Lokalzone - Sudah bukan rahasia lagi apabila Bulan berakhiran ber merupakan waktu yang biasanya digunakan para teroris untuk menjalankan aksinya, terlebih lagi pada Bulan Desember pasalnya di bulan ini diadakan perayaan Natal dan Tahun Baru.
Untuk itu Jajaran Polres Buleleng sepertinya tidak main-main dalam mengamankan perayaan Nataru kali ini, selain mengadakan operasi dengan sandi Lilin Agung yang serentak diadakan di seluruh Indonesia. Instruktur khusus penjinak bom atau lebih dikenal dengan Jihandak dari satuan Brimob Polda Bali pun didatangkan guna memberikan gambaran tentang bagaiamana mengamankan sebuah bom.
Pelatihan tersebut dibuka oleh sang penggagas yakni Kabag ops Polres Buleleng Kompol Riza Faisal yang memang berlatar belakang seorang Brimob di wantilan arya damar Mapolres Buleleng, Senin (23/12/2013).
"Saya minta semuannya mendengarkan informasi yang diberikan tanpa melihat pangkat yang berbicara, karena informasi yang diberikan sangat berharga untuk keselamatan masyarakat umum dan kita saat bertugas" papar Riza saat memberikan sambutan pembukaan.
Dalam kegiatan yang berlangsung sekitar 1 jam tersebut, Brigadir Nurkolis memberikan pengetahuan awal tentang apa itu bahan peledak, jenisnya baik yang low ekplosif maupun high ekplosif, perbedaannya bahkan kharakteristik berupa bau yang ditimbulkannya.
Nurkolis berharap anggota Polres Buleleng dapat menemukan dan mengidentifikasi apabila terdapat barang mencurigakan dilapangan merupakan sebuah bom atau bukan termasuk memberikan langkah-langkah apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan saat itu.
"Jangan menjadi pahlawan kesiangan dengan mengambil barang yang dicurigai sebuah bom tanpa peralatan yang memadai, saya saja yang bertugas sebagai jihandak harus menggunakan baju pelindung terlebih dulu. Minimal kalau saya mati istri masih bisa mengenali karena badan masih utuh", celoteh Nurkolis sambil menunjukan bahan peledak jenis TNT dan inisiatornya.
Nurkolis juga mengingatkan walau jenis bom yang dibuat oleh teroris merupakan jenis low ekplosif tetapi dengan volume yang besar dengan ditambah beberapa kharakteristik bahan berbahaya lainnya seperti gas ataupun pecahan besi, para teroris ini memang berencana membuat para korbannya meninggal ditempat jika tidak dapat membuat luka atau terbakar jika tidak cacat belum lagi masalah psikologis akibat kejadian tersebut.
Menurutnya salah satu alasan berkembangnya gerakan teroris di negara ini tidak lepas dari para donatur yang diduga merupakan orang-orang yang kecewa terhadap pemerintah, "walau mereka tidak bergerak tetapi dengan adanya pendanaan tersebut teroris dapat beraksi, ini sangat berbahaya" kata Nurkolis.