Lokalzone - Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin
menilai, mayoritas kaum muda saat ini sudah tidak lagi menaruh minat
untuk bekerja pada bidang pertanian di pedesaan.
Berdasarkan survei BPS per Juli tahun ini, rerata pendapatan rumah tangga petani (RTP) per tahun hanya Rp12, 4 juta atau sekitar Rp1 juta per bulan. "Jumlah itu terlalu jauh tertinggal dari Upah Minimum Regional (UMR) saat ini," kata Bustanul di Jakarta, yang dikutip oleh metro.
Tidak menariknya lagi bekerja dibidang pertanian, lanjut Bustanul bermuara pada fenomena urbanisasi pemuda dari desa ke kota. Saat ini dari total pemuda usia 15-29 tahun di Indonesia, sebanyak 33 juta jiwa tinggal di perkotaan dan 29 juta jiwa tinggal di pedesaan.
"Untung saja pada saat ini produksi padi masih mencukupi. Tapi untuk produk lain seperti jagung, kedelai dan gula sudah mulai menurun dan harus ditambal dengan produk impor. Tetapi, tanpa ada solusi yang tepat, niscaya kedepan ketahanan pangan di Indonesia semakin terancam," ujar dia.
Pasalnya, selain jumlah petani semakin merosot, luas lahan pertanian di Indonesia juga terus menyusut. Pemerintah dinilai Bustanil gagal melakukan upaya pencegahan alih fungsi lahan di Pulau Jawa. Hal itu diperparah dengan tidak beraninya pemerintah mengambil risiko untuk menggeser basis produksi pangan ke luar Pulau Jawa.
Sebagai informasi, akibat urbanisasi dari desa ke kota yang semakin tidak terkendali, jumlah rumah tangga petani (RTP) dalam satu dekade terakhir menyusut hingga 5 juta orang (1,75%). Penyusutan yang terjadi terus menerus dinilai sangat mengancam ketahanan pangan nasional yang dapat menimbulkan masalah kurang gizi bagi para penduduk di Indonesia semakin meluas.
Laporan penyusutan jumlah RTP itu, didapat berdasarkan perbandingan Survei Pertanian (ST) 2003 dengan ST 2013 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Dari data itu, penyusutan terbesar terjadi di Jawa Tengah dengan 1,5 juta RTP, Jawa Timur 1,3 juta dan Jawa Barat 1,3 juta petani.
“Ketiga provinsi itu padahal lumbung padi nasional. Jika terus menyusut, cita-cita meraih swasembada pangan akan sulit terwujud,” ucapnya.
Berdasarkan survei BPS per Juli tahun ini, rerata pendapatan rumah tangga petani (RTP) per tahun hanya Rp12, 4 juta atau sekitar Rp1 juta per bulan. "Jumlah itu terlalu jauh tertinggal dari Upah Minimum Regional (UMR) saat ini," kata Bustanul di Jakarta, yang dikutip oleh metro.
Tidak menariknya lagi bekerja dibidang pertanian, lanjut Bustanul bermuara pada fenomena urbanisasi pemuda dari desa ke kota. Saat ini dari total pemuda usia 15-29 tahun di Indonesia, sebanyak 33 juta jiwa tinggal di perkotaan dan 29 juta jiwa tinggal di pedesaan.
"Untung saja pada saat ini produksi padi masih mencukupi. Tapi untuk produk lain seperti jagung, kedelai dan gula sudah mulai menurun dan harus ditambal dengan produk impor. Tetapi, tanpa ada solusi yang tepat, niscaya kedepan ketahanan pangan di Indonesia semakin terancam," ujar dia.
Pasalnya, selain jumlah petani semakin merosot, luas lahan pertanian di Indonesia juga terus menyusut. Pemerintah dinilai Bustanil gagal melakukan upaya pencegahan alih fungsi lahan di Pulau Jawa. Hal itu diperparah dengan tidak beraninya pemerintah mengambil risiko untuk menggeser basis produksi pangan ke luar Pulau Jawa.
Sebagai informasi, akibat urbanisasi dari desa ke kota yang semakin tidak terkendali, jumlah rumah tangga petani (RTP) dalam satu dekade terakhir menyusut hingga 5 juta orang (1,75%). Penyusutan yang terjadi terus menerus dinilai sangat mengancam ketahanan pangan nasional yang dapat menimbulkan masalah kurang gizi bagi para penduduk di Indonesia semakin meluas.
Laporan penyusutan jumlah RTP itu, didapat berdasarkan perbandingan Survei Pertanian (ST) 2003 dengan ST 2013 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Dari data itu, penyusutan terbesar terjadi di Jawa Tengah dengan 1,5 juta RTP, Jawa Timur 1,3 juta dan Jawa Barat 1,3 juta petani.
“Ketiga provinsi itu padahal lumbung padi nasional. Jika terus menyusut, cita-cita meraih swasembada pangan akan sulit terwujud,” ucapnya.
Edukasi - Lifestyle
Langganan:
Postingan (Atom)