Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

» » » » Fosil Burung Purba Berekor Indah Ditemukan di Brasil
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

LokalZone - Tim peneliti dari Universitas Federal Rio de Janeiro Brazil menemukan fosil burung purba berusia 115 juta tahun di superbenua Gondwana, yang kini dikenal sebagai daerah timur laut Brasil. Burung ini diperkirakan tewas saat masih remaja, bulungnya warna-warni, dan memiliki bulu ekor seperti pita yang panjang.

Fosil burung ini panjangnya 14 centimeter dari kepala hingga ekor. Fosil seukuran ini dari jenis burung belum pernah ditemukan sebelumnya di Amerika Selatan. Ini juga salah satu yang tertua fosil burung yang diketahui dari Gondwana, sebuah superkontinen yang pernah meliputi Afrika, Antartika, Australia, India dan Amerika Selatan.

Ketua tim peneliti, Ismar de Souza Carvalho, profesor paleontologi dan geologi di Universitas Federal Rio de Janeiro di Brazil, mengatakan temuan itu tak terduga. Pada pandangan pertama, ia berpikir. "Apa ini? Setelah beberapa menit kami menyadari bahwa itu fosil yang bisa mengungkapkan lebih lanjut tentang sejarah ekosistem darat setidaknya 115 juta tahun yang lalu di Gondwana,” kata de Souza Carvalho seperti dimuat jurnal Nature Communications, 2 Juni 2015.

Penemuan itu menjadi salah satu temuan fosil yang paling lengkap dan terawat baik dari burung dengan bulu ekor seperti seperti pita dari periode Cretaceous Awal. Temuan ini memberikan peneliti pandangan bahwa belum pernah terjadi sebelumnya ada bulu-bulu menarik yang menghiasi bokong burung.

Mereka menemukan fosil ini pada 2011 di Brasil Araripe Basin, pusat sedimen fosil yang berumur dari 100 juta sampai 120 juta tahun. “Cekungan telah menghasilkan ribuan fosil serangga, reptil terbang, kura-kura, ikan dan berbagai jenis tanaman, semua dari periode Cretaceous,” kata de Souza Carvalho kepada Live Science.

Tapi ini bukan burung pertama yang ditemukan memiliki bulu seperti pita ekor. Orang telah menemukan spesimen yang sama di timur laut Cina, meski mereka tidak juga diawetkan.

Sebuah analisis anatomi terhadap fosil Brasil ini mengungkapkan bahwa bulu datar, seperti pita ekornya, mungkin tidak membantu burung dengan keseimbangan atau penerbangan. Sebaliknya, bulu ini mungkin telah menjadi ornamen, dan mungkin membantu spesies ini mengenali spesies lain dari jenisnya.

"Mungkin bulu adalah bentuk tampilan seksual atau berhubungan dengan komunikasi visual,” kata de Souza Carvalho.

Analisis lainnya menyatakan ekor itu akan menjerat burung. Ekor ini panjanganya sekitar 8 sentimeter, lebih panjang dari tubuh burung yang hanya 6 cm. Burung hidup tidak memiliki ekor lebih lebih panjang seperti bulu layaknya pita, menurut peneliti, meski burung tropis memiliki ekor memanjang yang menjadi hiasan saat dihempus angin.

"Ini bulu aneh yang terjadi pada burung punah," kata Richard Prum, profesor ilmu burung di Yale University yang tidak terlibat dengan penelitian ini. "Tapi mereka pada baris terpisah. Mereka tidak ada hubungannya dengan bulu modern. Ini menarik."

Para peneliti juga melihat bahwa, meski burung telah mengembangkan bulu yang tampaknya matang, tulangnya yang tidak sepenuhnya berkembang, dan memiliki mata yang sangat besar bagi tubuh kecil. “Karakteristik ini menunjukkan itu masih remaja,” kata de Souza Carvalho.

Mereka berharap dapat menemukan lebih banyak spesimen burung di Cekungan Araripe, untuk mempelajari lebih lanjut tentang temuan baru spesies. Fosil ini milik Enantiornithes, kelompok burung yang hidup pada masa dinosaurus, tapi para peneliti belum memberikan genus dan spesies baru.

“Kami masih membandingkan dengan beberapa burung yang berasal dari daerah lain di Gondwana untuk memutuskan, termasuk memberinya nama,” kata de Souza Carvalho.

Terlepas dari namanya, temuan ini memverifikasi bahwa Enantiornithes hidup di Gondwana, bukan hanya di superbenua Laurasia utara pada waktu yang sangat penting bagi evolusi burung.


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama