saksi sebagian besar masih memiliki hubungan sodara. "Benar sekali, keluarga korban sudah kami undang untuk menyaksikan proses rekontruksi ini. Saksi ada 9 orang, kemarin waktu pra ada 6 saksi, ditambah 3 untuk final rekontruksi ini," kata Adnyana TJ.

Sedangkan untuk pelaku polisi memasangkan Pasal 338 jo Pasal 351 ayat (3) KUHP, tentang Penganiayaan yang menyebabkan nyawa seseorang meninggal, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
-
LokalZone - Mobil Armor water canon (AWC) milik Polres Buleleng yang biasanya diperuntukkan sebagai salah satu senjata menghalau masa yang melakukan demontrasi rupanya juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan sosial, terbukti hari ini, Jumat (11/9/2015) mobil ini justru membawa air berkah ke Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt yang saat ini mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih.

"Kurang lebih sejak 3 bulan yang lalu sudah kekeringan cuma beberapa bulan masih bisa diantisipasi, tapi untuk saat ini sudah tidak mencukupi lagi, bahkan beberapa warga sama sekali tidak dapat sehingga harus mencari air atau sumur-sumur warga yang berada di daerah lain yang cukup jauh," ungkap Made Jeneng, salah seorang warga Dusun Laba Nangga, Desa Pangkung Paruk.

Berdasarkan keterangan Perbekel Desa Pangkung Paruk Ketut Sudiarsana, terungkan bahwa selain karena cuaca yang memang tidak bersahabat, kekeringan diwilayahnya juga terjadi lantaran air yang dikelola oleh desa tidak lagi mencukupi seluruh penduduk Desa yang berjumlah 361 KK.

"Pertambahan penduduk yang semakin banyak tidak bisa diantisipasi oleh air Desa, awalnya diperuntukkan 2 dusun sekarang sudah untuk 4 dusun. Disamping itu juga adanya perkembangan pertanian cengkeh sehingga mungkin juga dapat mengurangi debit air," ujar Sudiarsana yang juga mengungkapkan kedepan pihaknya akan mengalokasikan dana Desa untuk mengantisipasi kekeringan di kemudian hari.

Dengan kondisi seperti ini, wargapun sangat mengapresiasi bantuan air bersih yang disediakan oleh Polres Buleleng dan berharap dilakukan secara rutin. "Tyang mewakili warga sangat mengapresiasi tindakan kepolisian, kami merasa Polisi sangat bersahabat, karena biasanya kan tukang tangkap kami. Kami sangat berterimakasih dan kami harap bantuan ini bisa dilakukan secara rutin, baik 2 - 3 hari sekali," kata Made Jeneng.

Disisi lain melalui pesan singkat, Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi mengungkapkan kegiatan pembagian air bersih yang dilakukan oleh Sat Sabhara dengan dipimpin oleh AKP I Wayan Parta akan dilaksanakan secara rutin bahkan ke beberapa Desa lain yang mengalami kekeringan berdasarkan data dari Polsek Jajarannya. 

"Saat ini ada 6 Desa yang tercatat, dan akan kita bantu menyalurkan air bersih, mungkin akan bertambah. Untuk wilayah seririt saja tercatat ada 2 Desa yakni, Desa Pangkung Paruk dan Unggahan, untuk wilayah Sukasada ada 3 di Desa Kayu Putih, Tegal Linggah dan Desa Selat, secara bertahap akan kita kirimkan air bersih menggunakan mobil AWC Sat Sabhara," ungkap Kapolres Kurniadi.
-
LokalZone - Rehabilitasi bagi pengguna narkoba yang saat ini masih menjadi pro dan kontra sepertinya masih akan dilanjutkan, bahkan akan ditingkatkan pasalnya selain dampak positif yang ditimbulkannya, rehabilitasi dianggap merupakan sebuah tindakan yang tepat untuk menyembuhkan pemakai narkoba dan bukan sebaliknya.

"Dulu ketika pimpinan BNN yang dahulu beramsumsi, pengguna narkoba ini adalah korban. Terhadap pengguna narkoba apabila ditahan tidak akan membuat mereka lebih baik bahkan lebih parah dan mungkin akan membuat mereka tersiksa karena seharusnya diobati malah ditahan," ujar Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi didampingi KBO Narkoba IPTU Ketut Suparta, SH di ruang kerjanya, Kamis (10/9/2015).

Terungkap pula bahwa saat ini tingkat pencapaian angka rehabilitasi terhadap pemakai narkoba masih sangat rendah, di Bali tercatat terdapat 467 orang yang dalam proses rehabilitasi dan Buleleng sendiri hanya menyumbang 3 orang. Angka tersebut berkisr 20 - 30 % dari target BNN Provinsi yang berjumlah 2.800 dan pastinya tidak akan cukup untuk menyerap seluruh anggaran dari APBN yang disediakan.

Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam memberantas peredaran narkoba, khususnya dengan metode rehabilitasi BNN dan Kepolsian melakukan terobosan tidak hanya dengan menjamin tidak adanya proses hukum bagi pengguna yang berniat melakukan rehabilitasi, tetapi juga seluruh biaya akan ditanggung oleh pemerintah, bahkan untuk masyarakat yang memberikan informasi dan menunjukan seorang pengguna.

"BNN memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan informasi, misalnya apabila melaporkan tetangga, teman atau keluarga yang merupakan pemakai. Diantar dan terbukti benar akan diberikan uang penjakauan sebesar Rp 100 ribu per orang," ujar Kapolres Kurniadi.

Namun demikian pihaknya menegaskan bahwa tindakan tersebut hanya akan diberikan terhadap mereka yang dengan sukarela mendatangi Polisi atau BNN untuk meminta dilakukan rehabilitasi, bukan terhadap mereka yang telah ditangkap lengkap dengan barang buktinya yang pastinya akan diberikan tindakan hukum sebagaimana mestinya.

"Kalau mereka sesuai kemauan sendiri datang BNN atau kepada Polisi, pasti kita antar untuk rehab tidak dihukum. Tetapi kalau tertangkap, dan terbukti ada BB biarpun mereka pemakai kita proses hukum, penyidikan tetap jalan rehab juga proses," kata KBO Narkoba Ketut Suparta.

Untuk informasi ini pihaknya mengaku sudah melakukan upaya sosialisasi baik secara langsung maupun pemasangan 4 buah banner di beberapa wilayah yang dianggap banyak terindikasi pemakai.
-
LokalZone - Terkait kematian atlet judo perwakilan Bangli, Wayan Agus Widiantara (27) saat bertanding dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XII, yang digelar di Singaraja setelah dibanting oleh atlet tuan rumah I Gede Sandy Juniarta (26), Selasa (8/9/2015) pihak kepolisian tetap melakukan penyelidikan meski pihak keluarga telah menerima peristiwa tersebut. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi di saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (10/9/2015). "Setiap kejadian tidak terlepas dari tindakan kepolisian, terkait keterangan pihak keluarga, mereka menerima. Peristiwa meninggalnya atlet judo itu bukan delik aduan karena itu diterima maupun tidak diterima, tetap akan kita tindak lanjuti," ujarnya.

Pihaknya mengakui masih berupaya melakukan pendalaman dengan memeriksa sejumlah saksi, baik dari panitia, wasit, lawan bertanding saat itu serta rekaman cctv / video saat bertanding. Namun demikian pihaknya mengaku masih belum bisa meminta keterangan dari lawan tanding, Gede Sandy lantaran masih shock atas kejadian tersebut.

Dari hasil pemeriksaan pihak Kepolisian sementara ini terungkap korban, Agus Widiantara sempat melakukan diet ketat untuk mencari kelas yang diinginkan dalam pertandingan judo Porprov kali ini.

"Keterangan yang kita terima, yang bisa saya ungkap sementara, korban sempat melakukan penurunan berat badan secara signifikan untuk masuk ke klas yang diinginkan dan antara kedua orang ini sudah sering bertemu di pertandingan," ungkap Kapolres Kurniadi.

Namun demikian pihaknya juga tidak mau secepatnya mengaitkan kematian korban dengan persaingan antar kedua atlet judo ini. "Nah ini masih kita periksa, kita tetap akan melakukan penyidikan untuk mengungkap penyebab meninggalnya dan ada tidaknya tindak pidana dalam kajadian tersebut," ujar Kapolres kurniadi.
- - -
LokalZone - Penyulutan api suci porprov Bali dipusatkan di Pura Yeh Ketipat Desa Wanagiri Kecamatan Sukasada. Dalam upacara penyalaan api atau nunas geni tersebut dihadiri Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang bertindak sebagai Inspektur Upacara. Kegiatan itu juga dihadiri Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Ketua Panitia Induk Porprov Bali yang juga Wabup Buleleng Nyoman Sutjidra, serta perwakilan masing masing kontingen porprov Bali.

Pembawa obor porprov tersebut dilepas Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta. Obor tersebut selanjutnya dikirab untuk mengelilingi kota Singaraja. Kirab obor porprov juga disambut ratusan siswa sembari mengibarkan bendera merah putih.

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta ditemui usai pelepasan obor porprov mengungkapkan, penunjukkan Kabupaten Buleleng sebagai tuan rumah, merupakan salah satu program Pemerintah provinsi bali untuk pemerataan Pembangunan di Bidang olah raga. Sudikerta menambahkan, melalui pelaksanaan Porprov Bali ini di Buleleng, tentunya akan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat Buleleng.

Sementara itu, Ketua Umum Panitia Induk Porprov Bali yang juga Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra mengatakan, menjelang pembukaan Porprov Bali tanggal 13 September mendatang, pihaknya akan terus melakukan evaluasi, mengingat ada beberapa cabang olah raga yang dogelar mendahului.

Setelah di kirab keliling kota SIngaraja, Obor Porprov Bali selanjutnya disemayamkan di Lobi Atiti Wisma Kantor Bupati Buleleng. sementara itu hari ini menurut rencana, obor akan di arak untuk menuju karangasem, selanjutnya ke Kabupaten Klungkung, dan disemayamkan di Kabupaten Bangli. Kirab obor porprov selanjutnya dikirab menuju Gianyar, Kotamasda Denpasar, dan disemayamkan di Kabpaten Badung. Setelah itu, Obor Porprov kembali dikirab menuju Tabanan, kemudian menuju Jembrana, dan diserahkan ke Kabupaten Buleleng Labuan Lalang Desa Sumberklampok Kecamatan Gerokgak.
- -
LokalZone - Tingkatkan sinergitas antar institusi, Polres Buleleng bersama Pom TNI AD dan Dishub Buleleng menggelar razia gabungan di lintasan Terminal Banyuasri, Selasa (8/9/2015). Walau memiliki tugas pokok dan sasaran yang berbeda nampak ketiga institusi tersebut sangat kompak dan saling berkolaborasi dalam menjalankan perannya masing-masing.

"Ini merupakan bentuk sinergitas kami, dari Polres Buleleng, TNI Pom AD Singaraja dan Dishub Buleleng. Masing-masing punya target, kami menyasar lalu lintas terutama penggunaan HP saat berkendaraan, dari TNI menyasar pelanggaran yang dilakukukan oleh anggotanya bersama penggunaan atribut TNI oleh sipil, dan Dishub penertiban ijin serta KIR," ujar Kasat Lantas Polres Buleleng AKP Nyoman Sugianyar Ardika selaku pemimpin kegiatan tersebut.

Dalam kesempatan tersebut dirinya juga menggungkapkan bahwa dalam satu bulan ini tingkat kecelakaan yang terjadi di Buleleng sudah mulai menurun jika dibandingkan dengan bulan lalu, namun demikian pihaknya akan tetap melakukan upaya sosialisasi untuk memberikan pemahaman akan keselamatan dalam berkendaraan.

"Salah satu yang sering kita jumpai, penggunaan HP saat berkendaraan, ini sangat berbahaya. kalau mau melakukan komunikasi melalui HP sebaiknya berhenti sejenak supaya tidak membahayakan baik diri sendiri maupun pengguna jalan yang lain. Bulan ini tergolong turun, tapi upaya pencegahan tetap akan dilaksanakan dengan menyampaikan himbauan dan penyuluhan baik melalui pemasangan Banner dan juga ke sekolah-sekolah, setiap hari senin kita juga menjadi pembina upacara, gunanya untuk menyampaikan tata cara mengendarai sepeda motor dengan aman," ujar Sugianyar.

