Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

» » Isu pembelian Buku Paksa, Komisi D Sidak SMP 2 Sawan
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Lokalzone - Komisi D DPRD kabupaten Buleleng kamis pagi melakukan inspeksi mendadak sidak ke SMP Negeri 2 sawan, terkait adanya dugaan pmaksaan pembelian buku kepada para siswa.

Ditengah program pemerintah tentang sekolah gratis, muncul persoalan terkait dengan adanya dugaan pungutan kepada siswa. Isu tersebut menimpa SMP negeri 2 sawan. Pihak sekolah dilaporkan melakukan penjualan buku kepada siswa secara paksa dengan nilai 93 ribu rupiah. Terkait dengan adanya laporan tersebut, kamis pagi Komisi D DPRD Buleleng melakukan sidak ke sekolah tersebut. Sidak dipimpin langsung Ketua Komisi D Gede Ardika, beserta beberapa anggotanya diantaranya Turkini, Wayan Sumadra, Hj Fatul dan lainnya.

Kedatangan para wakil rakyat itu diterima oleh Kepala SMP Negeri 2 Sawan, Ketut Sumerta bersama para guru. Dalam pertemuan itu, terungkap jika Komisi D menerima laporan dari masyarakat, jika para guru di SMPN 2 Sawan memaksa para siswanya membeli sejumlah buku. Karena ada unsure paksaan itu, orang tua murid setempat disebutkan resah. Apalagi, situasi itu, dianggap tidak sejalan dengan program pemerintah berupa pemberian bantuan operasional sekolah BOS.

Kasek Sumerta membantah ada penjualan buku, apalagi dengan pemaksaan. Ia mengatakan, pihaknya hanya menawarkan kepada pihak siswa untuk memiliki LKS. Baginya, LKS itu sangat penting untuk mendukung pemahaman dan penguasaan materi dari setiap mata pelajaran yang diberikan.

“Kami luruskan tidak ada pemaksaan, kalau memang siswa ingin membeli satu atau dua biji LKS silakan, kalau tidak beli pun kami tidak persoalkan,” tegasnya.

Sementara, setelah mendapat penjelasan, Ketua Komisi D DPRD Buleleng Gede Ardina mengaku akan mengadakan pertemuan dengan pihak terkait terutama Dinas Pendidikan, Buleleng.

“Nanti kita akan koordinasikan, apakah mungkin LKS itu digratiskan atau seperti apa. Sehingga ada pemahaman yang sama, dan masalah ini tidak lagi menjadi isu yang kurang baik,” tandas Ketua Komisi, Gede Ardika. (bru)


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama