Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

Lokalzone.com - Akhir-akhir ini Maia Estianty mengaku memiliki sosok yang dekat dengannya, meski belum mau mengungkap ke publik. Tampaknya hubungan tersebut sudah mengarah menuju jenjang serius. Anak-anak Maia Estianty pun telah dikenalkan dengan calonnya tersebut.

"Ya (Bunda punya sosok yang dekat), yang penting Bunda happy, aku happy," ungkap Al Ghazali di kediamannya di kawasan Pinang Mas, Jakarta Pusat, Senin malam (14/03).

Al mengaku sudah dua kali bertemu dengan calon Maia Estianty. Begitu juga dengan dua adiknya yaitu El dan Dul yang juga sudah dikenalkan. Anak-anak Maia mendukung ibunya untuk menikah lagi, meski tidak harus buru-buru.

 "Udah pernah ketemu. Dua kali. Ngobrol cuma pas lagi makan bareng-bareng. Selepas itu nggak. Belum begitu dekat," ucap Al.

Sudah cukup lama menjanda, sepertinya Maia sudah menemukan waktu yang tepat untuk move on. Sebagai anak yang cukup dekat dengan ibunya, Al memberi penilaian positif untuk calon suami Maia.

Selain itu, untuk menikah lagi Maia disebutkan meminta pertimbangan guru spiritualnya. Seperti diketahui sosok yang saat ini cukup aktif berbisnis tersebut memang banyak belajar kepada Hj Nuur Binti Muhammad Baabud, atau akrab disapa Umi Nung.

"Kalau aku lihat baik sih. Tapi kalau menurut Bunda baik berarti juga baik. Belum tahu (kapan nikah). Tapi kata gurunya insyaAllah tahun ini. Doain aja namanya jodoh," tandasnya.
-
Lokalzone.com - Sebanyak enam tersangka kasus pencurian kabel di Jalan Medan Merdeka Selatan baru saja melakukan rekonstruksi. Reka adegan pencurian ini dilakukan di 3 lokasi berbeda. Yakni di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan Agus Salim, dan Jalan Abdul Muis.

Dalam melancarkan aksinya, memiliki modus tersendiri. Kasubdit Sumdaling AKBP Adi Vivid mengatakan modus yang dilakukan para pelaku adalah dengan menyamar menjadi pemulung, membawa gerobak hingga karung.

"Mereka modusnya membawa gerobak, ya ada mereka memang sebagai pemulung. Yang di Abdul Muis mereka membawa karung, kemudian yang di sini mereka membawa gerobak. Jadi kalau kita lihat mereka adalah seorang pemulung. Tapi mereka ternyata melakukan aktivitas di bawah," kata Adi di Jalan Medan Merdeka Selatan, samping Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (15/3).

Waktu eksekusi pun telah diatur, yaitu saat dini hari dan pagi hari. Alasannya, karena di jam-jam tersebut, mereka menganggap pengamanan sedang longgar untuk menjalankan niat jahat mereka.

"Mereka masuk pagi, ada yang jam 4 pagi, tadi Abdul Muis jam 8. Di sini kalau enggak salah pagi juga, jadi berbeda-beda. Ada juga masuk pagi keluar pagi, maksimal 1 hari. Artinya menurut mereka pengamanan pagi hari cukup kendor," terangnya.

Polisi sebelumnya sudah menetapkan 6 pelaku dalam kasus ini, adapun diantanya adalah STR alias BY (45), MRN alias N (34), SWY alias SM (45), AP alias UC (28), RHM alias GUN (43), dan AT alias TGL (48).

Atas perbuatan mereka, ke-enam pelaku akan dijerat oleh pasal 363 tentang pasal pencurian dengan pemberatan. Dengan hukuman penjara maksimal Maksimal 7 tahun.
- -
Bali, Lokalzone.com - Kendati tidak dipekerjakan sebagai pembantu, namun kesadaran Ni Made Sri Anjani bocah berumur 7 tahun terhadap kondisi ekonomi keluarga membuatnya ikut banting tulang. Dia edar dari rumah ke rumah menawarkan jasa bersih-bersih.

Kisah hidup bocah kelas 1 SD asal Banjar Sumampan, Kemenuh, Sukawati Gianyar, Bali ini benar-benar memilukan. Sejak usia satu tahunan, dia diasuh oleh kakek dan neneknya yang sudah renta. Itu setelah kedua orang tua bercerai dan justru menelantarkannya.

Di usia yang masih belia ini, Sri sudah menghadapi hidup yang sangat dalam. Tetangga Sri jika ditanya tentang kehidupan anak ini, selalu bercerita sambil menitikkan air mata.

Bahkan semangat anak ini bersekolah sangat tinggi, kendati mengenakan seragam sekolah bekas dan sepatu yang robek, tetap semangat menuju sekolah.

Untuk mendapatkan bekal sekolah, anak ini harus bekerja ke rumah tetangganya. Terkadang membantu menyapu, menyuci piring dan kegiatan lainnya.

"Saya tidak pernah tega izinkan Sri menyapu. Anak ini tidak mau dikasi uang cuma-cuma, kalau dipaksa dia selalu bilang bukan pengemis," ungkap salah seorang tetangga Sri di kampungnya di Gianyar.

Di rumah yang sudah tua, dia tinggal bersama neneknya Ni Made Salin (68) dan Kakeknya I Putu Pada (71). Tidak hanya menopang hidup dan sekolah sendiri, anak ini juga harus merawat kedua kakek dan neneknya.

"Kira-kira saat Sri berumur akan dua tahun, ibunya kawin lagi dan tidak pernah merawatnya lagi," ungkap I Putu Pada di Gianyar, Bali, Selasa (15/3).

Kata dia, Sri untuk sekolah sangat rajin. Kalau sakit dan masih bisa berjalan, Sri tetap sekolah. Tidak hanya itu selain banyak teman, Sri juga dikenal pintar di sekolahnya.

Hanya saja, Sri tidak memiliki waktu bermain, karena harus bekerja di tetangga untuk keperluan sekolah dan belanja.

"Saya tak mampu bayar pakaian dan buku-buku. Syukur ada tetangga yang berikan baju sekolah dan sepatu bekas, "tuturnya.

Di tengah kondisi serta terbatas, Sri tak bisa mendapatkan les pelajaran tambahan seperti kebanyakan teman sekolah. "Itu membuat dia mulai minder," pungkas kakeknya.

Dirinya berharap pemerintah dan dermawan bisa membantu memberikan beasiswa pendidikan untuk cucunya ini. Dirinya, mengaku justru takut dengan semangat sekolah dan kepintaran cucunya ini, lantaran tidak akan sanggup untuk terus menyekolahkannya.
-