Lokalzone - Ada saja ulah nyeleneh yang dilakukan oleh pelaku kriminal yang satu ini, lantaran kepepet ingin memiliki sepeda motor Vario yang menjadi idamannya nekat membawa kabur sebuah sepeda motor yang tengah dipajang di Show Room
Dealer yang berlokasi di Jalan WR. Supratman Kelurahan Penarukan
Kecamatan Buleleng.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, aksi curanmor itu terjadi pada hari Kamis (18/12/2014) dimana pelaku yang belakangan diketahui bernama Kadek Suta Suardana (33), beralamat di Desa Suwug, Kecamatan Sawan, nekat membawa kabur sebuah sepeda motor Vario warna Putih Biru dengan nopol sementara DK 3572 US dan kabur kearah timur, bahkan usaha salah seorang pegawai di dealer itu untuk melakukan pengejaran sia-sia belaka saking lantaran saking cepatnya laju sepeda motor yang dibawa pelaku.
Hanya berselang beberapa menit dari adanya laporan, Aparat Kepolisian dari Polsek Singaraja langsung melakukan olah tempat kejadian dan mendapatkan sebuah sepeda motor mencurigakan yang diparkir di areal TKP, lidik punya lidik ternyata benar sepeda motor itu milik pelaku yang ditinggal kabur dengan sepeda motor barunya.
“Ternyata disana ditinggal sepeda
motornya di TKP, tetapi yang dibawa adalah sepeda motor baru yang
dilarikan dari dealer oleh pelaku, dari informasi dan data sepeda motor
pemiliknya dari suwug, sawan dan kemudian dari dikejar kesana,” ungkap
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol I Gusti Agung Purnama.
Pelaku yang diketahui kabur kearah timur ternyata tidak bersembunyi di rumahnya di Desa Suwug tetapi justru berangkat ke Seririt setelah sebelumnya mencopot dan menganti nopol sementara sepeda motor tersebut. “Yang bersangkutan tdak ditemukan dan
sepeda motor dari dealer ditemukan di rumahnya, pelaku terus dikejar dan
ditangkap di seririt dan langsung dibawa ke Mapolsek Kota Singaraja,
untuk sementara kasus curanmor ini kita kembangkan,” ujar Kapolsek Agung
Purnama.
Dari pengakuan Suardana dirinya nekat melakukan aksi curanmor itu lantaran kebelet ingin memiliki sepeda motor jenis Vario dan usut punya usut ternyata pelaku juga pernah melakukan aksi yang sama di Bangli dan juga mengalami sedikit gangguan mental.
Buleleng - Curanmor - Ungkap Kasus
Lokalzone - Muntaka, pria berumur 21 tahun kelahiran Indramayu menceritakan kisahnya dalam video singkat berdurasi 3 menit berjudul A Scavenger Journey to University.
Dalam video tersebut, dia menceritakan kisahnya pindah dari Indramayu
ke Jakarta dan ikut bekerja sebagai pemulung bersama ayah ibunya.
Ketika dia sedang memulung, secara tidak sengaja melihat pengumuman mengenai sebuah rumah belajar bernama Rumah Mekanik. Muntaka tertarik dan mendatangi langsung rumah belajar tersebut.
Dia kemudian bergabung masuk menjadi salah satu murid di Rumah Mekanik
tersebut. Dikisahkan pada pagi hari Muntaka memulung, dan siang hari
dia belajar di rumah belajar tersebut. Kerja keras dan kegigihan Muntaka
tidak sia-sia. Ia berhasil menjadi salah satu lulusan terbaik, dan
sekarang sedang melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, yakni
universitas.
Di akhir video, Muntaka
mengingatkan untuk semua orang yang memiliki mimpi agar tidak mudah
menyerah dan terus berusaha. Dia pun mengucapkan terimakasih kepada
Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) pemilik dari Rumah Mekanik.
YCAB memiliki banyak program yang membantu mewujudkan mimpi anak-anak yang kurang mampu, salah satunya dari Rumah Mekanik. Veronica Colondam, CEO sekaligus founder dari YCAB merupakan sosok yang memiliki andil besar dalam program yayasan tersebut.
YCAB merupakan yayasan sosial non-profit yang berkecimpung di bidang kesehatan dan pendidikan yang memiliki tiga pilar yakni Healthy Lifestyle Promotion (HeLP), House of Learning and Development (HoLD) dan Hands-on Operation for Entrepreneurship (HopE). Tidak hanya itu, YCAB merupakan hasil dari perjalanan spritual seorang Veronica Colondam.
“Saya berumur 26 tahun saat itu, dan tiba-tiba seperti ada yang memukul saya,” tutur Veronica.
Dalam
umur 26 tahun itu, Veronica yang akrab dipanggil Vera ini mulai
mempertanyakan bagaimana cara dia dalam memaknai hidup. Apa yang harus
dia lakukan? Itulah yang menuntunnya mendirikan YCAB di tahun 1999.
Menurutnya,
berkecimpung dalam dunia sosial seperti sekarang ini merupakan
panggilan hidupnya. Dia menceritakan bahwa semua orang akan masuk ke
dalam fase pertanyaan apa yang sudah dia lakukan selama hidupnya untuk
orang lain. Dia ingin melakukan sesuatu hal yang tidak hanya berdampak
bagi dirinya, namun tentunya berdampak positif untuk orang banyak.
Ibu
tiga anak ini, menjelaskan bahwa kebanyakan orang akan mengalami
pertanyaan seperti itu dalam hidupnya. Namun tentunya datang di umur
yang berbeda-beda, untuknya kebetulan datang di umur 26 tahun, dimana
dia merasa masih memiliki tenaga untuk melakukan banyak hal.
Vera
menyebutkan ini merupakan aktualisasi diri. Semua orang memilikinya dan
menanggapi hal ini dengan respon yang berbeda-beda, jelasnya. Ada yang
menanggapinya dengan langsung berbuat sesuatu yang besar untuk orang
banyak.
Ada yang hanya bertanya apa
yang harus dilakukan tanpa berbuat apa-apa. Adapula yang memberikan
jawaban dengan memberikan beberapa materi dan menganggap sudah cukup dan
selesai.
Vera tidak menyalahkan cara
orang-orang ini tentunya, karena mereka semua punya cara masing-masing
ketika dihadapkan dengan sebuah pertanyaan hidup. Sedangkan dia sendiri
merasa harus terjun langsung ikut dalam melakukan sesuatu.
Dia
memandang hal ini berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan orang
masing-masing. Dalam membantu orang dalam kegiatan yayasan pun, dia
merasa harus mengetahui jelas apa yang dibutuhkan orang tersebut. Tidak
bisa hanya dengan gambaran pribadi mengenai apa yang dibutuhkan banyak
orang.
“Orang-orang yang tinggal di
pinggir rel ketika kita melihat rumahnya, kita merasa kasian dan sedih.
Tapi ketika ditanya langsung kepada mereka, mereka menjawab bahagia dan
tidak mau pindah. Beberapa diantaranya bahkan sudah tinggal 2-3 generasi
di situ,” tutur Veronica saat ditemui di kantornya di daerah Jakarta
Barat.
Itulah mengapa dia menjelaskan
perlunya mengetahui betul apa yang dibutuhkan seseorang, bukan hanya
sebuah perkiraan saja. Mungkin hal ini juga bisa diterapkan oleh para
pemimpin nantinya. Agar memperhatikan apa kebutuhan masyarakatnya dengan
jelas, bukan hanya memperkirakan.
Berbicara
mengenai Jakarta, Veronica menceritakan banyak hal yang harus diubah
dari Jakarta, kota tempat dia tumbuh dewasa. Namun adapula yang sudah
lekat dengan keadaan Jakarta yang tidak mungkin diubah, misalnya udara
panas Jakarta.
Dia menceritakan
karena Jakarta yang panas, sehingga membuat dia dan keluarga jika
berlibur berusaha mencari kota yang dingin. Salah satunya adalah
Inggris. Negara ini bukan menjadi destinasi favorit ketika berlibur
namun karena familiar dengan negara tersebut, hingga akhirnya sering
kembali ke sana lagi.
Namun,
bagaimana pun keadaan Jakarta, Veronica beranggapan hal tersebut sudah
menjadi satu paket yang tidak terpisahkan, dan tentunya tidak mudah
untuk mengubahnya. Jakarta dengan udaranya yang panas, banjir dan macet.
Tidak
hanya ketiga hal itu saja, kesejahteraan saat ini menjadi masalah utama
yang harus diperhatikan. Menurutnya kesejahteraan menjadi ujung pangkal
sebuah siklus yang harus diperbaiki. Tidak hanya masalah pendidikan
saja.
“Kita tidak dapat menyelesaikan
sebuah masalah dengan melihat hanya kepada masalah itu sendiri. Kita
menjadi terisolasi masalah itu sendiri. Misalnya masalah kemiskinan,
kita tidak bisa menyelesaikan masalah kemiskinan hanya dengan pendidikan
saja,” cerita Veronica.
Pendidikan
tentunya menjadi aspek yang penting, namun permasalahan tidak berhenti
saat orang mendapatkan pendidikan saja. Pendidikan itu tidak akan cukup
kalau tidak disertai dengan pekerjaan yang memadai.
Menjadi
permasalah disini adalah kemiskinan kesempatan bagi anak-anak yang
kurang mampu. Jika anak tersebut tidak diberikan kesempatan untuk
mengenyam pendidikan, bagaimana anak tersebut memiliki wawasan.
Sedangkan wawasan sendiri merupakan akar dari sebuah mimpi, mimpi
menjadi acuan apa yang akan anak tersebut capai. Ini menjadikannya
menjadi sebuah satu kesatuan.
Namun hal tersebut tidak lantas membuat seseorang menjadi sejahtera.
“Untuk
kesejahteraan dia harus sehat, setelah sehat dia harus memiliki
pendidikan, setelah pendidikan dia harus memiliki kesempatan, setelah
itu dia harus memiliki kemampuan ekonomi untuk keluarganya agar menjadi
sejahtera. Ini merupakan siklus, yang tentunya di setiap siklusnya
memiliki seni yang tersendiri,” tutur Veronica.
Semua
siklus ini tentunya dibutuhkan keikhlasan dalam bekerja, karena dengan
keikhlasan Veronica beranggapan dunia bisa menjadi tempat yang lebih
nyaman. Terutama di bidang yayasan sosial, keikhlasan menjadi salah satu
aspek yang penting.
Edukasi - Entrepreneur - Motivasi
Lokalzone - Untuk menuntaskan semua tanggungjawab dan pekerjaan di akhir tahun,
Gubernur Bali Made, Mangku Pastika, membuat kebijakan untuk mengurangi
jatah libur para pegawai di lingkungan Pemprov Bali jelang Hari Raya
Galungan maupun Kuningan. Kebijakan ini diambil bertujuan untuk
mengotimalkan kinerja para pegawai agar bisa menyeleaikan pekerjaan
akhir tahun dengan lebih cepat.
Demikian disampaikan Pastika usai acara ramah tamah menyambut
Hari Raya Galungan dan Kuningan bersama awak media serta jajaran SKPD
di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali, Selasa (16/12). Pastika
menjelaskan di akhir tahun pegawai negeri memiliki pekerjaan yang sangat
banyak, menyelesaikan laporan, buku-buku kas, dan pertangungan
jawaban lain-lainnya. “PNS yang sebagai golongan ksatrya, pada hari ini
pegawai negeri melaksanakan dharma Negara disamping juga tetap
melaksanakan dharma agama," jelasnya.
"Di Bali sudah terlalu banyak
libur, Hari Raya Galungan dan Kuningan libur, Natal libur, Idul Fitri
libur, tahun baru juga libur, kalau pada galungan ini juga libur 3 hari,
maka akan banyak pekerjaan yang terbengkalai dyang seharusnya selesai
pada tanggal 20 Desember 2014, dan setelah itu sudah tidak boleh lagi,"
tegasnya. Ia mencontohkan pekerjaan para pegawai Biro Keuangan Setda
Provinsi Bali yang harus menyelesaikan berkas pertanggungjawaban yang
harus segera diselesaikan. Gubernur menyampaikan hal tersebut karena
sebelum acara ramah tamah ia sempat melakukan sidak ke Biro Keuangan
Setda Provinsi Bali, untuk memantau bagaimana para pegawai bekerja dalam
menyelesaikan semua surat pertanggungjawaban yang sudah menumpuk agar
bisa dikejar di pertengahan bulan Desember.
Pada kesempatan itu Gubernur juga menghimbau masyarakat, agar selalu
bisa bersabar karena pada jaman ini sudah tidak ada lagi perang fisik
antara dharma melawan adharma, karena sejatinya perang ada dalam diri
masing. Menurut Pastika jika manusia bisa lebih sabar, lebih sayang
jepada orang kain, tidak benci, tidak dendam, tulus iklas, dan tidak
serakah, maka mereka sudah bisa dibilang memenangkan Dharma atas Adharma
di dalam dirinya. “Kalau dulu Pandawa melawan Korawa, Rama melawan
Rahwana, Indera melawan Maya Denawa, maka sekarang perang ada dalam diri
kita masing," tegasnya. Walaupun secra tradisional ada tahapan sugian,
penyekeban dan penampahan masing-masing perayaan tersebut memiliki makna
filosofi yang sangat dalam. Makna penanpahan itu sendiri bermakna untuk
mengeliminasi sikap sombong, dendam yang harus dihabisi, sehingga kita
layak mewyakan hari raya galungan, jelasnya. “Semoga hari galungan bisa
memperbaiki kualitas diri dan masyarakat Bali bisa lebih Maju, Aman.
Bali - Seremonial
Lokalzone - Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) pengadaan sendok senilai Rp 1 miliar yang diajukan Pemerintah Kota Makassar menuai kritik.
Kritik salah satunya datang dari Koordinator pekerja Anti Corruption Committee (ACC), Abdul Muthalib, Rabu (17/12/2014). Menurut Thalib, logika anggaran yang diajukan Pemkot Makassar tidak realistis dengan pengadaan sendok senilai hampir Rp 1 miliar.
Kritik salah satunya datang dari Koordinator pekerja Anti Corruption Committee (ACC), Abdul Muthalib, Rabu (17/12/2014). Menurut Thalib, logika anggaran yang diajukan Pemkot Makassar tidak realistis dengan pengadaan sendok senilai hampir Rp 1 miliar.
Ditambah lagi, pengajuan anggaran makan dan minum, pengadaan tempat tidur, selimut dan handuk yang mencapai angka puluhan miliar rupiah. Belum lagi, anggota dewan di DPRD Makassar juga meminta anggaran studi banding sebesar Rp 33 Miliar.
Dia mengaku kuatir, jika terjadi deal-deal antara Pemkot Makassar dan anggota DPRD Makassar dalam rapat pembahasan anggaran yang saat ini tengah berlangsung. "Pemkot maupun Dewan sudah sama-sama siap hamburan uang rakyat. Hancur sekali logika anggarannya ini Pemkot Makassar. Yang lebih parah karena Dewan juga minta anggaran studi banding Rp 33 Miliar. Kuatir saja kalau sudah terjadi 'deal' Pemkot dengan Dewan," papar dia.
Thalib menegaskan, ACC yang merupakan lembaga bentukan Ketua KPK, Abraham Samad ini mendesak Wali Kota Makassar segera merasionalkan anggaran sendok tersebut. Senada dengan dikatakan Wakil Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, Zulkifli, Pemkot terlalu mengada-ngada dalam pengajuan anggaran.
Seharusnya, yang ditinggikan kebutuhan dasar warga Kota Makassar seperti anggaran kesehatan, pendidikan, danpangan. "Pemkot semestinya membuka mata melihat persoalan sosial yang dialami masyarakat. Saya melihat, Pemkot Makassar tidak lagi menjalankan tugasnya dengan baik melayani masyarakat," tuturnya.
Sebelumnya telah diberitakan, anggaran pengadaan sendok Rp 965 Juta dilingkup Pemkot Makassar ini tertuang dalam draf penjabatan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) ditahun 2015.
Besarnya anggaran yang diusulkan dalam rencana kegiatan anggaran (RKA) oleh Sekretariat Daerah (Sekda) Kota Makassar yang berkisar senilai Rp 965 Juta tersebut mendapatkan tanggapan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar.
Selain pengadaan sendok/piring yang nilainya fantastis, ada beberapa kegiatan lainnya di dalam RKA sekretariat daerah (Sekda) Pemkot Makassar yang perlu mendapat perhatian besar di antaranya penyediaan makanan dan minuman pada sekretariat daerah kota Makassar.
Belanja makanan dan minuman senilai Rp 11,8 miliar. Masing-masing belanja makanan dan minuman harian pegawai senilai Rp 3,1 miliar dan belanja makanan dan minuman rapat Rp 3,3 miliar, serta belanja makanan dan minuman tamu Rp 5,4 miliar. (Kps)
Nasional - Politik
Lokalzone - Taliban Pakistan, Rabu (17/12/2014), merilis
foto enam orang bersenjata pelaku penyerbuan sebuah sekolah di Peshawar
dan menewaskan 148 orang, di mana 132 korban tewas adalah anak-anak.
Dalam foto yang dirilis Taliban itu terlihat enam atau tujuh orang pria membawa senapan serbu berada di depan sebuah spanduk berwarna putih. Dalam salah satu foto, seperti dikabarkan kantor berita AP, keenam orang itu berfoto bersama dengan seorang pemimpin Taliban setempat.
Selain merilis foto keenam orang itu, Taliban mengatakan, serangan tersebut bisa dibenarkan karena angkatan darat Pakistan juga membunuh anak-anak dan keluarga para anggota Taliban.
Juru bicara Taliban Pakistan, Mohammad Khurasani, juga bersumpah akan menggelar lebih banyak serangan dan memperingatkan warga Pakistan agar menjauhi lokasi-lokasi yang memiliki kaitan dengan militer.
"Kami masih mampu melakukan serangan lebih besar. Serangan ini baru permulaan," kata Khurasani.
Sementara itu, keluarga korban sudah memakamkan mereka yang tewas. Angka korban tewas menjadi 148 orang setelah jasad kepala sekolah Tahira Qazi ditemukan di antara puing-puing bangunan sekolah.
Juru bicara militer Mayor Jenderal Asim Bajwa mengatakan, Tahira sedang berada di ruangannya ketika para penyerbu memasuki gedung administrasi. Bajwa mengatakan, Tahira bersembunyi di kamar mandi, tetapi akhirnya tewas setelah sebuah granat dilemparkan melalui lubang ventilasi ke kamar mandi itu.
Mayjen Bajwa menambahkan, sebagian besar pelajar tewas ditembak saat mereka berusaha kabur. Sebanyak 100 jasad ditemukan di ruang auditorium sekolah. "Kami juga menerima laporan beberapa guru perempuan dibakar hidup-hidup dalam penyerangan itu," ujar Bajwa.
Pemerintah Pakistan memutuskan masa berkabung selama tiga hari dan Perdana Menteri Nawaz Sharif memutuskan untuk mencabut moratorium hukuman mati seusai tragedi berdarah di Peshawar itu.
Dalam foto yang dirilis Taliban itu terlihat enam atau tujuh orang pria membawa senapan serbu berada di depan sebuah spanduk berwarna putih. Dalam salah satu foto, seperti dikabarkan kantor berita AP, keenam orang itu berfoto bersama dengan seorang pemimpin Taliban setempat.
Selain merilis foto keenam orang itu, Taliban mengatakan, serangan tersebut bisa dibenarkan karena angkatan darat Pakistan juga membunuh anak-anak dan keluarga para anggota Taliban.
Juru bicara Taliban Pakistan, Mohammad Khurasani, juga bersumpah akan menggelar lebih banyak serangan dan memperingatkan warga Pakistan agar menjauhi lokasi-lokasi yang memiliki kaitan dengan militer.
"Kami masih mampu melakukan serangan lebih besar. Serangan ini baru permulaan," kata Khurasani.
Sementara itu, keluarga korban sudah memakamkan mereka yang tewas. Angka korban tewas menjadi 148 orang setelah jasad kepala sekolah Tahira Qazi ditemukan di antara puing-puing bangunan sekolah.
Juru bicara militer Mayor Jenderal Asim Bajwa mengatakan, Tahira sedang berada di ruangannya ketika para penyerbu memasuki gedung administrasi. Bajwa mengatakan, Tahira bersembunyi di kamar mandi, tetapi akhirnya tewas setelah sebuah granat dilemparkan melalui lubang ventilasi ke kamar mandi itu.
Mayjen Bajwa menambahkan, sebagian besar pelajar tewas ditembak saat mereka berusaha kabur. Sebanyak 100 jasad ditemukan di ruang auditorium sekolah. "Kami juga menerima laporan beberapa guru perempuan dibakar hidup-hidup dalam penyerangan itu," ujar Bajwa.
Pemerintah Pakistan memutuskan masa berkabung selama tiga hari dan Perdana Menteri Nawaz Sharif memutuskan untuk mencabut moratorium hukuman mati seusai tragedi berdarah di Peshawar itu.
Internasional - Nasional - Peristiwa
Lokalzone - Tim Buser Polres Gresik menembak mati seorang pelaku penyanderaan anak di Jalan Veteran, di depan kantor Kodim Gresik, Jawa Timur, Rabu (17/12/2014).
Kasi Personel Kodim 0817 Gresik Kapten Arh Suwanto mengatakan, peristiwa penyanderaan terjadi selama kurang lebih dua jam dan mengakibatkan pelaku bernama Fuad, asal Lombok, Mataram, tewas setelah Tim Buser Polres Gresik menembak pelaku sebanyak dua kali.
"Drama penyanderaan itu terjadi selama kurang lebih dua jam dan pelaku sempat meminta sejumlah syarat, salah satunya diantar pulang ke Mataram," kata Suwanto.
Suwanto menceritakan, peristiwa penyanderaan terhadap seorang anak SD kelas IV bernama Syahriani Putri Agustin itu terjadi secara tiba-tiba di depan kantor Kodim 0817 Gresik, sekitar pukul 09.00 WIB.
Awalnya, ada seseorang tak dikenal teriak-teriak di depan kantor Kodim Gresik dan meminta bertemu Komandan Kodim (Dandim) Letkol Awang Pramila Loviantara.
Setelah menunggu beberapa menit kedatangan Dandim, pelaku langsung berlari ke depan kantor Kodim yang berdekatan dengan SD Negeri 2 Tlogopatut dan melakukan penculikan serta menyandera seorang siswi dari SD itu.
"Dalam peristiwa itu, pelaku langsung merangkul dan mengacungkan pisau kepada salah satu siswi sehingga masyarakat sekitar sekolah berteriak," kata Suwanto.
Pelaku kemudian meminta petugas Kodim mengantar dengan mobil menuju pelabuhan sambil mengancam korban. Pada saat pelaku lengah, dalam perjalanan, petugas menarik sandera dan membawa keluar dari mobil.
"Itu terjadi saat berada di lampu merah kawasan Jalan Veteran. Korban saya tarik keluar dari mobil, kemudian petugas Buser yang membuntuti mobil langsung melakukan tembakan dua kali," katanya.
Akibat peristiwa itu, pelaku tewas di lokasi kejadian, sementara korban diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan.
"Untuk korban, hanya luka sedikit di bagian dada dan mengalami depresi akibat peristiwa itu," kata salah satu petugas Kodim yang membawa korban ke rumah sakit. (kompas)
Kasi Personel Kodim 0817 Gresik Kapten Arh Suwanto mengatakan, peristiwa penyanderaan terjadi selama kurang lebih dua jam dan mengakibatkan pelaku bernama Fuad, asal Lombok, Mataram, tewas setelah Tim Buser Polres Gresik menembak pelaku sebanyak dua kali.
"Drama penyanderaan itu terjadi selama kurang lebih dua jam dan pelaku sempat meminta sejumlah syarat, salah satunya diantar pulang ke Mataram," kata Suwanto.
Suwanto menceritakan, peristiwa penyanderaan terhadap seorang anak SD kelas IV bernama Syahriani Putri Agustin itu terjadi secara tiba-tiba di depan kantor Kodim 0817 Gresik, sekitar pukul 09.00 WIB.
Awalnya, ada seseorang tak dikenal teriak-teriak di depan kantor Kodim Gresik dan meminta bertemu Komandan Kodim (Dandim) Letkol Awang Pramila Loviantara.
Setelah menunggu beberapa menit kedatangan Dandim, pelaku langsung berlari ke depan kantor Kodim yang berdekatan dengan SD Negeri 2 Tlogopatut dan melakukan penculikan serta menyandera seorang siswi dari SD itu.
"Dalam peristiwa itu, pelaku langsung merangkul dan mengacungkan pisau kepada salah satu siswi sehingga masyarakat sekitar sekolah berteriak," kata Suwanto.
Pelaku kemudian meminta petugas Kodim mengantar dengan mobil menuju pelabuhan sambil mengancam korban. Pada saat pelaku lengah, dalam perjalanan, petugas menarik sandera dan membawa keluar dari mobil.
"Itu terjadi saat berada di lampu merah kawasan Jalan Veteran. Korban saya tarik keluar dari mobil, kemudian petugas Buser yang membuntuti mobil langsung melakukan tembakan dua kali," katanya.
Akibat peristiwa itu, pelaku tewas di lokasi kejadian, sementara korban diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan.
"Untuk korban, hanya luka sedikit di bagian dada dan mengalami depresi akibat peristiwa itu," kata salah satu petugas Kodim yang membawa korban ke rumah sakit. (kompas)
Nasional - Peristiwa
Kehidupan damai Kenshin Himura yang lebih dikenal dengan Batosai si pembantai dari jaman perang di sebuah dojo usai sudah sebuah musuh baru yang juga memiliki julukan pembantai seperti dirinya berencana melakukan pemberontakan.
Berbeda dengan Kenshin, Shishio Makoto datang kemedan perang dengan sebuah alasan keji dan ambisi untuk menguasai jepang. Melihat situasi ini ketika era baru dimulai dengan berakhirnya perang pemerintah memutuskan untuk menghabisi Shishio, siapa sangka dirinya selamat dan saat ini merencanakan untuk menuntut pembalasan, sanggupkah Batosai menghentikan ambisi Shishio.?
Entertainment - Movie - Video
Langganan:
Postingan (Atom)