Bali, Lokalzone - Gempa sebesar 4,2 skala richter (SR) mengguncang wilayah Bali dan Lombok pada Sabtu, (24/9/2016) dini hari tadi. Kepala Bidang Mitigasi dan Gempa Bumi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono membeberkan jika pusat gempa berada pada koordinat 8,94 LS dan 115,25 BT, tepatnya di laut pada jarak 30 kilometer arah timur Denpasar dengan kedalaman 110 km.
"Peta tingkat guncangan BMKG menunjukkan, dampak gempa bumi berupa guncangan dalam wilayah yang luas terjadi pada II SIG BMKG (II-III MMI) yang dirasakan di daerah Negara, Denpasar, Tabanan, Badung, Kuta, Gianyar, Klungkung, Karangasem, dan Lombok," ujar Daryono
Daryono menambahkan, menurut laporan warga, guncangan dirasakan cukup kuat oleh banyak orang. Bahkan, beberapa warga yang belum tidur berusaha keluar rumah untuk menyelamatkan diri karena terkejut oleh guncangan gempa bumi yang terjadi dengan tiba-tiba. Hingga saat ini belum ada laporan lebih lanjut mengenai dampak gempa bumi.
"Hasil monitoring BMKG, hingga saat ini belum terjadi gempa bumi susulan. Dengan mempertimbangan kekuatan gempa bumi yang relatif kecil dan kedalaman hiposenter di kedalaman menengah, maka warga pesisir selatan Bali di himbau agar tetap tenang karena gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," jelasnya.
Berdasarkan lokasi episenternya, lanjut Daryono, maka gempa bumi ini terletak di tepi barat daya dari Cekungan Lombok. Sedangkan, berdasarkan hiposenternya, gempa bumi ini termasuk gempa bumi berkedalaman menengah yang dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng di zona Beni off Bali.
"Fenomena gempa bumi Bali Selatan memang menarik dicermati, karena Denpasar dan Kuta sebagai pusat pariwisata sudah lama tidak terjadi gempa bumi signifikan," ujar dia.
BMKG mencatat, gempa bumi Bali Selatan terakhir terjadi pada 13 Oktober 2011 berkekuatan 6,8 SR yang berdampak merusak beberapa bangunan dan nenimbulkan korban luka sebanyak 45 orang.
"Peta tingkat guncangan BMKG menunjukkan, dampak gempa bumi berupa guncangan dalam wilayah yang luas terjadi pada II SIG BMKG (II-III MMI) yang dirasakan di daerah Negara, Denpasar, Tabanan, Badung, Kuta, Gianyar, Klungkung, Karangasem, dan Lombok," ujar Daryono
Daryono menambahkan, menurut laporan warga, guncangan dirasakan cukup kuat oleh banyak orang. Bahkan, beberapa warga yang belum tidur berusaha keluar rumah untuk menyelamatkan diri karena terkejut oleh guncangan gempa bumi yang terjadi dengan tiba-tiba. Hingga saat ini belum ada laporan lebih lanjut mengenai dampak gempa bumi.
"Hasil monitoring BMKG, hingga saat ini belum terjadi gempa bumi susulan. Dengan mempertimbangan kekuatan gempa bumi yang relatif kecil dan kedalaman hiposenter di kedalaman menengah, maka warga pesisir selatan Bali di himbau agar tetap tenang karena gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," jelasnya.
Berdasarkan lokasi episenternya, lanjut Daryono, maka gempa bumi ini terletak di tepi barat daya dari Cekungan Lombok. Sedangkan, berdasarkan hiposenternya, gempa bumi ini termasuk gempa bumi berkedalaman menengah yang dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng di zona Beni off Bali.
"Fenomena gempa bumi Bali Selatan memang menarik dicermati, karena Denpasar dan Kuta sebagai pusat pariwisata sudah lama tidak terjadi gempa bumi signifikan," ujar dia.
BMKG mencatat, gempa bumi Bali Selatan terakhir terjadi pada 13 Oktober 2011 berkekuatan 6,8 SR yang berdampak merusak beberapa bangunan dan nenimbulkan korban luka sebanyak 45 orang.
