LokalZone - Sebuah komunitas baru yang peduli orang tak mampu muncul di Bali. Namanya komunitas ANOM (Atas Nama Orang Miskin).Gubernur Bali Mangku Pastika meresmikannya di Warung Tresni, Sabtu (31/1) lalu.
Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan tanpa mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin. Demikian kalimat bijak Bung Karno yang dikutip Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat meresmikan komunitas ANOM.
Kalimat itu menggugah kepekaan krama Bali yang kaya dan berkecukupan untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk membantu sesama yang masih kekurangan.
Menurut Pastika, kata-kata bijak mahakarya Presiden RI pertama itu patut dicermati dan menjadi bahan perenungan. "Kalau mau mengabdi dan mendekatkan diri pada Tuhan, datanglah ke gubuk orang miskin dan ulurkan tangan untuk mereka. Begitu kira-kira maknanya," tambah Pastika.
Selain menyitir kata bijak Bung Karno, dalam kesempatan itu Pastika kembali menyinggung fakta keberadaan orang miskin yang masih cukup banyak dijumpai di Pulau Dewata.
Sementara mereka yang berkecukupan makan enak dan tinggal di rumah mewah, masih banyak saudara kita yang hidup miskin dan terlantar. Ironisnya, sebagian dari mereka tinggal tak jauh dari si kaya.
"Kenapa sebagian dari kita masih bersikap acuh terhadap keberadaan saudara kita yang miskin? Masih banggakah kita dengan sebutan Pulau Dewata?" tanya Pastika.
Berangkat dari fakta tersebut, dia terinspirasi untuk mendorong terbentuknya sebuah komunitas yang peduli terhadap masyarakat miskin.
Gagasan ini, kata Pastika, muncul manakala dirinya mengenal lebih dekat para pemuda yang tergabung dalam Komunitas Anak Alam. (tribunnews)
Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan tanpa mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin. Demikian kalimat bijak Bung Karno yang dikutip Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat meresmikan komunitas ANOM.
Kalimat itu menggugah kepekaan krama Bali yang kaya dan berkecukupan untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk membantu sesama yang masih kekurangan.
Menurut Pastika, kata-kata bijak mahakarya Presiden RI pertama itu patut dicermati dan menjadi bahan perenungan. "Kalau mau mengabdi dan mendekatkan diri pada Tuhan, datanglah ke gubuk orang miskin dan ulurkan tangan untuk mereka. Begitu kira-kira maknanya," tambah Pastika.
Selain menyitir kata bijak Bung Karno, dalam kesempatan itu Pastika kembali menyinggung fakta keberadaan orang miskin yang masih cukup banyak dijumpai di Pulau Dewata.
Sementara mereka yang berkecukupan makan enak dan tinggal di rumah mewah, masih banyak saudara kita yang hidup miskin dan terlantar. Ironisnya, sebagian dari mereka tinggal tak jauh dari si kaya.
"Kenapa sebagian dari kita masih bersikap acuh terhadap keberadaan saudara kita yang miskin? Masih banggakah kita dengan sebutan Pulau Dewata?" tanya Pastika.
Berangkat dari fakta tersebut, dia terinspirasi untuk mendorong terbentuknya sebuah komunitas yang peduli terhadap masyarakat miskin.
Gagasan ini, kata Pastika, muncul manakala dirinya mengenal lebih dekat para pemuda yang tergabung dalam Komunitas Anak Alam. (tribunnews)