Lokalzone - Perusahaan patungan Toyota Motor Corp dan Honda Motor Co di China
mengikuti langkah Mercedes Benz dan Audi memangkas harga suku cadang di
tengah investigasi antimonopoli di industri otomotif.
GAC Toyota
Motor Co, perusahaan patungan TMC dengan GAC Group China, akan memangkas
harga sejumlah komponen mulai 18 Agustus, menurut pernyataan yang
dirilis di situs resminya kemarin, Senin (11/8/2014).
Guangqi
Honda Automobile Co, usaha patungan Honda dengan GAC, juga akan
menurunkan harga beberapa suku cadang mulai 1 September, berdasarkan
pernyataan terpisah.
China, pasar otomotif terbesar dunia, sedang
melakukan penyelidikan mengenai berapa besar pabrikan asing menetapkan
harga kendaraan dan suku cadang.
Pemerintah mulai melihat
kemungkinan pelanggaran antimonopoly di industri otomotif pada akhir
2011 setelah media negara itu menuding pabrikan menggelembungkan harga
dan mengenakan harga terlalu tinggi kepada konsumen.
Bayerische
Motoren Werke AG akan mengurangi harga lebih dari 2.000 komponen
rata-rata 20% mulai 11 Agustus, ungkap pabrikan berbasis di Munich,
Jerman, itu dalam pernyataan melalui e-mail pada 7 Agustus.
Daimler
berencana memangkas harga suku cadang untuk kendaraan Mercedes-Benz di
China rata-rata 15% mulai bulan depan, sementara perusahaan patungan
Audi China menyatakan pada akhir Juli bahwa merek itu akan menurunkan
biaya penggantian suku cadang sebesar 38% pada 1 Agustus.
Petugas
antimonopoly di provinsi Jiangsu timur mulai menginvestigasi diler
Mercedes-Benz di lima kota termasuk Suzhou dan Wuxi, sementara kantor
Mercedes-Benz di Shanghai digeledah oleh petugas lokal dari National
Development and Reform Commission, kata juru bicara NDRC Li Pumin dalam
pernyataan di Beijing pada 6 Agustus.
Pemerintah juga akan menghukum Chrysler Group LLC dan Audi karena melakukan tindakan monopoli, ujarnya.
NDRC
melakukan investigasi untuk melindungi aturan persaingan sehat di
industri otomotif dan menjaga kepentingan konsumen, kata Li saat
pemaparan. Dia mengatakan komisi sudah merampungkan investigasi terhadap
12 perusahaan Jepang dan segera mengumumkan tindakan yang akan diambil. (Bloomberg)