Sementara dari Dansub Denpom 93 Singaraja Kapten CPM Guntur Wiyono, sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Polres Buleleng dan berharap kedepan pihaknya lebih dilibatkan dalam kegiatan baik formasl maupun non formal. 

"Operasi gabungan ini menunjukkan sinergitas TNI dan Polri di Buleleng masih solid. Harapan kedepan bisa ditingkatkan lagi dalam melaksanakan kegiatan secara bersama-sama, seperti beberapa hari lalu kita juga melaksanakan olah raga bersama," kata Guntur.

Adapun hasil dari operasi gabungan yang dilaksanakan hampir 1,5 jam itu menuai hasi yang berbeda sesuai dengan sasaran masing-masing, seperti dari Dishub Buleleng menemukan adanya 5 buku KIR yang telah habis masa berlakunya, dari Pom TNI AD menyita 4 jaket TNI dan 1 Pilkep Raider yang digunakan masyarakat sipil, sedangkan dari Sat Lantas Polres Buleleng melakukan 16 penindakan, dengan rincian 9 orang pelanggar SIM dan 7 STNK.
- -
LokalZone - Anggota Sat Narkoba Polres Buleleng melakukan penangkapan terhadap salah seorang pelaku pengedar Narkoba, Gede Samba alias Sambat (36) warga Desa Sidatape, Kecamatan Banjar, Buleleng. Pelaku tidak bisa mengelak saat ditangkap di kawasan Desa Kayuputuh, Kecamatan Banjar, Buleleng saat akan melakukan transaksi Narkoba ke salah seorang pelanggannya. 

Berdasarkan release dari Kasat Narkoba Polres Buleleng AKP Agus Dwi Wirawan atas seijin Kapolres Kurniadi, Selasa (8/9/2015) di Mapolres Buleleng mengungkapkan saat tertangkap tersangka kedapatan membawa 4 paket sabu-sabu yang diletakkan dalam kotak rokok dengan berat masing-masing 0,06 Gram, 0,06 Gram, 0,15 Gram, 0,10 Gram sempat mengelabui dengan mengatakan narkoba berjenis sabu-sabu berada di dalam jok sepeda motor, bahkan mengancam petugas menggunakan sajam.

“Kami sempat diklabuhi oleh pelaku, saat kami ketahui barang tidak ada, pelaku langsung melakukan perlawanan kepada kami, dengan mengarahkan pisau kepada Anggota, pelaku berhasil kami lumpuhkan, dan kami gledah di Jacket pelaku dan kami temukan 4 paket Narkoba dengan jenis Sabu-Sabu, dan langsung kami bawa pelaku ke Mpaolres Buleleng,” ungkap Agus Dwi kepada wartawan.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pelaku memperoleh Narkoba dari seseorang berinisial BG dari Desa Sidetape. Namun BG sudah berhasil ditangkap sebelumnya, terkait kasus Narkoba. Bahkan diakui AKP Agus Dwi, pelaku merupakan orang yang lihai dalam melakukan transaksi Narkoba, sebab 1 paket yang diterima pelaku dipecah menjadi 4 paket kecil, yang diedarkan disejumlah wilayah kekuasaannya.

Hal ini dibuktikan, dari hasil penggledahan di rumah pelaku. “Pelaku ini adalah jaringannya BG, sistemnya pelaku tidak mengetahui siapa yang memberikan barang ini, karena barang ini hanya diselundupkan dibawah koridor pintu, yang kebetulan tempat itu adalah tempat Bilyard. Ini masih kami selidiki, siapa pengirim barang ini kepada pelaku,” jelasnya.

Disinggung keterkaitan pelaku, dikenakan sanksi pidana lainnya karena terbukti membawa sajam, dan sempat melakukan perlawanan kepada Anggota. AKP Agus Dwi mengaku masih melakukan pemeriksaan terkait kemungkinan dikenakan sanksi pidana lainnya terhadap pelaku. “Ini masih kami kembangkan dengan Satreskrim. Kemungkinan kena sanksi pidana lainnya, kita lihat nanti saja. Sekarang kami masih fokuskan untuk Pidana Narkotika,” pungkasnya.

Sementara pelaku mengaku, mendistribusikan barang haram ini, hanya ke beberapa rekan yang dirinya kenal saja. Bahkan dirinya mengaku, sudah melakukan aksi ini sejak 3 bulan lalu. “Sebenarnya ini hanya untuk saya saja, tapi kalau ada yang mau beli, Ya, saya kasik,” tutur Sambat.

Atas ulah pelaku, kini pelaku dijerat dengan Pasal 112 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman pidana paling singkat 4 tahun penjara dan maksimal 12 tahun penjara, serta denda maksimal Rp 8 Miliar.
- -
LokalZone - Aksi Mahmudah (34) ‎terbilang cerdik. Pasalnya, pekerja di sebuah kafe di Buleleng Bali ini nekat mengajak tidur pelanggan kafenya. Dan ternyata, ajakan tidur wanita berparas ayu ini hanyalah akal-akalan supaya bisa menguras harta milik pelanggannya.

Benar saja, dari aksinya itu Mahmudah mampu menggondol mobil Terios yang digadaikannya seharga Rp 40 juta.

Menariknya, aksi ini dilakukan dengan cara membuat pelanggannya tertidur pulas dengan obat tidur. Usai mendapat barang incarannya, Mahmudah yang sudah kongkalikong dengan sang kekasih Ahmad Alfandi (35) asal Situbondo, Jawa Timur pun membawa kabur mobil tersebut.

Sayangnya, aksi wanita asal Situbondo, Jawa Timur itu tak berjalan mulus karena aparat Reskrim Polres Bangli berhasil membekuknya.

Kasat Reskrim AKP Yana Jaya Widya seizin Kapolres Bangli membenarkan pengungkapan kasus tersebut.

Aksi tersangka ini dilakukan dengan modus mengajak korbannya berhubungan badan di sebuah hotel di Kintamani-Bangli dan selanjutnya diberikan obat tidur.

Setelah korban teler, mobil Terios warna putih milik korban langsung dibawa kabur oleh tersangka yang bekerja sama dengan pacarnya‎.

Sepekan dalam penyelidikan, sejoli penipu itu akhirnya berhasil diciduk. Keduanya berhasil ditangkap secara terpisah saat berada di rumah saudaranya.

Sedangkan kronologis kejadian bermula saat korban dengan mengendarai mobil Terios sedang melintas di kawasan Ubud melihat tersangka seorang diri.

Terpikat dengan wajah cantik tersangka, korban langsung mengajak tersangka jalan-jalan. Sampai akhirnya, korban bersama tersangka kencan di sebuah penginapan di Toyabungkah, Kintamani.

“Di penginapan tersebut, tersangka menuangkan minuman berisi obat tidur kepada korban setelah melakukan hubungan badan. Akibatnya korban teler dan saat dirinya sadar, mobil dan tersangka sudah kabur,” ungkap Kasat Reskrim Yana Jaya Widya, Senin (7/9/2015).

Sementara itu, Mahmudah mengaku nekat berbuat seperti itu karena tekanan ekonomi. Dia mengaku menggadaikan mobil korban sebesar Rp 40 juta untuk melunasi utang pacarnya. “Mobilnya saya gadaikan untuk membayar utang,” jelasnya.

Dia mengaku baru pertama kali melakukan aksi penipuan tersebut. Meski demikian, polisi tidak percaya begitu saja. Untuk pengembangan kasus, sampai saat ini kedua tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Bangli.‎ (kriminalitas)
- -
LokalZone - Menindak lanjuti peningkatan angka kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), perempuan dan anak di Buleleng. kapolres Buleleng AKBP Kurniadi melakukan terobosan dengan mengedepankan Polisi Wanita (Polwan) bersama Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kepolisian Resort Buleleng melaksanakan sosialisasi kepada warga dengan mengambil tempat di Mapolsek Singaraja, kamis (3/9/2015).

Dalam acara yang dihadiri oleh 29 aparat Desa sekecamatan Buleleng, tokoh masyarakat dan masyarakat umum. Kanit PPA IPTU Nyoman Sumarjaya bersama tiga orang Polwan muda, Bripda Eka, Bripda Lidya dan Bripda Sita Nusanti secara bergantian memberikan pemahaman mengenai KDRT dan perlindungan terhadap anak-anak di Buleleng serta mengungkapkan bahwa siapapun dapat mengambil peran dalam melindungi anak dan perempuan.

