Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

LokalZone - Satuan Reskrim Polres Buleleng berhasil menggagalkan pengiriman Gas LPG 3 kg yang disubsidi pemerintah keluar Bali. Rencananya ratusan gas LPG tersebut akan disebrangkan ke Madura menggunakan kapal dengan nama "Martina" namun nahas tindak tanduknya berhasil tercium oleh Polisi. 

Kasat Reskrim Polres Buleleng AKP Ketut Adnyana TJ, ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/6/2015) membenarkan adanya penangkapan tersebut dan saat ini pemilik masih diamankan di Mapolres Buleleng.

"Seijin Kapolres Buleleng, tadi malam (Senin 8/6, red), anggota opsnal kami melakukan penangkapan terhadap seseorang yang diduga membawa gas 3 kg ke Madura, karena tidak dilengkapi surat administrasi kita amankan di Polres Buleleng," ungkap Adnyana TJ.

Salah satu awak kapal, Abdulah (55) hingga saat ini masih diamankan di Mapolres Buleleng beserta barang bukti berupa 105 tabung gas 3 kg dalam keadaan terisi, tabung 12 kg 3 buah dalam keadaan terisi, serta kapal kayu dengan nama lambung Martina yang saat ini bersandar di Kampung Baru. 

Berdasarkan keterangan yang dihimpun pihak kepolisian diketahui gas tersebut dibeli dari pengecer warga sekitar, namun demikian pihaknya masih tetap melakukan penyelidikan secara intensif.

"Ini dari pelabuhan rakyat Kampung Baru, dan ini didapatkan dari pengencer atau warga. Sementara masih proses lidik, barang itu dari mana, dan kalau memang benar ini mau dibawa keluar daerah kita akan di kenakan pasal berniaga," ujar Adnyana TJ.
-
LokalZone - Tim peneliti dari Universitas Federal Rio de Janeiro Brazil menemukan fosil burung purba berusia 115 juta tahun di superbenua Gondwana, yang kini dikenal sebagai daerah timur laut Brasil. Burung ini diperkirakan tewas saat masih remaja, bulungnya warna-warni, dan memiliki bulu ekor seperti pita yang panjang.

Fosil burung ini panjangnya 14 centimeter dari kepala hingga ekor. Fosil seukuran ini dari jenis burung belum pernah ditemukan sebelumnya di Amerika Selatan. Ini juga salah satu yang tertua fosil burung yang diketahui dari Gondwana, sebuah superkontinen yang pernah meliputi Afrika, Antartika, Australia, India dan Amerika Selatan.

Ketua tim peneliti, Ismar de Souza Carvalho, profesor paleontologi dan geologi di Universitas Federal Rio de Janeiro di Brazil, mengatakan temuan itu tak terduga. Pada pandangan pertama, ia berpikir. "Apa ini? Setelah beberapa menit kami menyadari bahwa itu fosil yang bisa mengungkapkan lebih lanjut tentang sejarah ekosistem darat setidaknya 115 juta tahun yang lalu di Gondwana,” kata de Souza Carvalho seperti dimuat jurnal Nature Communications, 2 Juni 2015.

Penemuan itu menjadi salah satu temuan fosil yang paling lengkap dan terawat baik dari burung dengan bulu ekor seperti seperti pita dari periode Cretaceous Awal. Temuan ini memberikan peneliti pandangan bahwa belum pernah terjadi sebelumnya ada bulu-bulu menarik yang menghiasi bokong burung.

Mereka menemukan fosil ini pada 2011 di Brasil Araripe Basin, pusat sedimen fosil yang berumur dari 100 juta sampai 120 juta tahun. “Cekungan telah menghasilkan ribuan fosil serangga, reptil terbang, kura-kura, ikan dan berbagai jenis tanaman, semua dari periode Cretaceous,” kata de Souza Carvalho kepada Live Science.

Tapi ini bukan burung pertama yang ditemukan memiliki bulu seperti pita ekor. Orang telah menemukan spesimen yang sama di timur laut Cina, meski mereka tidak juga diawetkan.

