Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

» » » Fakta Pengemis di Denpasar Bisa Kantongi Rp 9 Juta
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Bali, Lokalzone - Duit pecahan Rp 2.000 hingga Rp 10 ribu hasil sitaan dari pengemis di Denpasar satu persatu dihitung oleh petugas Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Denpasar, Bali, belum lama ini.

Selesai menghitung jumlah uang dan jumlah pengemis yang didata, rupanya masing-masing pengemis yang kerap berkeliaran di Denpasar bisa mendapatkan uang rata-rata Rp 300 ribu per hari atau Rp 9 juta per bulan.

Kepala Dinsosnakertrans Kota Denpasar, IGA Rai Anom Suradi, mencurigai adanya orang-orang yang mengekploitasi para pengemis yang berkeliaran di Kota Denpasar.

Kecurigaan itu muncul lantaran para pengemis di Denpasar yang sebagian besar kaum disabilitas, namun bisa bolak balik Jawa-Bali.

Mereka rata-rata sudah sempat dipulangkan berkali-kali namun kembali lagi ke Bali.

“Sehari, rata-rata pengemis di Denpasar ini dapat Rp 300 ribu. Pernah kita tangkap berkali-kali makanya kita tahu. Itu per orang ya, sama dengan gaji kepala dinas dia dapat. Kuat dugaan kita, ini pasti ada yang mengekploitasi,” ungkap Anom Suradi saat ditemui di Kantor Dinsosnakertrans Kota Denpasar, Rabu (26/10/2016) siang.

Bahkan, pada 20 Oktober kemarin, Suradi mengaku kembali menerima lima orang pengemis yang ditangkap Satpol PP Kota Denpasar di depan Alfamart Jalan Surapati, Denpasar.

Fantastis, salah satu pengemis bernama Busadi, asal Situbondo, Jawa Timur, itu kedapatan membawa uang sebesar Rp 4,744 juta.       

Uang tersebut dikatakan didapat selama satu minggu hasil mengemis keliling. Sedangkan, empat pengemis lainnya hanya membawa uang tiga ratus ribuan.

“Uangnya kita sita agar nantinya si pengkoordinirnya datang ke kantor. Kalau datang kan kita tahu siapa yang mengkoordinir, apakah ada hubungan keluarga, kalau ada, kita minta KTP-nya. Tapi ternyata tidak ada yang datang ke kita. Jadi tujuan kita ada dua, untuk memberikan efek jera. Kalau kita sita kan percuma dia ngemis, dan setelah kita kembalikan ke daerah asal agar tidak balik lagi. Kedua kita ingin tahu siapa yang mengeksploitasi orang-orang ini,” jelas Anom Suradi sembari mengaku dinas sosial tidak akan mengambil uang tersebut sepeserpun.

Setelah menyita duit para pengemis itu, Suradi mengaku pihaknya sudah memulangkan semua pengemis tersebut ke daerah asalnya melalui Dinas Sosial Provinsi Bali.

Suradi menjelaskan, apabila memulangkan pengemis dari luar Bali, harus melalui Dinas Sosial Provinsi Bali. “Iya karena SOP (Standar Operasional Prosedur)-nya begitu,” kata Anom Suradi.

“Yang bawa uang banyak itu ditangkap di tengah kota, di Banjar Kayumas di depan Alfamart itu. Jadi mereka ada yang bawa tongkat, buntung, dan lain sebagainya. Kita curiganya ada yang mengeksploitasi. Karena mereka disabilitas kok bisa bolak balik Jawa-Bali terus,” jelas Suradi.

Terpisah, Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, I Nyoman Wenten, mengatakan para pengemis yang dikirim oleh dari Dinsos Denpasar ke Dinsos Provinsi sudah dipulangkan ke daerahnya melalui Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.

Hanya saja, apabila ada pengemis yang dari Jawa Barat, pihaknya hanya mengirim sampai ke Provinsi Jawa Timur.

“Kalau gepeng antar-provinsi, memang itu bisa dibawa ke provinsi dan provinsi mengirim ke Dinas Sosial Provinsi yang bersangkutan. Jadi provinsi bersangkutan mengirim ke rumah asalnya. Kalau misalnya dia dari Jawa Barat, kita antar sampai ke Jawa Timur saja,” kata Wenten saat dihubungi melalui sambungan telepon.


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama