Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

LokalZone - Ada yang spesial dalam ajang Happy Sunday yang diadakan kemarin, Minggu (28/6/2015), dalam rangka menyambut HUT Bhayangkara ke-69 jajaran Polres Buleleng juga menggelar perlengkapan kerja berikut kendaraan hingga persenjataan menghalau massa di Areal Car Free Day, Jalan Ngurah Rai Singaraja.

Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi ditemani pejabat teras di Mapolres Buleleng secara langsung mengenalkan dan menjelaskan sejumlah peralatan pendukung tugas Polri yang di gelar di lokasi kepada masyarakat yang nampak sangat antusias untuk mengetahui fungsi dan keguanaan peralatan tersebut.

"Ini sarana dan prasarana, semua untuk mendukung kegiatan Kepolisian dalam rangka menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat. Seperti kita lihat dibelakang ada mobil Lab Forensik untuk kegiatan TPTKP, mobil angkutan untuk anggota dan juga perlengkapannya, ada juga mobil AWC (mobil water canon, red) dan mobil K9 untuk anjing, 2 anjing pelacak dan 2 anjing untuk menghalau dan membubarkan masa," papar Kapolres Kurniadi menjelaskan.

Dari hasil pemantauan dilapangan, nampak sejumlah persenjataan yang dipajang di lokasi menjadi daya tarik bagi masyarakat segala usia yang datang berkunjung kelokasi seperti topeng gas, police line, pelontar gas air mata, gelombang suara pembubar masa, serta sejumlah peralatan perairan seperti perahu karet untuk kegiatan rescue / penyelamatan.

Walau dilengkapi perlengkapan dan persenjataan canggih pihaknya tetap mengaku bahwa keamanan hanya dapat dihujudkan apabila seluruh masyarakat Buleleng bersatu padu untuk menjaganya. "Sebagus dan selengkap apapun peralatannya tidak bisa semata-mata langsung membuat rasa aman dan damai. Rasa damai dan aman hanya bisa dilakukan apabila seluruh masyarakat juga menjaga ketertiban dan keamanan itu sendiri, jadi Polisi hanya menjaga dan mengawal saja," ujar Kapolres Kurniadi.
-
LokalZone - Liburan sekolah telah tiba, ketika seharusnya momen ini digunakan untuk bermain dan tamasya bersama keluarga, beberapa orang anak dari Tianyar, Karangasem justru memanfaatkan momen ini untuk datang ke Buleleng untuk meminta-minta dan menjadi pengemis. 

Hal ini terungkap dari pergelaran Operasi Premanisme yang dilancarkan Jajaran Polres Buleleng, Sabtu (27/6/2015) hingga sore hari. Operasi yang dimulai dengan menciduk empat orang gepeng di depan toko Bunga, Jalan A. Yani Singaraja dilanjutkan ke lantai dua Pasar Anyar yang ternyata tempat tersebut digunakan untuk beristirahat dan tidur di malam hari oleh kelompok gepeng yang berasal dari Tianyar, Karangasem termasuk juga gepeng lainnya yang berkeliaran di wilayah Kota Singaraja dari kelompok yang sama.

"Hari ini kita melaksanakan Operasi Premanisme secara serentak, ini perintah langsung dari Kapolri melalui Polda. Ini serentak untuk Polres dan Polsek jajaran hasilnya kita menemukan 22 gepeng berkeliaran di jalan asal Tianyar, Karangasem dan juga tukang parkir liar karena tidak menggunakan pakaian parkir semestinya kita amankan dulu," ungkap Kabag Ops Ketut Gelgel.

Ironisnya dari 22 gepeng tersebut 6 orang merupakan ibu-ibu sedangkan 16 orang sisanya masih anak-anak, bahkan 4 diantaranya duduk di bangku sekolah dasar dan sengaja datang ke Buleleng untuk mengemis.

"Kelas telu SD, di SD 7 Pemecutan, Denpasar. Liburan sambilang ngalih bekel," ujar Kadek Eran (11) dengan polos yang juga mengaku biasanya tinggal di Denpasar bersama kakaknya yang bekerja di Spa.

Kelompok pengemis tidur di lantai 2 Pasar Anyar
Menindaklanjuti hasil temuan ini pihak Kepolisian langsung menyerahkan 22 orang gepeng dan satu parkir liar ini  kepada instansi terkait untuk ditindaklanjuti. "kita amankan ke dinas terkait termasuk untuk gepeng nanti kita salurkan ke Dinas Sosial untuk ditindaklanjuti," ujar Kabag Ops Ketut Gelgel.

Walau masih belum menemukan adanya aksi premanisme Jajaran Kepolisian nampaknya tidak mau kecolongan dan akan terus menggalakkan operasi yang menyasar premanisme dan gepeng ini di seluruh wilayah Kabupaten Buleleng. "Supaya wilayah Buleleng ini aman dari premanisme, kita menerjunkan pasukan gabungan dari satgas Premanisme berjumlah 50 orang, untuk wilayah Kecamatan di dari Polsek menerjunkan personilnya masing-masing," kata Ketut Gelgel.
- -
LokalZone -  Kapolres Klungkung AKBP FX. Arendra Wahyudi SiK, Waka Polres Kompol. AA. Gede Mudita, bersama-sama dengan pecinta motor tua Kabupaten Klungkung, melakukan anjangsana kepada orang yang tidak mampu dengan menyerahkan bantuan beras, indomie, dan kebutuhan lainnya kepada orang yang tidak mampu secara materiil, dalam rangka menyambut HUT Bhayangkara ke-69, Sabtu, (27/6/2015).
.
Orang yang patut mendapatkan uluran tangan dan yang pertama kali dikunjungi Kapolres dan rombongan adalah Ni Made Raji alias Men Ampel, dan I Ketut Tamben, bertempat di Banjar Babung, Desa Gunaksa, Kecamatan dawan.

Kemudian romboingan melanjutkan perjalanan menuju Banjar Nyamping, Desa Gunaksa, Kecamatan dawan, disini Kapolres dan rombongan menyerahkan bantuan kepada Made Tangeb dan I Ketut Tulus, kedua orang ini bersaudara kandung.

Ke empat orang yang dikunjungi Kapolres Klungkung dan rombongan ini patut diberi bantuan karena semuanya menempati rumah yang tidak layak huni.

Sementara Kapolres Klungkung pada kesempatan tersebut mengatakan, Kami ada sedikit bingkisan yang dapat dimanfaatkan para orang tua yang kurang beruntung ini, berupa beras, indomie dan kebutuhan lainnya, yang mungkin nantinya bisa sedikit membantu.

Menurut Kapolres, kegiatan ini merupakan salah satu wujud kepedulian aparat kepolisian khususnya Polres Klungklung pada masyarakat yang kurang mampu dan lingkungan sekitarnya.
- -
LokalZone - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) A.A.Ngurah Puspayoga, Sabtu (27/6/2015) pagi melakukan kunjungan kerja ke Gumi Makepung Kabupaten Jembrana. Dalam kunjungannya itu Menkop UKM Puspayoga memberikan sejumlah kemudahan dan bantuan kepada kelompok usaha kecil menengah dan mikro di Gedung Kesenian Bung Karno (GKBK) Jembrana.

Kemudahan tersebut diantaranya pemberian kemudahan ijin bagi usaha kecil, pemberian hak cipta dan akte notaris gratis. Selain itu Puspayoga juga memberikan bantuan perbaikan tempat idabah baik Hindu, Islam dan Kristen. Ia mengungkapkan saat dirinya menjabat Walikota Denpasar untuk mengurus Hak Cipta waktu bisa berbulan-bulan dan bayarnya cukup mahal, tapi sekarang hanya bisa diselesaikan satu jam dan gratis.

Meski memberikan kemudahan, Puspayoga juga melakukan tindakan tegas terhadap koperasi-koperasi yang tidak aktif. “ Koperasi yang hanya punya cap dan mengandalkan bantuan pemerintah saya hapus saja, supaya tidak mengganggu koperasi yang lain “ tegas Puspayoga. Menurutnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia dilakukan oleh tiga pilar yaitu BUMN, Swasta dan Koperasi. Hanya saja koperasi selama ini seolah tersisih, untuk itu sebagai Menteri, Puspayoga bertekad mensejajarkan koperai dengan BUMN dan Swasta. “ Saya sangat optimis itu berhasil, sebab setelah saya data semua koperasi ternyata omsetnya ada yang mencapai trilyunan, mengapa yang lain tidak bisa, inilah yang saya ingin capai terhadap koperasi-koperasi yang lain “ kata Puspayoga.

Dari 209 juta koperasi yang terdata di Indonesia, 62 ribu diantaranya tidak aktif dan sudah dibekukan. Bahkan kini sebanyak 147 ribu koperasi mampu aktif dengan online sistem. Selama ini lanjut Puspayoga yang menjadi persoalan usaha kecil dan koperasi adalah permodalan. Banyak usaha kecil yang tidak mampu mengambil modal di Bank karena bunga kreditnya sangat tinggi yaitu mencapai 22%. “ Saya usulkan ke Pak Presiden supaya bunga kredit diturunkan, karena tidak memberikan rasa adil terhadap pengusaha kecil, dan usulan itu sudah disetujui Presiden menjadi 12% “ terang Puspayoga.

Sementara itu Bupati Jembrana I Putu Artha menjelaskan, kemudahan yang telah diberikan Kemenkop kepada pengusaha kecil menengah dan mikro di Jembrana sudah dirasakan manfaatnya mulai dari kemudahan memperoleh perijinan, peningkatkan sumberdaya manusia, kemudahan sarana dan prasarana produksi termasuk fasilitasi akses pemasaran. Di Jembrana sendiri kata Bupati Artha, terdapat 249 koperasi yang telah berbadan hukum dengan jumlah masyarakat yang terlibat didalamnya mencapai 54.995 orang. Sementara itu terdapat 19 koperasi yang sakit kronis dan segera dibekukan. “ Kami sangat berterima kasih kepada Pak Menteri yang telah memberikan perhatian dan bantuan yang luar biasa kepada usaha kecil mikro dan koperasi di Jembrana, saya berharap pengusaha yang diberikan bantuan menggunakan bantuannya dengan baik dan memberikan manfaat kepada masyarakat “ kata Artha.

Dalam kunjungan pertama kalinya sebagai Menteri di Jembrana, Puspayoga mengaku paling senang bila berkunjung ke Jembrana. Pasalnya partisipasi masyarakatnya sangat tinggi, hal itu terbukti dengan hadirnya ribuan masyarakat di GKBK Jembrana. “ Ini menunjukkan bahwa Bupati dan Wakilnya rajin turun ke masyarakat “ terang Puspayoga. Selain dihadiri Bupati dan Wakilnya I Made Kembang Hartawan, Menteri Puspayoga juga mengajak seluruh Deputinya ke Jembrana.
- -
LokalZone - Dua orang wanita paro baya, yakni Saniah, 42, dan Suniah, 45, keduanya warga Dusun Kranjan, Kelurahan Dadakan, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kini harus berurussan dengan polisi. Keduanya ditangkap atas tuduhan penipuan, dengan modus mencatut nama yayasan difabel (penyandang cacat, Red) di Surakarta, Jawa Tengah.

Keduanya ditangkap Kamis (25/6/2015) lalu di wilayah Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada. Sebelumnya, kedua wanita itu dilaporkan I Wayan Sumadi, 26, warga Desa Erdhi Buana, Kecamatan Mengwi yang indekos di Desa Sambangan, pada Selasa (24/6/2015) lalu.

Dalam laporannya, korban menyebutkan ada dua wanita paro baya dengan perawakan tambun, yang berkeliling meminta bantuan untuk membiayai anak-anak difabel. Keduanya membawa sejumlah dokumen atas nama Himpunan Penyandang Cacat Seluruh Indonesia (HPCSI) Kusuma Bangsa yang berkedudukan di Kabupaten Banyuwangi.

Saat itu korban memberikan uang bantuan sebesar Rp 10ribu. Namun setelah dicek di internet, ternyata keberadaan yayasan itu fiktif, dan ternyata berkedudukan di Surakarta, Jawa Tengah. Korban pun langsung melaporkannya ke polisi atas tuduhan penipuan.

Kasat Reskrim Polres Buleleng AKP Ketut Adnyana TJ mengatakan, keduanya diduga sudah beraksi cukup lama di Buleleng sejak bulan April lalu. Dalam praktiknya, mereka melakukan modus menjual stiker atau buku, yang diklaim hasil buatan anak penyandang disabilitas.

“Tapi tidak banyak yang dijual. Mereka biasanya meminta sumbangan, tanpa menawarkan stiker atau buku itu. Sehari-hari mereka menginap di Hotel Sakawindu,” jelas Adnyana TJ, saat merelease kasus tersebut kepada awak media, Jumat (26/6/2015) di Mapolres Buleleng.

Sementara itu, tersangka Saniah membantah jika ia sudah lama beroperasi di Buleleng. Ia mengaku memiliki cabang tersendiri di Kabupaten Banyuwangi. “Saya ini baru tiga hari di Singaraja pak,” kilah Saniah.

Akibat perbuatannya, keduanya dijerat pasal 378 KUHP, dengan ancaman hukuman empat tahun penjara. Mereka ditahan di Tahanan Perempuan Unit PPA Polres Buleleng.
- -
LokalZone - Kunjungan tiga anggota Polisi Australia atau lebih dikenal dengan Australian Federal Police (AFP) ke Mapolres Buleleng dengan tujuan untuk lebih mengenal Kepolisian lokal Bueleleng dan juga kerjasama sharing informasi mengenai keamanan Internasional mengungkap beberapa fakta mengejutkan salah satunya adanya seratus anggota ISIS yang telah masuk kenegara Australia yang bahkan dua diantaranya sempat transit ke Bali.

Tiga anggota AFP tersebut, Michael McTiernan (Perwira), Keaton Martino (penyidik), Nicholas Arley (Penasehat) diterima langsung oleh Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi didampingi Kanit PPA Iptu Gede Sumarjaya dan anggota Pam Obvit langsung di ruang kerja Kapolres membahas mengenai beberapa isu sentral seperti penyebaran anggota ISIS secara internasional, perlindungan anak dari pidofilia, kriminal, narkoba, hingga money laundry.

Selain adanya dua orang anggota ISIS yang disebut masuk melalui Bali dari total seratus orang yang telah berada di Australia juga terungkap bahwa pihaknya AFP telah mengagalkan masuknya tiga ratus orang Australia pelaku Pedofilia masuk ke Indonesia.

"Kabijakan negara kami kepada pelaku Pedofilia yang telah difonis hakim untuk diinformasikan ke pemerintah negara tujuan apabila akan pergi kenegara lain. Dan tahun lalu 300 orang telah gagal masuk ke Indonesia, Bali berkat informasi itu, mereka semua telah divonis," ungkap Michael McTiernan yang juga sangat konsern dengan adanya kasus Pedofilia dan perlindungan anak di Bali dan Buleleng pada khususnya mengingat banyaknya warga negara asing yang tinggal di Buleleng.

Dilain pihak Kapolres Kurniadi mengungkapkan selama kepemimpinannya belum menemukan adanya kasus Pedofilia yang dilakukan oleh warga negara asing dan pihaknya telah berupaya mengandeng lembaga swadaya untuk mengurangi tindakan menyimpang yang nantinya dapat membuat para remaja menjadi pelaku maupun korban tindak pidana.

"Selama saya disini belum ada kasus Pedofil yang melibatkan warga asing, yang ada pada tahun 2012 dan sudah divonis selama 8 tahun penjara. Mengenai perlindungan anak kami bekerjasama dengan lembaga swadaya, LBH APIK serta Forum Peduli Perempuan dan Anak selain memberlakukan jam malam khusus pada remaja juga mendorong pemerintah setempat menetapkan hal ini menjadi peraturan daerah. Kami mau Buleleng menjadi tempat yang aman bagi anak-anak," ujar Kapolres Kurniadi.

Dari pertemuan tersebut kedua belah pihak sepakat untuk bekerjasama melakukan tindakan pencegahan, pasalnya walau sudah memiliki aturan yang jelas dengan adanya larangan kepada mereka yang telah divonis sebagai pelaku Pedofilia namun untuk mereka yang baru terindikasi masih bisa bebas berkeliaran keluar masuk Bali. Untuk itu AFP bersedia mengirimkan data orang-orang Australia yang terindikasi sebagai pelaku Pedofilia dan juga data kriminal lainnya yang masuk ke Bali, Buleleng apabila dibutuhkan oleh Kepolisian Polres Buleleng untuk memudahkan pemantauan lebih lanjut.
-
LokalZone - Lika-liku kasus menghilangnya KA, seorang perempuan istri pelaut yang akhirnya ditemukan kabur dan kost bersama laki-laki lain yang belakangan diketahui merupakan pria idaman lainnya (PIL) kini kembali mencuat, pasalnya KA melaporkan PIL nya, Putu Ediana (22) telah menipunya ke Mapolres Buleleng.  (baca juga : Suami di Goyang Ombak di Samudra Atlantik, Istri di Goyang Pil)

Kasat Reskrim Polres Buleleng AKP Ketut Adnyana TJ, Rabu (24/6/2015) seijin Kapolres Buleleng mengungkapkan korban yang tidak terima ternyata telah ditipu melaporkan kasus ini ke Mapolres Buleleng. "Terungkapnya kasus ini berawal dari adanya laporan masyarakat, orang hilang. Setelah diselidiki ternyata ditemukan bersama PE di tanah lot. Setelah ditemukan korban melaporkan PE ke Polres Buleleng telah melakukan penipuan uang sebanyak 15 juta," ungkapnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Polisi, awalnya Putu Ediana berkenalan dengan KA melalui Facebook dan mengaku sebagai anak dari Dokter Japa dan saat ini masih kuliah di Stikes Denpasar. Padahal faktanya Ediana selain bukan anak dari seorang Dokter juga hanya sekolah hingga kelas 1 SMA, namun berhasil memperdaya KA hingga memberikan sejumlah uang dengan alasan bayar SPP. (baca juga : Kenalan Dengan Pria di Medsos, Istri Pelaut Menghilang)

"Alasannya memincam uang untuk membayar kuliah transfer pertama sebanyak Rp 9 juta dan sisanya diberikan langsung kepada kepada pelaku. Uangnya digunakan untuk membayar uang muka sepeda motor Honda Scoopy dan kita sudah amankan kendaraan tersebut yang sebelumnya digadaikan di daerah Gianyar," ujar Ketut Adnyana TJ.

Ediana saat ditanya mengaku melakukan hubungan badan atas dasar saling suka dan pertama kali melakukannya di sebuah penginapan di pantai Kerobokan pada bulan Mei lalu. 

"Pertama di Penginapan Kerobokan, tanggal 9 Mei.Pertama ketemu di depan Bank BRI Seririt dikasi uang Rp 5 juta, kami menjalin asmara, sering ketemu dan tanggal 7 Juni nginep di P. Obi terus tanggal 9 kita berangkat karena hubungan selingkuh kami ketahuan oleh keluarga suaminya, akhirnya kita putuskan ke Tanah Lot untuk mencari kerja," kata Ediana.

Namun demikian Ediana juga mengaku telah melakukan kesalahan dengan serangkaian kebohongan untuk meminta sejumlah uang kepada KA dengan alasan untuk membayar SPP padahal uang tersebut digunakan selain untuk membayar uang muka sepeda motor juga digunakan untuk berjudi, bayar kost dan membeli kebutuhan sehari-hari sehingga harapannya untuk menikahi KA pun kini sirnah.

"Saya berbohong, meminta uang untuk bayar SPP, saya mengaku kulian di Stikes Bali. Saya merasa bersalah dan meminta maaf kepada keluarga perempuan. Awalnya ada niat menikah, tapi setelah ini dia tidak mau lagi menikah dengan saya," ujar Ediana yang juga mengaku telah memiliki seorang anak dari hubungannya tanpa pernikahan.

Kini akibat perbuatannya itu, Ediana ijerat dengan pasal berlapis yakni pasal 378 KUHP dan atau pasal 372 KUHP dengan ancaman hukuman masing-masing emat tahun penjara.
- -
LokalZone - Rangkaian Hut Bhayangkara ke-69 yang diadakan oleh jajaran Polres Buleleng pada tahun 2015 ini juga bertepatan dengan rangkaian perayaan hari raya Galungan, Kuningan dan Idul Fitri 1436 H. Selain diadakan dengan penuh kesederhanaan juga peringatan tahun ini juga diwarnai dengan pekan disiplin anggota. 

Dengan menggusung tema "Melalui Revolusi Mental Polri Siap Memantapkan Soliditas dan Profesionalisme Guna Mendukung Pembangunan Nasional" perayaan Hut Bhayangkara ke-69 selain mengadakan kegiatan olah raga bersama untuk menumbuhkan jiwa kebersamaan juga diisi dengan kegiatan sosial seperti anjang sana, kerja bakti ke membersihkan tempat ibadah (pura jagatnatha, wihara, mesjid) dan donor darah.

"Tahun ini masih dihiasi lomba-lomba internal, kegiatan sosial, kemudian untuk peraayaan Hut Bhayangkara sendiri paradenya hanya ada di Polda. Kita di tingkap Polres sampai tingkat Polsek hanya melaksanakan syukuran saja, rencananya kami gunakan sebagai momen pendekatan kepada tokoh masyarakat yang ada di masing-masing Kecamatan termasuk di hari H tanggak 1 Juli kita akan rayakan dengan buka puasa bersama," ungkap Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi di ruang kerjanya, Sabtu (20/6/2015).

Selain itu pihaknya juga mengatakan tetap konsen dengan upaya peningkatan disiplin anggota dengan menggelar pekan disiplin yang tidak hanya memeriksa kelengkapan anggota tetapi juga dengan serangkaian bimbingan rohani.

"Penekanan anggota pasti ada, kita akan berupaya tingkatkan disiplin anggota, yang kami gelar dengan pekan disiplin," kata Kapolres kurniadi.
-
LokalZone - Sebuah kecelakaan tragis terjadi di jalan Jurusan Singaraja - Kintamani Km 16-17 tepatnya di Banjar Dinas Kanginan, Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Lantaran adu jangkrik dengan mobil truck dua orang pemuda tewas ditempat dengan tubuh yang tidak utuh lagi. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun kecelakaan tersebut terjadi pada hari Sabtu (20/6/2015) pukul 04.30 wita, sebuah sepeda motor DK 5411 UK yang dibawa oleh Wayan Budiarsa (21), membonceng Kadek Rupadia (18) keduannya beralamat di Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan,  tanpa mengenakan helm dengan kecepatan tinggi dari arah utara menuju ke selatan.

Karena ngebut, saat menikung kekiri mengambil haluan terlalu kekanan, dan pada saat itu dari arah berlawanan muncul kendaraan Truck Isuzu dengan Nopol L 9087 UQ yang dikemudikan oleh Andi Wibowo (38), yang beralamat di Desa Sumengko, Kecamatan Waringin Anom, Kabupaten Gresik, Jatim, sehingga terjadi kecelakaan adu jangkrik.

Akibat kejadian tersebut pengemudi sepeda motor Wayan Budiarsa mengalami luka berat dan pergelangan tangan kanan putus, sedangkan Kadek Rupadia juga mengalami luka parah di sekujur tubuh serta mengalami patah tulang di bagian paha sebelah kanan, dan keduanya langsung meninggal dunia di tempat.

Kasubbag Humas Polres Buleleng AKP Agus Widarma Putra ketika dikonfirmasi, Sabtu (20/6/2015) membenarkan adanya kecelakaan berdarah tersebut. "Kejadiannya di Desa Bila, Kubutambahan. Korban atas nama Wayan Budiarsa, mahasiswa dan Kadek Rupadia yang dibonceng masih SMP, keduannya meninggal dunia di TKP," paparnya.
-
LokalZone - Nahas, Putu Nomer (58) tewas mengenaskan setelah ditimpa tembok bagunan miliknya sendiri yang masih dalam proses pembangunan, di Banjar Geria, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Jumat (19/6/2015).

Berdasarkan informasi yang dihimpun menyebutkan kejadian berawal dari korban membangun rumah bersama dgn Pekerjanya dengan ketingian tembok 2,40 m dan lebar 3m (berjumlah 3 blok) yang saat itu besi hendak mau di Cor. 

Saat pemasangan Begesting, seorang tukang bernama Ida Bgs Pt Bisma naik dengan tangga yang ditumpukan ke tembok sedangkan korban (Pemilik bangunan) mengawasi dengan melihat kelurusan tembok yg akan di Cor, bersama 1 orang buruh lainnya, Made Gatra (53). 

Dan pada saat itu tiba-tiba tembok roboh dan menimpa 2 orang korban yaitu Putu Nomer (Pemilik bangunan) Meninggal dunia lantaran mengalami luka pada bagian kepala belakang dan pada hidung mengeluarkan darah di Puskesmas Gerokgak 1 sedangkan Korban I Made Gatra di rujuk ke RSUD Singaraja dengan kondisi mengalami patah tulang lengan kanan dan luka pada bibir.

Sementara itu dikonfirmasi terkait kejadian tersebut Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi menyebutkan kejadian tersebut murni merupakan kecelakaan kerja. "Hasil sementara, hingga saat ini kejadian tersebut kecelakaan kerja. Korban satu orang, pemilik bangunan meninggal dan satu lagi buruhnya luka-luka," ujarnya. 
-
LokalZone - Setelah sempat menghilang selama sepuluh hari dan dilaporkan ke Mapolsek Seririt, Kadek Anggriani alias KA (23) bertempat tinggal di Desa Lokapaksa Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, berhasil ditemukan dan dijemput paksa oleh Penyidik Polsek Seririt di wilayah Tanah Lot Kabupaten Tabanan bersama seorang pria idaman lain (PIL) yang bukan suaminya. (Ket Foto: Kadek Anggriani (23) dimintai keterangan atas laporan meninggalkan rumah) 

Sebelumnya beredar kabar bahwa Anggriani sempat ditipu oleh oleh laki-laki yang dikenalnya melalui media sosial, I Kadek Ediana asal Desa Unggahan Kecamatan Seririt dan memintanya menyetor uang senilai Rp. 15 juta. Namun belakangan terungkap diantara keduanya telah terjalin hubungan gelap selama suaminya bekerja di kapal pesiar, hingga akhirnya dijemput oleh keluarga dan Polisi di tanah Lot. (baca juga : Kenalan Dengan Pria di Medsos, Istri Pelaut Menghilang)

Kapolsek Seririt AKP Supriadi Rahman, dikonfrimasi, Kamis (18/6/2015) malam di Mapolsek Seririt menerangkan, kedua pasangan tersebut langsung dibawa ke Mapolsek Seririt, setelah dilakukan pencarian bersama kakak kandung Anggriani, Wayan Suantika (27) asal Dusun Bantes Desa Bulian Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Anggriani menikah setahun lalu dengan suaminya Kadek Jaya Matsya (31), yang kini berlayar di kapal pesiar di kawasan Laut Atlantik. Setelah diinterograsi mengaku memiliki hubungan khusus, bahkan berpindah-pindah menginap di empat TKP penginapan di wilayah Seririt, Jalan Pulau Obi Singaraja, Kerobokan Badung, dan terakhir di Tanah Lot. “Ediana yang tidak bisa bayar sewa hotel, sempat mengancam mau bunuh diri memakai racun potas, kalau Anggriani tidak datang ke Hotel di Pulau Obi. Selasa (9/6/2015) lalu mereka berdua memutuskan naik motor mencari dan menginap di kost-kostan di wilayah Tanah Lot, saat itu keluarga bingung mencari di mana korban berada. Kami berhasil ditemukan kedua pasangan ini Kamis (18/9/2015) sekitar pukul 16.00 Wita,” ujar Supriadi Rahman.

Pihaknya menambahkan, hubungan asmara keduanya dijalin melalui medsos Facebook, BBM, telepon. Selama menghilang mereka tidak canggung melakukan hubungan badan layaknya suami istri di penginapan. “Setiap balik ke kampung, KA mengaku sering ditanya kenapa belum punya anak. Hubungan badan dilakukan beberapa kali. Kalau soal Kadek Ediana memakai akun Facebook palsu, itu benar memang milik temannya yang sudah meninggal. Memang hubungan asmara keduanya suka sama suka,” tambahnya.

Korban KA selama proses penyidikan lebih banyak berdiam diri, dan hanya sesekali menjawab saat ditanya penyidik. Ketika disinggung mengapa mengilang dari rumah, dia mengaku merasa ditipu Kadek Ediana, karena uangnya senilai total Rp. 15 Juta diserahkan bertahap. “Merasa ditipu dan takut kehilangan karena sudah serahkan uang Rp. 15 Juta itu,” ucap KA.

Sementara itu, Wayan Suantika dengan sabar menunggu adiknya diperiksa polisi. Dia bersama keluarga menyerahkan pemeriksaan kasus ke kepolisian. Berikutnya berkomunikasi rembuk bersama kedua belah keluarga, akan dilakukan mencari solusi terbaik. “Saya sempat komunikasi lewat Facebook dengan suami KA, yang masih bekerja di Kapal Pesiar. Kami memang sempat shock mencari KA sekala dan niskala, tapi syukur sudah ditemukan,” pungkasnya.
-
LokalZone - Penangkapan demi penangkapan yang terjadi lantaran narkoba sepertinya masih belum bisa membuat efek jera bagi penyalahguna narkotika di Buleleng. Hal ini dapat dilihat dari data yang ada di Mapolres Buleleng, dalam waktu 21 hari ini saja empat orang telah diamankan karena kesandung Narkoba.

"Dari tangggal 26 Mei sampai 15 Juni, 21 hari Ops Antik. Kita awali dengan kegiatan preemtif mulai dengan penyuluhan-penyuluhan, tes urin, kerjasama dengan 16 sekolah dalam bentuk Kaspan, namun masih ada penyalahgunaan Narkoba. Kita mengamankan 4 orang pelaku, satu orang diduga sebagai pengedar dan 3 sudah dilimpahkan ke LP," ungkap Kabag Ops Kompol Ketut Gelgel didampingi Kasat Narkoba AKP Agus Dwi Wirawan dalam release akhir Ops Antik kepada media, Kamis (18/6/2015).

Keempat orang tersebut adalah Yuli Yumiati alias Lala (31) danRisa Wulandari alias Caca (20) dengan barang bukti dua paket sabu seberat 0,2 gram, Yudha Prawira (26) dengan barang bukti empat paket sabu seberat 0,68 gram dan terakhir Wayan Ardika (38) dengan barang bukti tiga paket sabu seberat 2,17 gram yang ditangkap pada hari Minggu (14/6/2015). 

Lebih lanjut Kabag Ops Ketut Gelgel mengungkapkan hasil pemeriksaan hingga saat ini tidak ada keterkaitan atas keempat orang yang telah diamankan oleh Satuan Narkoba Polres Buleleng tersebut. "Kronologi penangkapan, awalnya kita amankan Caca dan Lala di Anturan, ke dua YP di Baktiseraga, ketika WA kita amankan di seputaran Pulaki. Tidak ada keterkaitan, mereka ditangkap di tempat terpisah," ungkapnya.

Selain keempat orang penyalahguna Narkoba, dalam Operasi bersandi Antik Agung 2015 jajaran Polres Buleleng juga turut mengamankan tujuh jirigen arak bali yang didapatkan dari enam TKP yang tersebar di Kabupaten Buleleng.
- - -
LokalZone - Warga di Desa Sumberklampok Kecamatan Gerokgak sejak beberapa hari terakhir resah dengan kematian tujuh ekor domba yang dirasakan aneh dan misterius, pasalnya kematian domba itu ditemukan nampak seperti dikuliti, bahkan satu diantaranya bagian organ hatinya menghilang. 

Bahkan berdasarkan pengakuan seorang warga sebelum kejadian tersebut sempat melihat bayangan hitam besar dan anjing-anjing yang ada disekitar tempat kejadian menggonggong seakan mencemaskan sesuatu.

Dikonfirmasi mengenai fenomena tersebut Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi, Selasa (16/6/2015) di Mapolres Buleleng mengungkapkan pihaknya tidak bisa berkata banyak terhadap beberapa penomena mistis yang terjadi dan akan tetap fokus berdasarkan pemikiran logis.

"Nah kalau dari segi Niskala kita tidak bisa jelaskan, Polisi berdasarkan fakta yang ada dan dari pemikiran logis, kalau dari niskala kita tidak bisa masuk kesitu," papar Kapolres Kurniadi.

Lebih lanjut pihaknya mengatakan saat ini sedang berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Pertanian Buleleng untuk mengetahui apa penyebab kematian dari beberapa domba tersebut.

"Kita masih berkoordinasi dengan dinas peternakan dan pertanian untuk menjelasan jenis penyakit apa penyebabnya, dugaan awal karena pencernaan, kemungkinan dari makanan, tapi nantilah kita simpulkan," jelas Kapolres Kurniadi.

-
LokalZone - Seminggu menghilang tanpa jejak, Kadek Anggriani (20) warga Desa Lokapaksa Kecamatan Seririt diketahui memiliki hubungan bisnis dengan seorang pria yang dikenalnya melalui media sosial. 

Sejak kasus ini dilaporkan ke Mapolsek Seririt kakak oleh Anggriani, Wayan Suantika (27) Polisi langsung memeriksa pola komunikasi yang dilakukan oleh korban. "Kita masih melihat pola komunikasi yang hilang ya, karena ini sudah dilaporkan oleh adiknya suami, dari Seririt. Disana dia kenal dengan seseorang dengan suatu bisnis di Bedugul dan ada transfer uang sebanyak Rp 15 juta, kenalan awal melalui teknologi informasi, ada media sosial termasuk HP," ungkap Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi, saat dikonfirmasi, Selasa (16/6/2015) di Mapolres Buleleng.

Misteri menghilangnya Anggriani hingga saat ini masih belum menemui titik terang, pasalnya masih banyak informasi yang belum diketahui seperti bisnis apa yang dilakukan oleh korban dengan laki-laki yang dikenalnya melalui media sosial tersebut yang menurut keterangan kakaknya ternyata sudah meninggal dunia.

"Dilihat dari akunnya, sudah meninggal dunia, disini ditulis diaktifkan oleh adiknya yang juga namanya sama," ujar Suantika kepada awak media di ruang Humas Polres Buleleng sembari memperlihatkan akun facebook adiknya.

Kejanggalan-kejanggalan ini juga diakui oleh Kapolres Kurniadi namun pihaknya tidak akan gegabah dalam menentukan tersangka termasuk mengambil alih kasus ini dari Polsek. "Kejanggalan pasti ada, sampai kita temukan dua alat bukti, baru nanti kita akan tentukan siapa pelakunya. Sementara kita lihat perkembangannya, kalau nanti eksesnya meluas, nanti akan kita tarik ke Polres, sementara masih ditindaklajuti di Polsek," ujarnya.

Sedangkan hingga berita ini diturunkan suami dari Anggriani yang bekerja di kapal pesiar masih belum bisa dihubungi oleh pihak keluarga untuk memberitahukan kabar buruk ini.
-
LokalZone - Bersiap amankan hari raya Galungan, Kuningan dan Idul Fitri 1436 H tahun 2015 jajaran Polres Buleleng lakukan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan MUI, PHDI, Dishub, Sat Pol PP, Dinkes, Orari dan Instansi di Mapolres Buleleng, Selasa (16/6/2015) untuk satukan langkah.

Ditemui usai melaksanakan Rakor, Kabag Ops Polres Buleleng Kompol Ketut Gelgel mengungkapkan bahwa Operasi dengan sandi Ketupat Agung 2015 kali ini tidak hanya untuk mengamankan hari Raya Idul Fitri tetapi juga hari raya Galungan, Kuningan yang juga bertepatan dengan liburan siswa.

"Jadi kita melakukan operasi untuk kelancaran Umat Hindu dan Muslim yang melaksanakan hari raya Idul Fitri dan Hari Raya Galungan dan kuningan. Operasi akan dilaksanakan selama 16 hari dari tanggal 11 sampai dengan 26 Juli 2015," ungkap Kabag Ops Ketut Gelgel.

Dari hasil rakor ditetapkan dua pos akan dibuat tepatnya di terminal Banyuasri dan Desa Temukus untuk lebih mudah melakukan pemantauan arus lalu lintas termasuk penguatan pengawasan pos pantau di pelabuhan rakyat.

"Kita akan lakukan Hunting sistem dan menyiapkan dua Pos di Banyuasri dan Desa Temukus untuk jalur tengah, nanti personil gabungan dari Pecalang, Pol PP, Dishub, Kesehatan, Pemkab dan kita standby disana. Pengawasan untuk pelabuhan rakyat sudah ada Pos pantau, dari Sat Polair dan Shabara akan dilibatkan disana, di Pura-pura besar juga nanti kita prioritaskan keamanannya" papar Ketut Gelgel.

Untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas, dalam kesempatan tersebut Ketut Gelgel menghimbau kepada pengemudi khususnya pengguna sepeda motor untuk mentaati aturan lalulitas dan menghindari membawa barang perlebih sehingga selamat sampai ditujuan.
-
LokalZone - Penyeberangan ke Pulau Menjangan terlihat sepi dari biasanya. Ini menyusul aksi boikot para komponen wisata di Kecamatan Gerokgak. Senin (16/5/2015). Para nelayan wisata yang beroperasi di Pelabuhan Labuan Lalang Desa Sumberklampok, serta Pelabuhan Banyuwedang di Desa Pejarakan, sama sekali tak melayani penyeberangan wisata.

Badan Pengelola Taman Wisata Konservasi (BP-TWK) Labuan Lalang, membuka penyeberangan ke Pulau Menjangan, bagi para pamedek yang ingin bersembahyang. Menyusul keluhan pamedek yang ingin tangkil ke pura dang kahyangan yang ada di Pulau Menjangan. Penyeberangan khusus pamedek di Labuan Lalang, disebut mulai dibuka pada pukul 10.00 pagi atas desakan pamedek dan Desa Pakraman Sumberklampok. Sementara untuk wisatawan domestik dan mancanegara, ditolak.

Pemandangan berbeda di Pelabuhan Banyuwedang. Disana tak nampak aktifitas berarti. Suasana pelabuhan benar-benar sepi. Hanya beberapa orang saja yang terlihat membersihkan dan merawat sampan. Sama sekali tidak ada aktifitas penyeberangan.

Ketua BP-TWK Labuan Lalang, Made Sumadra mengatakan, wisatawan mancanegara kebanyakan tak sanggup membeli tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Bali Barat, dengan harga Rp 200ribu. Buktinya pada Senin (15/6) lalu, dari 15 orang wisatawan yang datang, hanya dua orang saja yang benar-benar sanggup membeli jasa pariwisata. Itu pun mereka harus merogoh kocek Rp 1,25 juta per orang. “Dulu untuk dua orang wisatawan yang mau diving ke Menjangan itu, habisnya Rp 893ribu per orang. Sekarang minimal sekali Rp 1,25 juta. Nggak ada yang sanggup beli tiket pak. Hari ini saja ada dua grup, sekitar 30 orang itu, dibatalkan paket wisatanya ke Menjangan. Mereka pilih ke Pemuteran saja,” keluh Sumadra. 

Hal serupa diungkapkan Ketua Kelompok Nelayan Wisata Banyumandi, Wayan Sandi. Menurut Sandi harga tiket Rp 200ribu terlampau mahal. Demikian pula jika diturunkan menjadi Rp 150ribu. “Rasanya tiket masuk Rp 50ribu, itu yang paling cocok,” kata Sandi yang ditemui terpisah.
Nelayan berharap, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, dapat mengkaji tarif masuk tersebut.
-
LokalZone - Dalam rangka mereformasi birokrasi jajarannya, Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi, SH, S.IK, M.Si melakukan sebuah terobosan dengan melakukan uji kopetensi terhadap sejumlah Perwira yang menginginkan kenaikan jabatan satu tingkat lebih tinggi.

Wakapolres Buleleng Kompol Michael Revelindo Risakotta di sela-sela kegiatan tersebut, Jumat (12/6/2015) mengatakan kegiatan ini merupakan inovasi dari Kapolres Buleleng sebagai pucuk pimpinan dengan mengacu pada program 100 hari Kapolri dimana salah satunya berkomitmen untuk penataan aparatur sumberdaya Polri.

"Ini bukan esesmen, awalnya esesmen ini dilaksanakan di tingkat Polda untuk uji kopetensi pejabat-pejabat Polri yang akan melaksanakan tugas sebagai Kapolsek baik yang urban maupun ural termasuk kasat, itu ditingkat Polda. Nah di tingkat Polres Bapak Kapolres mengambil langkah kreatif, inovasi ini untuk mendukung  program100 hari Kapolri yang salah satunya ada program penataan aparatur sumberdaya Polri, Penataan kelembagaan / organisasi, serta quik wins di dalamnya ada peningkatan profesionalisme anggota Polri, berdasarkan itu kita ajukan uji kopetensi setiap pejabat atau personil yang menginginkan promosi atau jabatan tertentu," papar Wakapolres Michael Risakotta.

Lebih jauh dirinya mengungkapkan bahwa tujuan dari uji kopentesi adalah untuk mengetahui potensi dari masing-masing personil agar nantinya dapat ditempatkan sesuai dengan bidangnya.

"Kalau tesnya itu teknis, intinya adalah menggali skil maupun potensi dari masing-masing personil tersebut, akan kita sesuaikan dengan bidang yang akan dituju oleh personil tersebut, seperti bidang lalu lintas tentunya berbeda dengan kriminalitas di Reserse, demikian juga bidang Shabara tentunya berbeda dengan bidang Intelijen, seperti itu," ujarnya.

Dalam uji kopetensi ini tujuh jabatan Kapolsek dan tiga jabatan sebagai Kanit dilelang kepada setiap personil yang berminat menduduki posisi tersebut. Tercatat dari sepuluh orang yang mendaftar sembilan orang mengikuti uji kopetensi yang di adakan di ruang kerja Wakapolres Buleleng dengan transparan bahkan media dengan mudah mengikuti kegiatan tersebut, sedangkan satu orang lagi tidak hadir karena harus melaksanakan tugas khusus ke Polda Bali.
-
LokalZone - Karena tak tahan melihat kemolekan tubuh SB (23) yang merupakan seorang bidan, muncul niat Mustaqim untuk melakukan pemerkosaan. Namun sayang, niatnya untuk memperkosa SB gagal lantaran ketika Mustaqim baru memegang pinggang SB, ia telah orgasme duluan.

Mengetahui aksinya gagal, Mustaqim berusaha melarikan diri dengan membawa uang hasil penodongan terhadap SB (23) yang sebelumnya dilakukan.

SB yang melihat tersangka keluar dari dalam rumahnya di Perum RSA, Blok 41, RT 081 RW 031, Kelurahan Sako, Kecamatan Sako Palembang itu langsung berteriak.
 
Dari pengakuan tersangka saat diamankan di Mapolsek Sako Palembang, Kamis (11/6/2015) kemarin, awalnya ia hanya hendak menodong korban saja, karena butuhkan uang untuk membeli sabu dan main internet.‬

‪"Jadi saya ke rumah korban dengan pura-pura meminta cabe, setelah pintu rumah dibuka korban saya langsung masuk ke ruang tamu. Melihat korban sendirian di rumah, langsung menodongkan pisau dan meminta uang. Usai dapat uang, karena korban mengenakan pakaian seksi, jadi nafsu dan berniat untuk memperkosanya," ujar Mustaqim sembari menahan sakit luka tembak di bagian kaki kiri yang dialaminya.‬ (tribunnews)
-
LokalZone - Twin Lake Buyan Tamblingan Festival 2015 dibuka oleh Bupati Buleleng Putu Agus  Suradnyana di Danau Buyan,11 Juni. Festival ini berlangsung di dua danau di Buyan dan Tamblingan selama empat hari dari 11-14 Juni. Festival yang mendapat banyak kunjungan penonton ini merupakan kelanjutan dari  Lake Buyan festival  tahun lalu. 

Bupati mengatakan jika pada tahun lalu festival lebih banyak mengutamakan pertunjukan, kini mengarah pada pendekatan alam , lingkungan, agro dan spiritual karena kegiatan berlangsung di dua danau. Direncanakan tahun depan festival akan mengutamakan sajian produk unggulan dimana para petani diminta berlomba-lomba menyajikan hasil produk unggulannnya. “ Mana sapi paling besar, buah paling besar maka dialah yang menjadi pemenang lomba, “ jelasnya. 

Terkait ini diminta Dinas Pertanian dan Peternakan mensosialisasikan rencana lomba tersebut sehingga para petani sedini mungkin menyiapkan diri serta terus belajar bagaimana meningkatkan kualitas hasil pertaniannya.

Selain itu, Bupati yang sangat memperhatikan kondisi dua danau kebanggaan Buleleng itu berencana ke depannya akan mengevaluasi kepemilikan lahan mana yang privat mana yang milik negara di Danau Buyan sehingga bisa ditata lebih baik lagi. Penataan ini merupakan kelanjutan penataan Danau Tamblingan yang sudah disterilkan dari pemukiman liar.

Sebelum dibuka, kegiatan di danau Buyan diwarnai dengan berbagai lomba, seperti lomba gebogan, lomba merangkai bunga dan membuat jajan kreasi dari bahan non beras. Hasil lomba juara gebogan juara satu Kecamatan Kubutambahan disusul Dinas Kesehatan juara dua dan juara tiga dari Humas dan Protokol. Merangkai bunga juara satu Kantor Camat Buleleng, juara dua Bagian Umum Setda Buleleng, dan juara tiga Dispenda Buleleng. Selanjutnya juara membuat jajan non beras juara satu KWT Sri Rejeki Desa Pancasari Sukasada, juara dua KWT Bina Hayati Celukan Bawang Kecamatan gerokgak dan juara tiga diraih oleh KWT sari Tunjung Mekar Cempaga Kecamatan Banjar.

Memeriahkan kegiatan pembukaan dilakukan makan buah bersama dan memetik buah di tempat. Di areal pameran disajikan aneka produk pertanian, kehutanan, kelautan dan perindustrian dari Buleleng khususnya dari desa-desa penyangga  Danau Buyan dan Tamblingan.
-
LokalZone - Memasuki tahun ajaran baru 2015/2016, Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, memebrikan peringatan tegas kepada seluruh sekolah yang ada di Buleleng. Khususnya dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Tahun ini Disdik menginkan tidak ada lagi siswa titipan, yang selama ini banyak dilakukan karena faktor kedekatan.

“Untuk penerimaan siswa baru di semua jenjang pendidikan, kami telah himbau kepada seluruh sekolah, agar tidak ada lagi istilah siswa titipan, yang biasanya dilakukan karena faktor kedekatan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, Dra Ni Wayan Lugrahini, Kamis (11/6/2015) kemarin.

Hal tersebut menurutnya tidak akan mengefesiensikan minat dan bakat siswa yang bersangkutan. Yang menonjol dalam hal titip menitip siswa, adalah faktor gengsi orang tua yang mendominasi. Lugrahini mengharapkan orang tua sekarang ini, agar dapat mendidik anaknya, dengan memberikan kesempatan kepada anak yang bersangkutan untuk bersekolah disekolah yang diinginkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Apalagi saat ini, semua sekolah di Buleleng secara umum telah memenuhi persyaratan sebagai sekolah yang layak dengan kelengkapan fasilitas belajar mengajar, merata antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. “Sekarang semua sekolah sudah bagus. Sudah tidka ada lagi sekolah jelek, baik dari sarana prasara, fasilitas berlajar, kompetensi guru dalam mengajar, semuanya sudha memenuhi standar, jadi tidak usah lagi ada kata titip menitip,” imbuh dia.

Selain itu juga tahun ini Disdik membatasi jumlah PPDB di masing-masing sekolah. Setiap sekolah di jenjang pendidikan, hanya wajib menerima maksimal 40 siswa dalam satu kelasnya. Disamping juga ketentuan lain yang sudah diatur dalam PPBD dari pemerintah Pemprov Bali.

Hal tersebut dikatakan, untuk memaksimalkan siswa dalam menerima pelajaran di dalam kelas. Dengan jumlah guru yang mengajar satu kelas, sebelumnya banyak sekolah yang memiliki kelas gemuk, sehingga proses pembelajaran tidak maksimal. Guru yang mengajar keteteran dan para siswa, sulit mengerti materi yang disampaikan oleh guru.

“Semua sesuai aturan PPBD, bagi sekolah yang selama ini kerap menerima siswa dari batas maksimal yang ditentukan, sekarang dilarang. Itu untuk meningkatkan kwalitas pendidikan kita. Kalau ada yang masih mebandel, kami akan atensi khusus,” kata dia.
LokalZone - Musibah kecelakaan lalu lintas di Buleleng kembali menelan korban jiwa yang diduga akibat kelalain pengendara sepeda motor. Seperti halnya dialami seorang kakek, I Dewa Nyoman Adnya (70) warga Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng yang akhirnya meninggal dunia di RSUD Kabupaten Buleleng setelah menabrak pantat atau bagian belakang truck yang tidak dikenal di Jalan WR Suprtaman Panarukan.

Berdasarkan informasi di Mapolres Buleleng, Kamis (11/6/2015) terungkap, korban yang juga sekaligus sebagai tersangka melaju dengan sepeda motor DK 6079 US beriringan dari arah barat dengan truck yang tidak diketahui identitasnya dan tiba-tiba saja truck berhenti hingga kemudian sepeda motor yang dibawa korban menabrak bagian belakang truck.

Menurut sejumlah saksi mata di lokasi peristiwa, korban langsung terjatuh dan tidak sadarkan diri sehingga dilarikan ke RSUD Kabupaten Buleleng, namun saat dalam penanganan medis I Dewa Nyoman Adnya meninggal dunia, sedangkan pengemudi truck tetap melaju sehingga identitas kendaraan itu tidak diketrahui dan masih dalam pencarian polisi.

Dari kasus Laka Lantas di Jalan WR Supratman Singaraja itu, dari bulan Mei hingga awal Juni ini telah mencatat empat orang meninggal dunia yang seluruhnya merupakan pengendara sepeda motor dan polisi sendiri masih melakukan langkah-langkah untuk menekan terjadinya laka lantas, baik melalui aksi penindakan secara langsung maupun dengan penyuluhan.
-
LokalZone - Penyelidikan atas dugaan penyelundupan gas LPG 3 kg yang disubsidi oleh pemerintah terus digulirkan oleh pihak Kepolisian, hari ini Rabu (10/6/2015) Polisi telah menetapkan satu orang Nahkoda Kapal, Abdullah (55) warga Desa. Kecamatan. Sepeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur sebagai tersangka. (baca juga : Polisi Sidik Kapal Pembawa Gas Bersubsidi Keluar Daerah)

"Untuk gas 3 kg, karena ini regionalnya Buleleng tidak diperbolekan keluar Kabupaten Buleleng, karena ini diduga akan dibawa ke Sepeken, Sumenep. Sementara kita amankan dulu, gas beserta pelakunya," papar Kasat Reskrim AKP Ketut Adnyana TJ di lokasi kapal dengan nama lambung Martina milik pelaku bersandar.

Lebih lanjut dari hasil penyidikan Polisi diketahui pelaku membeli gas 3 kg di kios-kios dengan harga Rp 20 ribu dan akan dijual kembali seharga Rp 25 ribu di Sumenep.

"Ini merupakan salah satu penyebab kelangkaan gas 3 kg ini, selain yang kemarin juga sudah kita amankan pengoplosan di Bebetin. Tersangka baru satu orang, dan kita masih menunggu hasil koordinasikan dengan saksi ahli, Pertamina apakah bisa dikenakan pasal periagaan atau bagaimana. Termasuk asal gas 3 kg tersebut karena dari koordinasi sebelumnya dari Pertamina akan memberikan peringatan kepada mereka," jelas Adnyana TJ.

Kasat reskrim Adnyana TJ juga tidak menampik adanya indikasi penyelundupan gas bersubsidi juga terjadi di tempat lain dengan menggunakan modus yang sama karena itu pihaknya mengaku akan tetap melakukan pemeriksaan dan pengecekan kapal yang bersandar di wilayah Buleleng bekerjasama dengan Sat Polair.
 
Sedangkan pelaku saat ditanya mengaku dengan polos bahwa gas tersebut akan dibawa ke Sumenep kepada sejumlah wartawan."Ini mau dibawa ke Sepeken, Beli dari pelabuhan seharga Rp 20 ribu, ini titipan pak," kata Abdullah yang juga sempat tidak sadarkan diri lantaran merasa pusing saat menunjukkan barang bukti 105 buah gas ukuran 3 kg di Mapolres Buleleng.

Kini akibat perbuatannya pelaku terancam dijerat dengan pasal 55 Sub Pasal 53 huruf d UU No. 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi, dengan ancaman hukuman enam tahun penjara.
- -
LokalZone - Operasi Kepolisian dengan sandi Patuh Agung 2015 yang digelar selama 14 hari sejak tanggal 27 Mei lalu usai sudah, hasilnya 705 pelanggar ditindak oleh Sat Lantas Polres Buleleng dengan rincian 701 pelanggar dikenakan tilang sedanglan sisanya sebanyak 34 diberikan teguran simpatik.

Berdasarkan press release dari Kasat Lantas Polres Buleleng AKP Nyoman Sugianyar Ardika, Rabu (10/6/2015) di Mapolres Buleleng mengungkapkan angka pelanggaran yang terjadi saat operasi Patuh tahun ini lebih sedikit dari tahun lalu, dari 818 menjadi 735 pelanggaran tahun ini. Dan angka kecelakaan juga menurun dari 31 menjadi 11 orang, namun demikian jumlah korban meninggal naik sebesar 33% dari 2 orang pada tahun lalu menjadi 3 orang di tahun ini.

Selain itu dirinya juga mengungkapkan bahwa daerah rawan kecelakaan yang berakibat fatal justru terjadi di tempat yang sepi dan di jalur lurus. "Daerah rawan laka di Buleleng, sepanjang jalur Singaraja Seririt, Desa Gitgit, dan Desa Pejarakan, Kecamatan Kerokgak. Daerah laka meninggal dunia masih Gerokgak,  keadaan jalan bagus, sepi, lurus tapi banyak pohon. Biasanya di tempat seperti ini pengendara kendaraan melacu kencang sehingga laka sering berakibat fatal," ungkap Sugianyar.

Untuk menindak lanjuti hal ini pihaknya mengatakan sudah berkoordinasi dengan Polda Bali, pasalnya jalur tersebut merupakan jalan Propinsi serta bekerjasama dengan Jasa Raharja dan PU, termasuk pemasangan banner dan himbaun untuk berhati-hati khususnya di tempat rawan laka.

Sementara itu dari data yang ada juga menyebutkan bahwa pelanggaran masih banyak didominasi oleh pengguna kendaraan roda dua dan para remaja berumur 16-21 dengan jenis pelanggaran pelanggaran berupa helm, kelengkapan kendaraan dan surat ijin mengemudi.

Melihat hasil tersebut Kasat Lantas meminta kepada masyarakat untuk mentaati peraturan lalu lintas yang biasanya menjadi awal dari sebuah kecelakaan. "Saya harapkan masyarakat untuk taat dan patuh terhadap aturan yang berlaku, karena pelanggaran ini biasanya menyebabkan laka lantas. Kita sudah berusaha berbuat, melaksanakan pengling / penyuluhan ke pasar, kejalan, universitas, sekolah tapi ini tergantung dari masyarakatnya untuk tetap berhati-hati untuk menghindari laka lantas," papar Sugianyar.
- -
LokalZone - Situasi kamtibmas di Kabupaten Buleleng akhir-akhir ini memang masih landai, namun rupanya hal tersebut tidak menyurutkan niat dari Jajaran Polres Buleleng untuk tetap siap siaga dengan menggelar latihan Panggilan Luar Biasa (PLB) kepada seluruh personilnya dengan membunyikan alarm stelling, Rabu (10/6/2015) pagi.

Ditemui usai kegiatan Wakapolres Buleleng Kompol Michael Revelindo Risakotta mengungkapkan bahwa latihan ini bertujuan untuk mengelar pasukan secepat mungkin terlebih dalam keadaan yang tidak memungkinkan seperti saat pemadaman listrik.

"Kaitan tadi kita lakukan latihan panggilan luar biasa (PLB), kita dituntut agar bisa menggelar pasukan dalam waktu yang singkat. Tadi ada pemadaman secara serentak di Bali, dalam hal listrik mati sebagian alat komunikasi kita berupa radio mati dan pekerjaan secara onlinepun terganggu, ada baiknya kita adakan antisipasi dini hal-hal yang tidak diinginkan," ungkap Wakapolres Michael Risakotta.

Dalam skenario pengamanan Mako dari serangan tersebut seluruh personil diharuskan untuk menempati posnya masing-masing di seluruh sudut Polres Buleleng yang dianggap rawan dibobol dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Hasil dari kegiatan tersebut bahkan melebihi dari ekspektasi Wakapolres Buleleng, pasalnya seluruh personil sudah menempati pos yang ditentukan dalam waktu kurang dari lima menit.

"PLB dilaksanakan sangat baik, tadi jam 11.11 kita bunyikan alarm dan jam 11.15, empat menit semua personil sudah menempati posisi sesuai SOP pengamanan Mako yang kita miliki. Standar yang biasa kita harapkan 10 - 15 menit, ini sudah sangat bagus, dan kehadiran personil juga lengkap kecuali personil yang melaksanakan tugas penyelidikan dan penyidikan di lapangan," ujar Wakapolres Michael Risakotta.
-
LokalZone - Satuan Reskrim Polres Buleleng berhasil menggagalkan pengiriman Gas LPG 3 kg yang disubsidi pemerintah keluar Bali. Rencananya ratusan gas LPG tersebut akan disebrangkan ke Madura menggunakan kapal dengan nama "Martina" namun nahas tindak tanduknya berhasil tercium oleh Polisi. 

Kasat Reskrim Polres Buleleng AKP Ketut Adnyana TJ, ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/6/2015) membenarkan adanya penangkapan tersebut dan saat ini pemilik masih diamankan di Mapolres Buleleng.

"Seijin Kapolres Buleleng, tadi malam (Senin 8/6, red), anggota opsnal kami melakukan penangkapan terhadap seseorang yang diduga membawa gas 3 kg ke Madura, karena tidak dilengkapi surat administrasi kita amankan di Polres Buleleng," ungkap Adnyana TJ.

Salah satu awak kapal, Abdulah (55) hingga saat ini masih diamankan di Mapolres Buleleng beserta barang bukti berupa 105 tabung gas 3 kg dalam keadaan terisi, tabung 12 kg 3 buah dalam keadaan terisi, serta kapal kayu dengan nama lambung Martina yang saat ini bersandar di Kampung Baru. 

Berdasarkan keterangan yang dihimpun pihak kepolisian diketahui gas tersebut dibeli dari pengecer warga sekitar, namun demikian pihaknya masih tetap melakukan penyelidikan secara intensif.

"Ini dari pelabuhan rakyat Kampung Baru, dan ini didapatkan dari pengencer atau warga. Sementara masih proses lidik, barang itu dari mana, dan kalau memang benar ini mau dibawa keluar daerah kita akan di kenakan pasal berniaga," ujar Adnyana TJ.
-
LokalZone - Tim peneliti dari Universitas Federal Rio de Janeiro Brazil menemukan fosil burung purba berusia 115 juta tahun di superbenua Gondwana, yang kini dikenal sebagai daerah timur laut Brasil. Burung ini diperkirakan tewas saat masih remaja, bulungnya warna-warni, dan memiliki bulu ekor seperti pita yang panjang.

Fosil burung ini panjangnya 14 centimeter dari kepala hingga ekor. Fosil seukuran ini dari jenis burung belum pernah ditemukan sebelumnya di Amerika Selatan. Ini juga salah satu yang tertua fosil burung yang diketahui dari Gondwana, sebuah superkontinen yang pernah meliputi Afrika, Antartika, Australia, India dan Amerika Selatan.

Ketua tim peneliti, Ismar de Souza Carvalho, profesor paleontologi dan geologi di Universitas Federal Rio de Janeiro di Brazil, mengatakan temuan itu tak terduga. Pada pandangan pertama, ia berpikir. "Apa ini? Setelah beberapa menit kami menyadari bahwa itu fosil yang bisa mengungkapkan lebih lanjut tentang sejarah ekosistem darat setidaknya 115 juta tahun yang lalu di Gondwana,” kata de Souza Carvalho seperti dimuat jurnal Nature Communications, 2 Juni 2015.

Penemuan itu menjadi salah satu temuan fosil yang paling lengkap dan terawat baik dari burung dengan bulu ekor seperti seperti pita dari periode Cretaceous Awal. Temuan ini memberikan peneliti pandangan bahwa belum pernah terjadi sebelumnya ada bulu-bulu menarik yang menghiasi bokong burung.

Mereka menemukan fosil ini pada 2011 di Brasil Araripe Basin, pusat sedimen fosil yang berumur dari 100 juta sampai 120 juta tahun. “Cekungan telah menghasilkan ribuan fosil serangga, reptil terbang, kura-kura, ikan dan berbagai jenis tanaman, semua dari periode Cretaceous,” kata de Souza Carvalho kepada Live Science.

Tapi ini bukan burung pertama yang ditemukan memiliki bulu seperti pita ekor. Orang telah menemukan spesimen yang sama di timur laut Cina, meski mereka tidak juga diawetkan.

Sebuah analisis anatomi terhadap fosil Brasil ini mengungkapkan bahwa bulu datar, seperti pita ekornya, mungkin tidak membantu burung dengan keseimbangan atau penerbangan. Sebaliknya, bulu ini mungkin telah menjadi ornamen, dan mungkin membantu spesies ini mengenali spesies lain dari jenisnya.

"Mungkin bulu adalah bentuk tampilan seksual atau berhubungan dengan komunikasi visual,” kata de Souza Carvalho.

Analisis lainnya menyatakan ekor itu akan menjerat burung. Ekor ini panjanganya sekitar 8 sentimeter, lebih panjang dari tubuh burung yang hanya 6 cm. Burung hidup tidak memiliki ekor lebih lebih panjang seperti bulu layaknya pita, menurut peneliti, meski burung tropis memiliki ekor memanjang yang menjadi hiasan saat dihempus angin.

"Ini bulu aneh yang terjadi pada burung punah," kata Richard Prum, profesor ilmu burung di Yale University yang tidak terlibat dengan penelitian ini. "Tapi mereka pada baris terpisah. Mereka tidak ada hubungannya dengan bulu modern. Ini menarik."

Para peneliti juga melihat bahwa, meski burung telah mengembangkan bulu yang tampaknya matang, tulangnya yang tidak sepenuhnya berkembang, dan memiliki mata yang sangat besar bagi tubuh kecil. “Karakteristik ini menunjukkan itu masih remaja,” kata de Souza Carvalho.

Mereka berharap dapat menemukan lebih banyak spesimen burung di Cekungan Araripe, untuk mempelajari lebih lanjut tentang temuan baru spesies. Fosil ini milik Enantiornithes, kelompok burung yang hidup pada masa dinosaurus, tapi para peneliti belum memberikan genus dan spesies baru.

“Kami masih membandingkan dengan beberapa burung yang berasal dari daerah lain di Gondwana untuk memutuskan, termasuk memberinya nama,” kata de Souza Carvalho.

Terlepas dari namanya, temuan ini memverifikasi bahwa Enantiornithes hidup di Gondwana, bukan hanya di superbenua Laurasia utara pada waktu yang sangat penting bagi evolusi burung.
- -
LokalZone - Roti tawar selama ini tak bisa disimpan lama. Namun di tangan lima mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, roti tawar bisa bertahan selama 11 hari. Kandungan gizi roti tetap bertahan tak berkurang. Mereka menggunakan teknologi penyinaran sinar ultraviolet untuk mengawetkan roti tawar ini.

"Metode pengawetan sinar ultraviolet selama ini diterapkan untuk benda cair," kata ketua tim, Hudaibiyah Daulika Ilvani, Jumat, 5 Juni 2015. Keempat mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Pertanian yang terlibat dalam penelitian adalah Indri Rosdiana, Nurwinda Levitasari, Anik Haryanti, dan Viga Dwi Andrian.

Mereka mendapatkan dana dari Direktorat Pendidikan Tinggi untuk penelitian sebanyak Rp 10,7 juta. Proses tersebut tergolong ekonomis dan aman bagi kesehatan. Roti tawar dikemas dalam plastik ditembak dengan sinar ultraviolet selama delapan menit dengan daya lampu 30 watt. Hasilnya, roti awet selama 11 hari.

Awalnya mereka melakukan uji coba dengan daya lampu 15 watt dan lama penyinaran empat menit dan delapan menit. Namun lampu 30 watt dengan lama penyinaran delapan menit dianggap yang paling efektif. Mereka juga telah melakukan uji kapang, kadar air, kadar abu, uji lemah protein karbohidrat, pati, bau dan tekstur.

Berdasarkan penelitian, roti tawar yang diawetkan dengan metode penyinaran ultraviolet aman untuk dikonsumsi selama 11 hari. Metode tersebut tergolong mudah dan murah serta efektif diterapkan bagi usaha roti rumahan atau pengusaha kecil.

Selama ini roti tawar tidak tahan lama setelah dikonsumi. Laman produk margarin Blueband, misalnya, menyebutkan roti tawar yang disimpan di lemari pendingin akan tahan selama dua hingga tiga hari sebelum dikonsumsi kembali.
-
LokalZone - Semua tahu, bahwa permen dan soda tidak baik untuk kesehatan gigi. Tapi, ternyata bukan hanya itu. Kandungan gula dan asam yang terdapat pada makanan yang tampaknya tak berbahaya, nyatanya juga berefek pada kebersihan dan kesehatan gigi. Marc Lowenberg, DDS, dokter gigi kosmetik di New York, menjelaskan lima makanan yang tanpa disadari merusak gigi dan memberikan solusinya.

Jus kemasan
Sebotol jus buah atau sayur memang memiliki kandungan nutrisi yang padat, tapi jangan lupakan kandungan gulanya. Jus kemasan biasanya memiliki kandungan gula tinggi, bahkan ada yang lebih tinggi dari smoothies dan minuman ringan. “Ini sama saja menghujani gigi Anda dengan cokelat manis,” ujar Lowenberg. Gula ini dikonsumsi oleh bakteri di dalam mulut dan diubah menjadi asam, yang membuat enamel gigi menipis dan bisa menyebabkan gigi berlubang.

Solusi: Minum jus dengan sedotan, akan membantu menjauhkan kandungan di dalam jus bersentuhan langsung dengan gigi. Dan pastikan setidaknya 45 menit setelah mengonsumsi jus untuk menyikat gigi.

Vitamin kunyah
Teksturnya yang kenyal dan lengket tak lebih baik daripada permen. Faktanya, yang membuat viitamin kunyah bertekstur lengket adalah gula. Sehingga, ketika gigi mengunyahnya sudah tentu akan meningkatkan risiko gigi berlubang.

Solusi: Ada baiknya pilih vitamin dalam bentuk pil. Meski rasanya tak seenak vitamin kunyah, setidaknya Anda tak perlu berkunjung ke dokter gigi.

Saus barbecue
Membuat acara memanggang bersama teman dan keluarga memang menyenangkan. Sayangnya, kebanyakan orang tak menyadari  bahwa saus manis untuk melumuri ayam atau daging, juga melumuri gigi dengan gula. Karena, saus barbecue yang dipakai memang mengandung banyak gula. Ini akan berefek pada warna gigi, bahkan bisa terjadi kerusakan jika tak cepat dibersihkan.

Solusi: Anda bisa mengoleskan petroleum jelly pada gigi, agar saus tak bersentuhan langsung dengan enamel gigi. Tak nyaman dengan petroleum jelly ? Anda bisa langsung menggosok gigi sesaat setelah makan, untuk menghilangkan residu apapun.

Buah kering
Buah segar dianggap baik untuk kesehatan gigi, karena kandungan airnya yang bernutrisi, seperti pada apel dan pir. Tapi, ini tak berlaku pada buah kering. Makanan yang dinyatakan bergizi ini, dikemas dengan serat non selulosa, dan seakan seperti jebakan, kandungan gula di dalamnya sangat tinggi.

Solusi: Sikat gigi segera setelah mengonsumsi buah kering, agar gula tak terjebak di dalam mulut dan merusak gigi. Sebaiknya, biasakan konsumsi buah segar ketimbang buah kering. Selain itu, buah segar tentu lebih sehat karena tak melalui proses apapun.

Anggur putih
Anggur merah dianggap buruk bagi kesehatan gigi, terutama efeknya pada warna gigi. Tapi ternyata, anggur pputih tak lebih baik bagi kesehatan gigi. Asam yang terkandung dalam anggur putih, bisa menggerogoti enamel gigi.

Solusi: Makan lebih banyak keju saat mengonsumsi anggur. Keju mengandung kalsium, fosfor, yang semuanya dapat membantu menahan serangan asam di dalam mulut. Selain itu, segera konsumsi air untuk membersihkan mulut dari kandungan asam yang tertinggal.
- -
LokalZone - Ada saja akal-akalan baru dari para kriminal untuk mengelabui korbannya, seperti dalam kasus pencurian uang yang diduga dilakukan oleh oknum pegawai Mini Market Alfamart yang berlokasi di Desa Sambangan Kecamatan Sukasada, dimana pelaku mengantikan uang setoran dengan kertas. (ket : foto hanya ilsustrasi)

Aksi pencurian dengan modus baru di Buleleng akhirnya diungkap polisi setelah Putu Redita (22) warga Dusun Batupulu Desa Panji Anom melaporkan dugaan aksi pencurian di tempatnya bekerja di Alfamart Sambangan, bahkan dari pengembangan kasus itu polisi akhirnya mengamankan Rusnan Affandi (19) warga Kelurahan Kampung Kajanan.

Kasubbag Humas Polres Buleleng, Made Agus Widarma Putra, Senin (8/6/2015) siang mengungkapkan, kasus dugaan pencurian itu masih dilakukan penanganan oleh Polsek Sukasada dan tetap mengedepankan azas praduka tak bersalah.

“Dari pemeriksaan saksi-saksi kerugian yang dialami mencapai 7.893.569 rupiah, jadi telah dilakukan tindakan kepolisian dan mendatangi TKP, sementara barang bukti yang diamankan berupa uang sisa sebesar 4.250.000 rupiah, dompet warna hitam, dua buah baju warna putih dan satu potong celana jeans, uniknya dalam kasus ini pelaku menganti uang setoran dengan kertas yang dipotong menyerupai uang,” ungkap AKP Agus Widarma Putra.

Dari keterangan Putu Redita, pelaku Rusnan Affandi diduga kuat terlibat dalam kasus pencurian itu saat membantu dirinya membendit uang hasil penjualan dan selanjutnya menganti uang setoran itu dengan kertas sehingga menyerupai uang kedalam kopel atau penyimpanan uang untuk dibawa ke Denpasar. Dan setelah dibuka di Kantor Pusat Alfamart di Denpasar untuk disetor ternyata sejumlah besar uang sudah berubah menjadi potongan kertas, sehingga kasus tersebut dilaporkan ke polisi.

Berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan, Unit Reskrim Polsek Sukasada kemudian mengamankan Rusnan Affandi beserta barang bukti sisa uang sebesar 4.250.000 rupiah, dompet, dua pakaian warna putih, satu potong celana jeans termasuk potongan kertas yang telah dibungkus seolah-olah menyerupai uang.
- -
LokalZone - Lantaran adanya dugaan kuat salah satu wanita penghibur mengidap AIDS, setelah menunjukan gejala-gejala menurunnya fungsi kekebalan tubuh dan dugaan itu semakin menguat setelah tim gabungan melakukan operasi di Kawasan Industri Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Sabtu (6/6/2015) kemarin siang. 

Operasi gabungan dari Polres Buleleng dan Sat Pol PP ini sengaja menyasar warung remang-remang alias warung patokan yang beroperasi di sekitar Pelabuhan Celukan Bawang karena adanya laporan dari masyarakat, bahwasannya tempat tersebut juga terindikasi sebagai lokalisasi terselubung yang baru beroperasi.

Plt. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra di tempat tersebut aparat yang dikerahkan tidak lagi hanya melakukan tes urin tetapi langsung melakukan tes darah. "“Ada satu orang yang kami curigai. Orang ini sudah kami minta konseling di Puskesmas Gerokgak I. Mudah-mudahan Senin hasil darahnya sudah kelihatan. Jadi nanti bisa tahu positif HIV atau tidak. Positif pakai narkoba atau tidak,” ujarnya. 

Sementara itu Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi mengatakan, polisi saat ini masih mengembangkan kasus penyalahgunaan narkotika, dari wanita penghibur yang kedapatan mengkonsumsi narkoba yang saat ini berjumlah tiga orang. “Kami coba telusuri pengedarnya. Ini butuh waktu. Kami belum bisa sampaikan hasilnya sekarang,” kata Kapolres Kurniadi.

Dalam operasi di Celukan Bawang kemarin, tim langsung memeriksa 17 wanita penghibur dan empat orang pengunjung. Serta mengamankan dua orang wanita penghibur asal Jember yang masih dibawah umur yang masih berusia 15 tahun dan 17 tahun. Bahkan Orang yang mempekerjakan anak dibawah umur itu terancam dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Perdagangan Manusia.
-