Sebuah analisis anatomi terhadap fosil Brasil ini mengungkapkan bahwa bulu datar, seperti pita ekornya, mungkin tidak membantu burung dengan keseimbangan atau penerbangan. Sebaliknya, bulu ini mungkin telah menjadi ornamen, dan mungkin membantu spesies ini mengenali spesies lain dari jenisnya.

"Mungkin bulu adalah bentuk tampilan seksual atau berhubungan dengan komunikasi visual,” kata de Souza Carvalho.

Analisis lainnya menyatakan ekor itu akan menjerat burung. Ekor ini panjanganya sekitar 8 sentimeter, lebih panjang dari tubuh burung yang hanya 6 cm. Burung hidup tidak memiliki ekor lebih lebih panjang seperti bulu layaknya pita, menurut peneliti, meski burung tropis memiliki ekor memanjang yang menjadi hiasan saat dihempus angin.

"Ini bulu aneh yang terjadi pada burung punah," kata Richard Prum, profesor ilmu burung di Yale University yang tidak terlibat dengan penelitian ini. "Tapi mereka pada baris terpisah. Mereka tidak ada hubungannya dengan bulu modern. Ini menarik."

Para peneliti juga melihat bahwa, meski burung telah mengembangkan bulu yang tampaknya matang, tulangnya yang tidak sepenuhnya berkembang, dan memiliki mata yang sangat besar bagi tubuh kecil. “Karakteristik ini menunjukkan itu masih remaja,” kata de Souza Carvalho.

Mereka berharap dapat menemukan lebih banyak spesimen burung di Cekungan Araripe, untuk mempelajari lebih lanjut tentang temuan baru spesies. Fosil ini milik Enantiornithes, kelompok burung yang hidup pada masa dinosaurus, tapi para peneliti belum memberikan genus dan spesies baru.

“Kami masih membandingkan dengan beberapa burung yang berasal dari daerah lain di Gondwana untuk memutuskan, termasuk memberinya nama,” kata de Souza Carvalho.

Terlepas dari namanya, temuan ini memverifikasi bahwa Enantiornithes hidup di Gondwana, bukan hanya di superbenua Laurasia utara pada waktu yang sangat penting bagi evolusi burung.
- -
LokalZone - Roti tawar selama ini tak bisa disimpan lama. Namun di tangan lima mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, roti tawar bisa bertahan selama 11 hari. Kandungan gizi roti tetap bertahan tak berkurang. Mereka menggunakan teknologi penyinaran sinar ultraviolet untuk mengawetkan roti tawar ini.

"Metode pengawetan sinar ultraviolet selama ini diterapkan untuk benda cair," kata ketua tim, Hudaibiyah Daulika Ilvani, Jumat, 5 Juni 2015. Keempat mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Pertanian yang terlibat dalam penelitian adalah Indri Rosdiana, Nurwinda Levitasari, Anik Haryanti, dan Viga Dwi Andrian.

Mereka mendapatkan dana dari Direktorat Pendidikan Tinggi untuk penelitian sebanyak Rp 10,7 juta. Proses tersebut tergolong ekonomis dan aman bagi kesehatan. Roti tawar dikemas dalam plastik ditembak dengan sinar ultraviolet selama delapan menit dengan daya lampu 30 watt. Hasilnya, roti awet selama 11 hari.

Awalnya mereka melakukan uji coba dengan daya lampu 15 watt dan lama penyinaran empat menit dan delapan menit. Namun lampu 30 watt dengan lama penyinaran delapan menit dianggap yang paling efektif. Mereka juga telah melakukan uji kapang, kadar air, kadar abu, uji lemah protein karbohidrat, pati, bau dan tekstur.

Berdasarkan penelitian, roti tawar yang diawetkan dengan metode penyinaran ultraviolet aman untuk dikonsumsi selama 11 hari. Metode tersebut tergolong mudah dan murah serta efektif diterapkan bagi usaha roti rumahan atau pengusaha kecil.

