LokalZone - Kasus pidana yang milibatkan anak-anak dibawah umur memang kerap terjadi, tidak hanya karena dipicu oleh faktor internal anak (kenakalan remaja) tetapi juga karena pengaruh lingkungan luar seperti yang paling kondisi sosial maupun ekonomi keluarga. Hal ini rupaya menjadi perhatian serius dari Aparat Kepolisian hingga tim dari Polda Bali datang langsung ke Buleleng untuk memberikan sosialisasi UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak, demi masa depan para remaja itu sendiri.
Dalam sosialisasi tersebut tim Polda Bali yang dipimpin oleh AKBP Agustina Tarek selaku Kasubdit Suluh Hukum memberikan penekanan kepada 397 orang personil Polres Buleleng yang hadir di SPN Singaraja, Jumat (13/2/2015) bahwa kasus pidana yang dilakukan oleh remaja sebaiknya dihindari dibawa keranah hukum.
"Disini saya tekankan kasus kususnya kepada Unit PPA, terhadap kasus pidana yang melibatkan anak remaja jika memungkinkan agar dilakukan pendekatan Diversi (kekeluargaan). Dalam hukum perundang-undangan hal ini bisa dilakukan, lembaga pemasyarakat bukan solusi terbaik, disana mereka justru mendapat pengaruh buruk," ujar Agustina.
Selain itu Agustina juga memaparkan bahwa tidak sedikit remaja yang masuk ke penjara setelah keluar justru melakukan kejahatan yang lebih besar dengan berbekal pengetahuan maupun koneksi
yang didapatkan di dalam penjara. "Jalur Hukum adalah jalan terakhir yang harus diambil jika memungkinkan," katanya.
Tidak hanya penekanan terhadap pendekatan Diversi, rupanya Polda Bali juga telah memperhitungkan kondisi psikologis pelaku tindak pidana remaja disaat diperiksa penyidik baik ditingkat Polres maupun Polsek Jajaran. "Tujuh belas Polwan sengaja ditempatkan di masing-masing Polres untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, manfaatkan mereka untuk menangani kasus-kasus yang melibatkan anak. Kita jaga spikologi mereka demi masa depan yang lebih baik," kata Agustina.