"Siapa saja boleh melaporkan apabila ada kekerasan terhadap anak dan perempuan, hal ini sudah tidak lagi menjadi ranah keluarga siapapun yang mengetahuinya dapat melaporkannya ke Polisi," ujar Sumarjaya didepan para audiens.

Salah satu cara untuk mencegah tindakan kekerasan terhadap anak dan perempuan serta KDRT, POlisi mengajak masyarakat untuk turut serta mengawasi lingkungan sekitar dan segera melaporkan apabila terdapat gejala tersebut sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada korban.

Berdasarkan informasi di ruang Humas Polres Buleleng, diketahui kegiatan ini akan dilanjutkan ke POlsek-Polsek lainnya di Jajaran Polres Buleleng setiap hari kamis. Selain itu pihaknya juga bersedia melakukan sosialisasi lainnya baik di lingkungan Desa maupun sekolah apabila diperlukan, hal itu cukup dilakukan dengan menghubungi Bhabin Kamtibmas Polsek terdekat dan nantinya akan segera ditindak lanjuti oleh Unit PPA Polres Buleleng. 
- -
LokalZone - Satuan Reserse Kriminal Polres Buleleng, Bali menyita papan nama Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Singaraja di Desa Sukasada, karena tidak memiliki izin resmi menyelenggarakan aktivitas pendidikan tinggi.

“Penyitaan papan nama atas petunjuk P18 dan P19 dari Jaksa Penuntut Umum (JPU),” kata Kasatreskrim Polres Buleleng, AKP Ketut Adnyana Tunggal Jaya di Singaraja, Rabu (2/9/2015).

Dia menjelaskan, kasus tersebut masih dalam proses melengkapi berkas yang dikirim ke JPU, ditambah dengan penyitaan sebagai salah satu syaratnya. “Nanti bisa segera meningkat ke P21.”

Dia mengatakan, sejak beberapa waktu lalu, Stikes Majapahit tidak diperkenankan lagi menyelenggarakan aktivitas pendidikan, mengingat statusnya sedang dalam proses hukum. “Karena sedang berkasus, tidak boleh lagi ada aktivitas apapun di dalamnya, kalau ada aktivitas ditindak lagi,” katanya.

Adnyana menambahkan, Ketua Stikes Majapahit Gede Sunjaya yang berstatus tersangka juga tidak dapat menunjukkan bukti legalitas perguruan tinggi yang dipimpinnya. Disebutkan, Sunjaya dan Ni Made Trisna Dharmayanti, Ketua Yayasan Kesejahteraan Warga Kesehatan yang menaungi perguruan tinggi tersebut, keduanya berstatus tersangka masih belum ditahan di Lembaga Pemasyarakatan karena berkasnya masih belum lengkap.

“Masih belum kami lakukan upaya penahanan karena tersangka masih kooperatif dan jika sudah lengkap atau P21 dilakukan penahanan,” kata dia.

Sementara itu, Sunjaya pasrah ketika papan nama perguruan tinggi yang dipimpinnya disita polisi dan merelakan untuk menghormati proses hukum. Dia menjelaskan, aktivitas pembelajaran di kampus setempat sudah dihentikan sejak 17 Juli 2015 sampai batas waktu yang tidak jelas. Bahkan perguruan tinggi itu terancam ditutup selamanya jika pihaknya dinyatakan bersalah dalam proses hukum.

Dia juga mengaku tidak tahu nasib 36 mahasiswanya. Masa depan mereka terancam suram karena setelah kuliah bertahun-tahun, perguruan tinggi tempatnya menuntut ilmu ternyata bermasalah. Sunjaya dan Trisna sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penerbitan 36 ijazah palsu dan penyelenggaraan pendidikan tanpa izin. Keduanya telah menjalankan pendidikan sejak 2010 lalu.

Mereka dikenakan pasal 71 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan ancaman hukuman penjara maksimal 10 tahun atau denda Rp1 miliar.
-
LokalZone - Kontingen Denpasar akhirnya membuktikan sebagai kontingen tercepat dalam meraih medali emas dalam ajang Pekan Olahraga Propinsi, Porprop bali ke 12 di kabupaten Buleleng. Dua medali emas perdana itu diraih melalui cabang panjat tebing. 

 Pada katagori Speed word record perorangan putrid, selasa (1/9/2015) atlet Denpasar Dwi Novitasari berhasil mencatat waktu terbaik 9,77 menit pada babak final, sedangkan tempil sebagai peraih medali perak atlet Jembrana atas nama Ni Ayu Herlina Santika Putri dengan catatan waktu 10,89 menit dan medali perunggu diraih oleh atlet Karang asem atas nama Ni Komang Juli Antari dengan catatan waktu 12,82 menit. 

Sedangkan pada katagori Speed word record perorangan putra medali emas diraih oleh atlet Denpasar atas nama Prayogo dengan catatan waktu terbaik pada babak final 7,22 menit disusul Aditya Firmansyah dari Karang asem dengan catatan waktu terbaik 7,62 menit dan medali perunggu diraih oleh Gusti Ngurah Darma Andika dengan catatan waktu 7,42 menit. Dua Atlet tuan rumah Buleleng atas nama Putu Adi lesmana Putra berada pada posisi 12 dan Miftahul Muarif berada pada posisi 15. 

Cabang panjat tebing yang menggelar pertandingan di lapangan Bhuwana Patra Singaraja sejak, selasa pagi mendapat perhatian penonton dan pertandingan akan kembali dilanujutkan dengan sejumlah katagori. 

Hasil lainnya pada cabang Sepaktakraw beregu mengantarkan tim- tim yang akan berlaga pada pertandingan final. Tim Denpasar akan mengadu ketangguhannya pada babak final melawan tim sepak taraw Jembrana. Denpasar pada babak sebelumnya mengalahkan tim sepaktakraw Buleleng dengan skor 2-1. Sedangkan Jembrana berhasil membungkam perlawanan tim Denpasar degan skor tipis 2-1.
-
LokalZone - Tingkatkan sumber daya manusia (SDM) Anggota Polri sejak dini, Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi Sh., SIK., M.Si gandeng pihak sekolah untuk turut mempersiapkan anak didiknya yang berniat bergabung dengan Institusi Polri supaya mempersiapkan diri sejak di bangku sekolah.

“Pengalaman saya dulu tidak tahu apa saja tes jasmani yang akan dilaksanakan. Kalau dulu siapa yang tau apa saja tesnya kemungkinan lulusnya tinggi, tapi sekarang semua sudah tau tetapi siapa yang terlatih dia yang kemungkinan lulusnya tinggi,” ujar Kapolres Buleleng dalam kegiatan tatap muka para Kepala Sekolah dan guru olah raga di Mapolres Buleleng, Senin (31/8/2015) kemarin.

Kesehatan jasmani menurupakan salah satu penilaian penting dalam perekrutan Polri pasalnya untuk mengemban tugas yang cukup berat diperlukan kondisi tubuh yang sehat. Tidak hanya kemampuan fisik tetapi dalam setiap tes Kapolres Kurniadi juga mengungkapkan peruntukan waktu dalam setiap tes sangatlah penting.

“Kemampuan lari tidak hanya sekedar kuat lari tetapi rentang waktunya dihitung, saya pernah bertanya kepada anak muda yang lari di sekitar taman kota Singaraja, berapa kali bisa lari keliling taman dijawab 15 kali, tapi pas ditanya waktunya, ternyata hampir 2 jam. Nanti pada saat tes dalam waktu sekian menit berapa kali bisa berlari, ini yang harus diperbaiki,” Ujarnya .

Untuk diketahui dari Bagian Sumber Daya Manusia (Bag Sumda) sebenarnya sudah memiliki program sosialisasi dan pelatihan kepada calon pelamar Polriyang dilaksanakan -3 bulan sebelum perekrutan. Namun sepertinya Kapolres Kurniadi belum puas sehingga pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Bag Sumda bekerjasama dengan pihak sekolah untuk mempersiapkan siswanya yang berminat bergabung di korp baju coklat, jauh-jauh hari sebelum perekrutan.
-