Selama ini roti tawar tidak tahan lama setelah dikonsumi. Laman produk margarin Blueband, misalnya, menyebutkan roti tawar yang disimpan di lemari pendingin akan tahan selama dua hingga tiga hari sebelum dikonsumsi kembali.
-
LokalZone - Semua tahu, bahwa permen dan soda tidak baik untuk kesehatan gigi. Tapi, ternyata bukan hanya itu. Kandungan gula dan asam yang terdapat pada makanan yang tampaknya tak berbahaya, nyatanya juga berefek pada kebersihan dan kesehatan gigi. Marc Lowenberg, DDS, dokter gigi kosmetik di New York, menjelaskan lima makanan yang tanpa disadari merusak gigi dan memberikan solusinya.

Jus kemasan
Sebotol jus buah atau sayur memang memiliki kandungan nutrisi yang padat, tapi jangan lupakan kandungan gulanya. Jus kemasan biasanya memiliki kandungan gula tinggi, bahkan ada yang lebih tinggi dari smoothies dan minuman ringan. “Ini sama saja menghujani gigi Anda dengan cokelat manis,” ujar Lowenberg. Gula ini dikonsumsi oleh bakteri di dalam mulut dan diubah menjadi asam, yang membuat enamel gigi menipis dan bisa menyebabkan gigi berlubang.

Solusi: Minum jus dengan sedotan, akan membantu menjauhkan kandungan di dalam jus bersentuhan langsung dengan gigi. Dan pastikan setidaknya 45 menit setelah mengonsumsi jus untuk menyikat gigi.

Vitamin kunyah
Teksturnya yang kenyal dan lengket tak lebih baik daripada permen. Faktanya, yang membuat viitamin kunyah bertekstur lengket adalah gula. Sehingga, ketika gigi mengunyahnya sudah tentu akan meningkatkan risiko gigi berlubang.

Solusi: Ada baiknya pilih vitamin dalam bentuk pil. Meski rasanya tak seenak vitamin kunyah, setidaknya Anda tak perlu berkunjung ke dokter gigi.

Saus barbecue
Membuat acara memanggang bersama teman dan keluarga memang menyenangkan. Sayangnya, kebanyakan orang tak menyadari  bahwa saus manis untuk melumuri ayam atau daging, juga melumuri gigi dengan gula. Karena, saus barbecue yang dipakai memang mengandung banyak gula. Ini akan berefek pada warna gigi, bahkan bisa terjadi kerusakan jika tak cepat dibersihkan.

Solusi: Anda bisa mengoleskan petroleum jelly pada gigi, agar saus tak bersentuhan langsung dengan enamel gigi. Tak nyaman dengan petroleum jelly ? Anda bisa langsung menggosok gigi sesaat setelah makan, untuk menghilangkan residu apapun.

Buah kering
Buah segar dianggap baik untuk kesehatan gigi, karena kandungan airnya yang bernutrisi, seperti pada apel dan pir. Tapi, ini tak berlaku pada buah kering. Makanan yang dinyatakan bergizi ini, dikemas dengan serat non selulosa, dan seakan seperti jebakan, kandungan gula di dalamnya sangat tinggi.

Solusi: Sikat gigi segera setelah mengonsumsi buah kering, agar gula tak terjebak di dalam mulut dan merusak gigi. Sebaiknya, biasakan konsumsi buah segar ketimbang buah kering. Selain itu, buah segar tentu lebih sehat karena tak melalui proses apapun.

Anggur putih
Anggur merah dianggap buruk bagi kesehatan gigi, terutama efeknya pada warna gigi. Tapi ternyata, anggur pputih tak lebih baik bagi kesehatan gigi. Asam yang terkandung dalam anggur putih, bisa menggerogoti enamel gigi.

Solusi: Makan lebih banyak keju saat mengonsumsi anggur. Keju mengandung kalsium, fosfor, yang semuanya dapat membantu menahan serangan asam di dalam mulut. Selain itu, segera konsumsi air untuk membersihkan mulut dari kandungan asam yang tertinggal.
- -