Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

» » » Kreatif, Olahan Sampah Plastik-pun Bisa Jadi Komoditi Ekspor
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Singaraja, Lokalzone - Kreativitas sejumlah Pemuda Buleleng, patut diancungi jempol. Karena kepedulian mereka terhadap botol-botol pastik belas minuman, kini mereka memanfaatkan botol bekas itu menjadi sesuatu yang berguna ekonomis. Botol bekas itu dimasukan ke sebuah mesin pencacah plastik, kemudian cacahan plastik itu selanjutnya langsung dimasukan ke dalam dua kolam berisi air yang selanjutnya dijemur. 

Mereka menggarap semua itu, di sebuah gudang Dusun Pondok, Desa Petandakan, Buleleng, denga. Luas sekitar dua are milik seorang pemuda, Putu Eka Darmawan (27) asal Desa Penglatan, Buleleng. Si pemilik Gudang, Eka membuat gudang itu dua bulan lalu untuk menampung sampah sekaligus sebagai tempat pengolahan sampah plastik.

Menurut penuturan Eka, sampah-sampah plastik itu dikumpulkannya dari sembilan bank sampah yang ada di Kota Singaraja dan sekitarnya. "Awalnya saya lihat-lihat bank sampah, saya berpikir apakah sampah plastik ini hanya dikumpulkan terus ditimbun saja, kebanyakan seperti itu. Kalau seperti itu bukan menyelesaikan masalah, hanya menunda masalah," ujar Eka, Selasa (24/5/2016).

Diakui Eka, keputusannya mau mengelola sampah plastik, bermula dari pertemuannya dengan sebuah organisasi lingkungan. Bahkan dijelaskannya pula, mesin pencacah plastik ini didatangkan dari Pontianak, dan mampu mengolah 15 ton sampah plastik.

"Mengolah sampah bisa mendapatkan profit, karena ini sesuatu yang jarang. Kadang anak muda itu gengsi untuk mengurusi sampah. Buleleng kan bisa dibilang rawan sampah plastik. Bisa dibayangkan berapa sampah plastik sekarang yang ada di Buleleng," jelasnya.

Lebih jauh Eka juga menejlaskan, setiap minggu sekali, dirinya mengumpulkan sampah-sampah plastik dari bank sampah, dimana satu kilogram sampah plastik dihargai Rp 1.500, yang kemudian sampah itu disortir berdasarkan jenisnya. Bahkan menurutnya, warga sekitar juga diberdayakannya ikut mensortir, sebelum diolah mesin. Setiap satu kilogran sampah yang sudah disortir dan dibersihkan warga dihargai Rp 500. Satu orang warga rata-rata mengerjakan sampai 200 kg.

"Warga kami berdayakan untuk membersihkan botol. Kami kirim ke rumah mereka agar bisa mengerjakan di rumah mereka. Sampah plastik yang sudah dikeringkan kami kirim ke Surabaya. Dari Surabaya, plastik cacahan itu diekspor ke Tiongkok digunakan bahan baku pembuatan benang. Setiap bulannya saya mengirim 10 ton. Satu kilogram dihargai Rp 3.500 tergantung jenisnya," papar Eka.

Eka juga menambahkan, bagi dirinya memang tidak mudah berwirausaha ini. Dirinya sebelumnya mengeluarkan modal sampai Rp 400 juta. Namhn keuntungan dari usahanya ini tidaklah besar, tapi baginya usaha ini bermanfaat bagi masyarakat luas.

"Kalau bilang keuntungan tipis tapi ini jangka panjang, saya cita-cita buat usaha tidak hanya dapat memberikan profit ke diri saya sendiri tetapi juga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas," tandas Eka.


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama