Ilustrasi |
Kasus kekerasan dikalangan anak
sekolah memang kerap terjadi dan sudah bukan rahasia lagi apabila di sekolah sering
terjadi Bully (tekanan atau intimidasi) yang biasanya dilakukan oleh seseorang
atau serombongan anak / remaja yang dominan terhadap mereka yang biasanya lebih
lemah. Biasanya korban Bully cukup sulit diidentifikasi karena memang hal ini
biasanya disembunyikan oleh mereka yang menganggap hal tersebut tabu / malu untuk
dibicarakan sehingga mengakibatkan luka psikis pada korban.
Upaya dari pihak sekolah maupun guru
sering terbendung dengan sifat Bully itu sendiri tidak hanya dilakukan dengan
kekerasan saja namun seringkali dilakukan dengan kata – kata seperti ejekan
pengancaman bahkan pengucilan, yang sering tidak muncul kepermukaan. Disinilah peran
sekolah atau guru untuk melakukan pendekatan dengan anak didiknya sehingga mereka mau untuk menceritakan permasalahan
mereka sehingga tindakan bisa diambil kepada anak yang melakukan Bully.
Akibat hal ini juga Oktafianus (18)
yang beralamat di Jalan Gunung Agung Kelurahan Paket Agung Kecamatan Buleleng
harus menjadi pesakitan di Polres Buleleng karena melakukan pemukulan kepada
Kadek Riski Fernando.
Penganiayaan tersebut terjadi di SMP
6 Singaraja Sabtu (10/11/2012) dimana Oktafianus memukul Riski sebanyak dua
kali yang mengenai bagian wajah tepatnya pada hidung sehingga mengeluarkan
darah dan bagian pipi sehingga mengalami luka memar. Namun Tidak terima dengan
apa yang dialami Riski menyebabkan Putu Supriani (40) sebagai orang tuanya
melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Buleleng sehingga berikutnya
Oktafianus ditangkap dan menjadi pesakitan.
Lalu apa hubungan kasus ini dengan
Bully ? Ditemui di Ruang Tahanan Polres Buleleng, Oktafianus menjelaskan bahwa
kedatangannya ke SMP 6 Singaraja saat itu bukanlah serta merta untuk mendatangi
Riski apalagi melakukan penganiayaan dari awal melainkan karena dirinya yang
bekerja di Wing itu membawa barang (ngampas) didekat sana. Namun rupanya disana
dirinya mendapatkan info bahwa adiknya sering dijadikan bulan – bulanan oleh
Riski. Mendengar hal tersebut dia langsung beranjak mencari Riski dengan tujuan
memberitahukan agar tidak menganggu adiknya lagi, namun emosinya meledak
lantaran Riski justru menjawab “ngadung beli jani keto” dan langsung memukul
Riski sebanyak dua kali.
Tidak hanya itu saja Oktafianus juga
mengatakan dirinya baru saja didatangi oleh pihak keluarga Riski di Tahanan
Polres Buleleng bahkan sempat mengambil gambarnya dengan tujuan yang tidak
diketahuinya.
Jika kejadiannya seperti itu maka apa
yang dilakukan oleh Oktafianus dan keluarga Riski sebenarnya hampir sama, keduanya
merasa tidak terima dengan perlakuan orang lain terhadap keluarganya. Namun bedanya
satu berjalan sesuai dengan jalur hukum dan yang lain tidak. Disini diharapkan
kedua pihak untuk sadar dan intropeksi diri untuk menghindari konflik berkelanjutan
yang nantinya mungkin terjadi.