Lokalzone - Tidak kurang lima jam setelah aksi
pencurian dilaporkan Putu Astawan (35), warga Dusun Yeh Anakan, Desa
Banjarasem Kecamatan Seririt, Unit Reskrim Polsek Seririt dikomando
Kanit Reskrim, Iptu. Made Agus Dwi Wirawan langsung membekuk Putu Edi
Kurnawan (27) yang diketahui sebagai residivis dalam kasus yang sama dan
hingga Kamis (10/10/2013) polisi masih memburu barang bukti hasil
curian yang disembunyikan pelaku secara tersebar disejumlah tempat,
termasuk di tempat kostnya di Desa Banjarasem.
Dari hasil penyisiran di tempat kost
pelaku, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa perhiasan dan
laptop dari atas plafon kamar kost, selain itu polisi juga mengamankan
sebuah tas dan pisau yang digunakan untuk mencongkel pintu dan jendela,
bahkan uang yang berhasil diambil pelaku disembuyikan di celana dalam
yang dipakai pelaku sebanyak 600 ribu rupiah.
“berdasarkan laporan korban ke Mapolsek
Seririt dilanjutkan dengan pemeriksaan dan olah lokasi peristiwa, hingga
kemudian polisi mencurigai pelaku yang disebut-sebut sering kerumah
pelaku, apalagi pelaku seorang residivis, sehingga langsung dilakukan
penangkapan,” ujar Kepala Bagian Operasional Polres Buleleng, Kompol
Riza Faisal.
Berdasarkan laporan korban Putu Astawan
yang keseharian sebagai sopir, hilangnya sejumlah perhiasan dan laptop
termasuk uang tunai sebesar 600 ribu rupiah diketahui Rabu siang, bahkan
jendela rumahnya tercongkel sehingga diduga kuat pelaku beraksi saat
korban bersama keluarganya bersembahyang mengikuti piodalan di Pura.
Sementara, pelaku yang masih memberikan
keterangan berbelit-belit dalam pemeriksaan mengakui melakukan aksinya
setelah mengetahui korban dan istrinya melakukan persembahyangan dengan
mencongkel jendela rumah, bahkan pelaku mengaku dengan leluasa
mengacak-acak isi lemari korban dan mengambil sebuah laptop, sejumlah
perhiasan termasuk uang tunai dari dalam lemari, selanjutnya korban ke
tempat kost-nya dan menyembuyikan hasil curian itu, sedangkan uang
sebesar 600 ribu rupiah langsung dimasukan kedalam Celana Dalam yang
dipakai hingga kemudian berhasil dibekuk polisi.
Buleleng - Pencurian - Ungkap Kasus
Lokalzone - Tidak lama lagi, berkas Kasus Korupsi
Bantuan Pemerintah Propinsi Bali dalam bentuk Program Gerbangsadu
Mandiri bersama tersangka Perbekel Desa Julah I Nengah Wijaya akan
dilimpahkan untuk kedua kali ke Kejaksaan Negeri Singaraja, setelah Unit
Tipikor Sat Reskrim Polres Buleleng memeriksa tiga saksi tambahan
diantaranya, Karyawan BPD Bali Cabang Bangli, Pengurus Bumdes Desa Julah
dan Pengurus LPM Desa Julah.
Kasubbag Humas Polres Buleleng, AKP.
Made Mustiada, kamis (10/10/2013) di Mapolres Buleleng mengatakan, tiga
saksi yang diperiksa kembali itu untuk lebih mengetahui aliran dana yang
digunakan pelaku sebanyak 200 juta rupiah, “dari pemeriksaan ini kita
mengetahui transaksi yang dilakukan secara tertulis untuk menguatkan
perbuatan pelaku dan ada beberapa slip transaksi disita untuk barang
bukti,” papar Mustiada.
Dalam melengkapi berkas perkara kasus
korupsi gerbangsadu mandiri dengan tersangka I Nengah Wijaya, para saksi
mengungkapkan adanya transaksi keuangan, seperti diungkapkan saksi dari
Bank Pembangunan Daerah Bali, BPD Cabang Bangli, dimana pelaku kerap
melakukan pengambilan uang melalui ATM BPD Bali di Bangli termasuk
Pengurus Bumdes Julah yang menyebutkan pengambilan sejumlah dana oleh
pelaku.
Seperti diketahui, I Nengah Wijaya yang
beralamat di Dusun Kawanan Desa Julah Kecamatan Tejakula dilaporkan
Pemerintah Propinsi Bali telah melakukan penyimpangan dana Gerbangsadu
sebesar 200 juta dari dana yang dikucurkan senilai 2,1 Milyar Rupiah.
Buleleng - Korupsi - Ungkap Kasus
(Gambar Ilustrasi) |
Lokalzone - Media asing menyoroti dua event internasional yang berlangsung aman dan
lancar di kota dengan julukan Pulau Dewata tersebut. Sorotan tersebut
datang dari kantor berita asing yang berbasis di Australia yaitu situs SMH dan Cape Breton Post.
Kedatangan
sekitar wanita cantik dari 130 negara serta puluhan kepala negara
beserta rombongan membuat Bali kembali dipercaya untuk menjadi tuan
rumah di dua event besar dunia tersebut. Pasalnya, masih sangat jelas di
benak kita, satu dekade lalu, pantai yang terkenal dengan pasir
putihnya ini diguncang oleh teror bom. Bom bunuh diri yang dilakukan
oleh teroris di tahun 2002 tersebut menewaskan sekitar 202 orang
wisatawan Australia. Setelah insiden tersebut, wisatawan asing enggan
mengunjungi pulau ini. Baik wisatawan asing maupun lokal, menghindari
bepergian ke lokasi ini karena takut akan guncangan bom.
Akan
tetapi, Bali ternyata tak berlama-lama larut dalam kesedihan. Ia mulai
'move on' membenahi segala infrastruktur yang rusak serta hancur untuk
kembali memulihkan citra di mata para wisatawan, baik asing maupun
lokal.
Dalam situs SMH Kamis (10/10/2013) mengatakan Bali telah
sukses menyelenggarakan dua event internasional, Miss World dan KTT
APEC.
"Kita harus segera bergerak, dengan dua event
internasional yang telah diselenggarakan di Bali, merupakan suatu bentuk
kembalinya kepercayaan dunia. Tentunya hal ini juga berpengaruh kepada
jumlah wisatawan," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Lebih
dari 1.8 juta wisatawan asing tiba di Bali setiap tahunnya sebelum
insiden bom terjadi. Namun pada tiga tahun terakhir, jumlah wisatawan
yang berkunjung semakin meningkat setelah aktris cantik Julia Roberts
syuting untuk film Eat, Pray, Love.
Pemulihan pariwisata
yang dilakukan Bali tentunya bukan tanpa sisi negatif. Dengan
berkembang pesatnya resor dan lapangan golf, telah menguras sumber daya
alam serta pasokan air. Kurangnya pengaturan lalu lintas membuat macet.
Tak hanya itu, ancaman terorisme pun belum berhenti.
Seperti yang
telah diketahui bahwa perhelatan Miss World beberapa waktu lalu sempat
ditentang oleh kelompok muslim garis keras. Akan tetapi hal itu tidak
mengganggu sedikitpun kesuksesan acara tersebut.
Sekitar 11.000
pasukan militer mengamankan Bali pada acara KTT Apec kemarin. Hal ini
dilakukan guna meminimalisir kemungkinan buruk yang akan mengganggu
acara. Dan untuk pertama kalinya, pengamanan event internaisonal ini
dipimpin oleh seorang letnan jenderal. Tentunya ini menunjukkan bahwa
pemerintah Indonesia serius menyiapkan pengamanan demi kelangsungan
acara tersebut.
Demi event ini pula, Bali rela membatalkan
sekitar 700 penerbangan untuk waktu yang cukup lama. Hal ini dilakukan
bukan tanpa alasan.
"Kita ingin pejabat negara merasa aman dan
nyaman ketika berada di Bali. Karena setelah ini, ada beberapa event
yang akan segera hadir. Untuk itu, kami semua ingin Bali menjadi tempat
yang aman dan nyaman untuk semua orang, bukan hanya para wisatawan
tentunya," kata Mari Elka, menteri pariwisata dan ekonomi kreatif. (okezone)
Bali - Internasional - Nasional
Gambar Ilustrasi |
Menteri Perhubungan E.E Mangindaan mengatakan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan para pemangku kepentingan yang lain merapatkan barisan untuk segera merealisasikan proyek ini. Tahun depan, ditargetkan proyek ini akan segera dimulai.
"Akhir bulan ini tim teknis sudah bekerja kita harapkan selesai FS (Feasibility Study)-nya. Akhir tahun sudah mulai groundbreaking," kata Mangindaan saat ditemui di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (10/10/2013).
Mangindaan menyebutkan, pemilihan lokasi harus dilakukan secara hati-hati. Banyak pertimbangan yang dikoordinasikan antar para pemangku kepentingan, mulai dari lahan, hingga budaya Bali yang masih sangat kental akan adat lokalnya.
"Kita lihat bagaimana secara teknis feasible (layak), tanahnya juga jangan terlalu mahal dan masalahnya tidak terlalu besar. Lalu dengan Pemda juga, ada ketentuan sosial yang tidak boleh kita langgar, seperti tidak boleh lebih tinggi dari Pura," katanya.
Belum ada angka kisaran pasti berapa investasi yang akan digelontorkan untuk proyek ini, termasuk konsep bandara tersebut akan seperti apa, apakah lebih besar dari Bandara Ngurah Rai, atau hanya sebagai pelengkapnya saja. Yang pasti menurut Mangindaan, Bali akan lebih memiliki daya tarik sebagai pulau tujuan wisata.
"Bagus atau tidaknya nanti saja, ini yang penting mau buat daya tarik dulu," katanya. (detik)
Buleleng - Ekonomi - Nasional
Lokalzone - Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika,
mengatakan, Bali telah menjadi destinasi luar biasa dengan
diselenggarakannya KTT APEC di Nusa Dua. Menurutnya, KTT APEC telah
menjadikan Bali memiliki banyak kemajuan.
"Bali kini memiliki
airport terbagus di Indonesia, tol terindah, underpass dan banyak hotel
baru," kata Pastika di Denpasar, Kamis (10/10).
Bali, kata dia, kini tidak perlu lagi keliling untuk berpromosi. Berkat APEC, kini seluruh dunia sudah tahu Bali.
Pastika
mencatat, ada 3.000 jurnalis dari 800 kantor berita yang datang ke Bali
meliput KTT APEC. "Mereka siaran tiap hari dari Bali dan ini promosi
luar biasa," ujar dia.
Dari pertemuan dengan para delegasi, Pastika mengaku mereka akan datang lagi ke Bali, bukan untuk bekerja, tetapi liburan.
Berkat
APEC, Bali telah punya pengalaman berharga untuk menggelar konferensi
terbesar lainnya, terutama WTO yang akan digelar November mendatang.
"Ini tidak sederhana, mahal harganya. Bagaimana kita terbukti bisa
mengatur keamanan, logistik dan sebagainya," pungkas Pastika. (merdeka)
Bali - Ekonomi - Pariwisata
(Gambar Ilustrasi) |
Lokalzone - Wacana pembentukan Pansus (Panitia Khusus) Aset DPRD Bali untuk
menginventarisasi aset Pemprov Bali telah bergulir sejak 2011.
Sayangnya, hingga kini rencana itu hanya wacana. Sebab, berkali-kali
sempat dibahas, namun Pansus Aset belum terbentuk. Bahkan, diduga ada
konspirasi dari oknum tertentu untuk menghambat pembentukan Pansus Aset.
''Ada pihak-pihak tertentu yang tidak ingin Pansus Aset segera
terbentuk. Sebab, ada yang ikut bermain dalam pengelolaan aset dan ikut
menggunakan aset pemprov,'' kata salah seorang anggota Dewan yang enggan
namanya dikorankan, Rabu (9/10) kemarin.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya mengakui memang sulit membentuk Pansus Aset, kendati sudah diwacanakan dan diusulkan sejak lama. ''Komisi I sudah beberapa kali menyampaikan ke Banmus (Badan Musyawarah) Dewan, bahwa Pansus Aset urgen dibentuk. Tetapi kok tidak dijadwalkan sampai akhir tahun ini. Kami berharap Pansus Aset ini segera dibentuk, sebab kami ingin masalah aset diusut tuntas sampai 2013 ini,'' kata Arjaya lantas menambahkan, Komisi I akan bersurat lagi ke Banmus agar pembentukan Pansus Aset ini bisa segera dijadwalkan.
Apa kendalanya hingga Pansus Aset tak terbentuk? Ditanya begitu, Arjaya mengatakan mungkin banyak hal atau ranperda atau pansus lain yang masih harus dibahas lewat Banmus, sehingga pembentukan Pansus Aset molor. ''Di akhir tahun ini harus terbentuk Pansus Aset. Kalau kurang waktu, di APBD Induk 2014 harus dilanjutkan,'' tegas politisi asal Sanur itu.
Lebih lanjut dikatakan, banyak aset Pemprov Bali yang bermasalah, bahkan berpindah tangan ke pihak ketiga. Di antara aset pemprov yang bermasalah yakni 2,5 hektar di Hotel Bali Hyatt yang dikuasai sepenuhnya pihak Bali Hyatt, tanah di Sumberklampok Buleleng, 4,5 hektar aset di Bedugul, serta aset Pemprov Bali seluas sekitar 8 hektar di dalam kawasan GWK (Garuda Wisnu Kencana), Badung.
Sementara itu ketika ditanya soal adanya oknum-oknum di DPRD berkonspirasi menghambat pembentukan Pansus Aset, anggota Komisi I DPRD Bali Made Supartha juga menduga ada pihak yang sengaja mengulur-ulur waktu, bahkan berkonspirasi menggagalkan pembentukan Pansus Aset. ''Bisa saja ada dugaan konspirasi, ada oknum yang menghendaki Pansus Aset tak terbentuk, apakah oknum di Dewan ataukah di eksekutif,'' ujarnya.
Politisi PDI-P itu juga mendesak Pansus Aset segera dibentuk untuk kepentingan mendata aset pemprov serta mengungkap kongkalikong di dalamnya. ''Tidak ada alasan menunda-nunda lagi Pansus Aset. Unsur kongkalikongnya juga harus diusut,'' pungkas politisi asal Tabanan ini.
Kalau Pansus Aset tak dibentuk, imbuh Supartha, makin banyak pihak yang bisa bermain dalam pengelolaan aset pemprov, bahkan bisa banyak aset pemprov yang hilang. Buktinya dalam kasus berpindahtangannya 2,5 hektar aset di Hotel Bali Hyat, Sanur. ''Jangan sampai ada konspirasi untuk menggagalkan pembentukan Pansus Aset. Jangan sampai ada kepentingan pribadi untuk menggelapkan aset Pemprov Bali, memanipulasi data dan lainnya. Kepentingan mengamankan aset Pemprov Bali harus diutamakan,'' tandasnya. (balipost)
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya mengakui memang sulit membentuk Pansus Aset, kendati sudah diwacanakan dan diusulkan sejak lama. ''Komisi I sudah beberapa kali menyampaikan ke Banmus (Badan Musyawarah) Dewan, bahwa Pansus Aset urgen dibentuk. Tetapi kok tidak dijadwalkan sampai akhir tahun ini. Kami berharap Pansus Aset ini segera dibentuk, sebab kami ingin masalah aset diusut tuntas sampai 2013 ini,'' kata Arjaya lantas menambahkan, Komisi I akan bersurat lagi ke Banmus agar pembentukan Pansus Aset ini bisa segera dijadwalkan.
Apa kendalanya hingga Pansus Aset tak terbentuk? Ditanya begitu, Arjaya mengatakan mungkin banyak hal atau ranperda atau pansus lain yang masih harus dibahas lewat Banmus, sehingga pembentukan Pansus Aset molor. ''Di akhir tahun ini harus terbentuk Pansus Aset. Kalau kurang waktu, di APBD Induk 2014 harus dilanjutkan,'' tegas politisi asal Sanur itu.
Lebih lanjut dikatakan, banyak aset Pemprov Bali yang bermasalah, bahkan berpindah tangan ke pihak ketiga. Di antara aset pemprov yang bermasalah yakni 2,5 hektar di Hotel Bali Hyatt yang dikuasai sepenuhnya pihak Bali Hyatt, tanah di Sumberklampok Buleleng, 4,5 hektar aset di Bedugul, serta aset Pemprov Bali seluas sekitar 8 hektar di dalam kawasan GWK (Garuda Wisnu Kencana), Badung.
Sementara itu ketika ditanya soal adanya oknum-oknum di DPRD berkonspirasi menghambat pembentukan Pansus Aset, anggota Komisi I DPRD Bali Made Supartha juga menduga ada pihak yang sengaja mengulur-ulur waktu, bahkan berkonspirasi menggagalkan pembentukan Pansus Aset. ''Bisa saja ada dugaan konspirasi, ada oknum yang menghendaki Pansus Aset tak terbentuk, apakah oknum di Dewan ataukah di eksekutif,'' ujarnya.
Politisi PDI-P itu juga mendesak Pansus Aset segera dibentuk untuk kepentingan mendata aset pemprov serta mengungkap kongkalikong di dalamnya. ''Tidak ada alasan menunda-nunda lagi Pansus Aset. Unsur kongkalikongnya juga harus diusut,'' pungkas politisi asal Tabanan ini.
Kalau Pansus Aset tak dibentuk, imbuh Supartha, makin banyak pihak yang bisa bermain dalam pengelolaan aset pemprov, bahkan bisa banyak aset pemprov yang hilang. Buktinya dalam kasus berpindahtangannya 2,5 hektar aset di Hotel Bali Hyat, Sanur. ''Jangan sampai ada konspirasi untuk menggagalkan pembentukan Pansus Aset. Jangan sampai ada kepentingan pribadi untuk menggelapkan aset Pemprov Bali, memanipulasi data dan lainnya. Kepentingan mengamankan aset Pemprov Bali harus diutamakan,'' tandasnya. (balipost)
Bali - Politik
Langganan:
Postingan (Atom)