Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

Buleleng, Lokal-zone.com - Sebanyak 150 personil Kepolisian Polres Buleleng, hingga sampai Perwira Polisi dilakukan test urine oleh team Bidang Propam dan Bidang Dokes Polda Bali, pada Jumat (18/3/2016) pagi. Test urin ini sengaja dilakukan secara mendadak, berdasarkan intruksi Polda Bali, untuk melakukan pembersihan di internal Kepolisian terkait Narkoba. 

Seizin Kapolres Haryadi, Kabag Ops. Polres Buleleng, Kompol Ketut Gelgel mengatakan, kegiatan test urin ini dilakukan sebagai tindak lanjut, atas intruksi Pusat yang menyatakan perang terhadap Narkoba. Menurutnya juga, peredaran Narkoba saat ini sangat marak di lingkup masyarakat, bahkan tidak jarang peredaran Narkoba bisa merambah kepada Anggota Kepolisian.

“Tujuan dari kegiatan ini yakni, bersih-bersih ke dalam, karena jangan sampai Anggota Kepolisian itu sampai terlibat Narkoba. Kalau kami benar-benar ingin memberantas Narkoba, ya kami harus bersih di dalam dulu, baru bersih di luar,” kata Kompol Gelgel, usai kegiatan test Urin di Mapolres Buleleng.

Untuk memastikan Anggota Polisi itu bersih dari Narkoba, maka Polda Bali mendatangi Polres Buleleng, untuk melakukan test urine terhadap seluruh Anggota tanpa terkecuali, secara mendadak. “Anggota Polisi Polres Buleleng semuanya sudah melaksanakan test urin, untuk hasil semua Anggota Negatif Narkoba. Artinya, Polisi itu sudah bersih dari Narkoba dan sindikat Narkoba,” jelasnya.

Kegiatan ini tentunya, akan secara berkelanjutan dilakukan. Tujuannya, untuk membrantas peredaran Narkoba di Buleleng pada khususnya, yang kini mulai kian memperihantinkan. Usai pembersihan di dalam tubuh Kepolisian, Kepolisian Buleleng berencana akan melakukan pembersihan peredaran Narkoba yang beredar di Masyarakat Buleleng.
-
Teknologi, Lokalzone.com - Amos Dudley, mahasiswa ini membenci giginya yang tak rata dan butuh kawat gigi untuk bisa memiliki gigi rata impiannya. Namun, sayang dia tak punya banyak uang untuk mendapatkan kawat gigi dari dokter atau rumah sakit. Akhirnya ia putuskan untuk membuat terobosan sendiri.

Dilansir dari buzzfeed.com, dengan memanfaatkan teknologi dan printer 3D, dia ciptakan sendiri behel yang diinginkannya. Sebagai mahasiswa jurusan desain di New Jersey Institute of Technology, sedikit banyak ia tahu cara memanfaatkan teknologi juga printer 3D. Sebenarnya ia sudah pernah pakai kawat gigi saat SMP tapi tak menggunakannya dengan baik. Sekarang ia menyesal dan ingin memperbaiki giginya.

Dalam blognya, Amos menulis, "Aku tak lagi tersenyum, itu karena aku tak menyukai gigiku." Amos pun mulai mencari tahu di internet tentang kawat gigi. Lalu ia menyadari sesuatu kalau behel yang ia lihat di internet sebenarnya bisa dibuat dengan menggunakan printer 3D.

Punya akses untuk menggunakan printer 3D, ia pun mencoba melakukan eksperimennya sendiri. Sebenarnya motivasinya membuat sendiri behel ini tak semata-mata karena urusan finansial tapi juga karena ia penasaran dengan eksperimen tersebut.

Dengan kemampuannya sebagai desainer, dia coba-coba membuat sendiri behel gigi. Kerja kerasnya akhirnya terbayar sudah. Dia berhasil membuat 12 behel plastik. Dan behel itu jadi proyek portofolio studinya.

Dan ternyata biaya untuk behel tersebut sangat terjangkau. Kalau behel yang biasa harganya bisa mencapai jutaan, behel buatan Amos ini harganya tak lebih dari 60 dolar atau 780 ribu rupiah. Wah, murah sekali ya.

Amos mencoba sendiri menggunakan behel tersebut. Hanya dalam waktu 16 minggu saja, giginya sudah bisa rata sesuai dengan impiannya. Amos mengatakan kalau behel tersebut transparan sehingga kalau dipakai tak terlalu kentara. Selama 16 minggu, ia harus mengganti set behelnya beberapa kali untuk mencapai bentuk rapi yang diinginkannya.

Yang paling penting dari semuanya sekarang aku bisa tersenyum lagi. Itulah yang terpenting," ujar Amos. Meski banyak orang yang menyarankan Amos untuk mencoba terjun ke dunia bisnis dengan ciptaannya, ia masih belum punya rencana ke arah tersebut.

Menarik sekali ciptaan Amos ini, ya Ladies.
-
Peristiwa, Lokalzone.com - Seorang anak baru gede (ABG), SF (15) diduga menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan secara bergilir tiga pemuda pengganguran. Ketiganya tega memperkosa SF secara bergiliran di kawasan Sawangan, Depok.

Orangtua korban yang tidak terima lantas melaporkan perbuatan bejat tiga pemuda itu ke Polresta Depok. Kepolisian yang bergerak langsung menangkap satu pelaku RH (15), sementara dua lainnya masih buron.

Kasat Reskrim Polresta Depok, Kompol Teguh Nugroho mengatakan, tindakan bejat itu dilakukan di salah satu rumah pelaku. Sebelum digauli korban lebih dulu diajak jalan-jalan oleh satu pelaku yang memang dekat dengan korban.

"Korban disetubuhi oleh pelaku dan dua temannya secara bergantian. Korban pelajar, pelaku pemuda liar pengangguran," kata Teguh, Kamis (17/3).

Saat kejadian, rumah pelaku sedang sepi. Pelaku yang semula hanya berdua dengan korban kemudian memanggil dua temannya. Kemudian tindakan bejat itu terjadi.

Korban tidak bisa melawan karena di bawah tekanan. Polisi pun sudah mengantongi identitas dua pelaku lainnya. "Dari hasil pemeriksaan, dua teman lainnya masih dalam pengejaran petugas kepolisian. Diketahui kabur ke Curug Sukabumi," lanjut Teguh.

Atas perbuatan para pelaku bakal dijerat Pasal 81 UU RI Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara.
-
Lokalzone.com - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri berhasil mengamankan dua tersangka kasus tindak pidana perdagangan orang berinisial S dan VR. Terungkapnya kasus ini setelah Yasicha N, yang merupakan anggota Polri melapor ke Bareskrim pada 1 Maret 2016.

"Modusnya sama untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga. Dalam rekam jejak S, hampir 600 korban yang dikirim ke Timur Tengah dan Istanbul. Sementara berdasarkan data dari duta besar kita di Syria sekitar 606 orang pekerja asal Indonesia yang dikembalikan pada tahun 2015," tegas Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim, Kombes Umar Surya Fana, dalam Konferensi Pers di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Jumat (18/3/2016).

Umar yakin masih banyak korban lainnya. Pada tahun 2012 hingga 2014 sekitar 130 ribu korban berada di Syria. Dari jumlah tersebut, sebagian besar korban memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya yaitu bunuh diri dan hilang.

"Ada yang dianiaya juga," tambah Umar.

Umar menjelaskan, berdasarkan kronologis dari korban sekaligus saksi pada bulan Januari 2016, mereka direkrut oleh S untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Abu Dhabi dengan upah sebesar 300 USD atau Rp 3.500.000 per bulan. Setelah direkrut, korban langsung diserahkan kepada V.

Saksi kemudian ditampung di rumah V sembari menunggu jadwal keberangkatan ke Turki. Sekitar tanggal 15 Januari 2016, korban kemudian diterbangkan ke luar negeri dengan rute Bandara Soekarno Hatta-Batam-Johor (Malaysia)-Turki.

Setiba di Johor, saksi ditampung oleh Muhammad yang merupakan suami S di apartemen. Setelah tiba waktu keberangkatan, korban diterbangkan ke Turki menggunakan pesawat Turki Airlines.

"Setiba di Turki saksi diterima oleh agen Turki yang bernama Abu Iyad kemudian disalurkan pada majikan untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan selama bekerja saksi tidak menerima gaji. Karena saksi tidak betah bekerja kemudian saksi berminat untuk kabur dan meminta perlindungan di KBRI Turki untuk diproses kepulangannya di Indonesia," papar Umar.

Adapun korban sekaligus saksi dalam kasus ini yaitu Nita Sunita, Bisnawati, Nuriani, Lisnawati, Enju, Rini Tarsini, Ina, Ana Sigianah dan Acoh Komalasari. Barang bukti yang disita yaitu Foto Copy paspor milik TKI, Boording pesawat, buku tabungan BCA, BNI serta ATM, ponsel merek Samsung dan Oppo milik TSK.

Tersangka kini dijerat dengan Pasal 2 dan 4 Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Tindak Pidana Perdagangan Manusia dengan ancaman hukuman minimal 3 tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara serta denda Rp 600 juta.
-
Lokalzone.com - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (DitReskrimsus) Polda Metro Jaya tengah melakukan gelar perkara kasus pencurian kabel di gorong-gorong sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Usai perkara pencurian selesai, pihaknya akan melakukan penelusuran dugaan korupsi pemeliharaan saluran air.

"Setelah perkara pencurian selesai, kami nanti akan memulai menelusuri perkara dugaan korupsi pemeliharaan saluran air," ujar Kasubdit Tipikor Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Ferdy Iriawan saat dikonfirmasi, Jumat (18/3).

Akan hal itu, Ferdy mengungkapkan pihaknya akan memulai dengan mempelajari data dari Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat.

"Kami sudah meminta data anggarannya itu. Kami memina Kasudin Tata Air Jakpus untuk menyerahkan data anggaran pemeliharaan saluran air mulai dari tahun 2010-2016," jelasnya,

Penelusuran tersebut, lanjut Ferdy, atas dasar saluran air di sekitar Jalan Medan Merdeka Selatan atau Ring 1 nampaknya terlihat tak terurus, padahal diketahui bahwa tahun 2016 saja, anggaran pemeliharaan memakan biaya yang terbilang cukup besar yakni Rp 49 Milliar.
-