Kesehatan, Lokalzone - Kasus kematian pada ibu saat hamil dan melahirkan masih ditemukan pada perempuan Indonesia. Terkait hal itu, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengingatkan kepada seluruh wanita di Indonesia untuk memahami dan mengerti hal-hal tentang kehamilan karena terkait dengan nyawa dan keselamatan dirinya sendiri.
"Saya meminta betul kaum perempuan harus berpengetahuan. Kaum perempuan yang mengambil keputusan (untuk kembali hamil) bukan laki-laki. Kenapa? Karena yang mau hamil kita, yang mau meninggal atau hidup adalah kita kaum perempuan," tutur Nila dalam keynote speech-nya pada acara "Peluncuran Kampanye Every Last Child Berpihak Pada Anak" di Jakarta, Selasa (17/5/2016).
Bila ibu memiliki pengetahuan akan kesehatan serta serba-serbi mengenai kehamilan, ia bisa mengetahui hal-hal yang terjadi dengan kehamilannya. Misalnya, jika ia berpengetahuan ia mengetahui kehamilan ke ke-10 dan ke-12 akan berisiko membahayakan nyawa sang ibu, tentu ia enggan untuk hamil sebanyak itu.
Menurut Nila lagi, perempuan yang berpengetahuan juga bisa memberi andil menentukan jumlah anak yang akan dimiliki.
"Jika misalnya sang suami memiliki penghasilan kecil ia bisa memilih punya anak satu saja, namun akan memberikan yang terbaik untuk anaknya," tutur Nila lagi
"Saya meminta betul kaum perempuan harus berpengetahuan. Kaum perempuan yang mengambil keputusan (untuk kembali hamil) bukan laki-laki. Kenapa? Karena yang mau hamil kita, yang mau meninggal atau hidup adalah kita kaum perempuan," tutur Nila dalam keynote speech-nya pada acara "Peluncuran Kampanye Every Last Child Berpihak Pada Anak" di Jakarta, Selasa (17/5/2016).
Bila ibu memiliki pengetahuan akan kesehatan serta serba-serbi mengenai kehamilan, ia bisa mengetahui hal-hal yang terjadi dengan kehamilannya. Misalnya, jika ia berpengetahuan ia mengetahui kehamilan ke ke-10 dan ke-12 akan berisiko membahayakan nyawa sang ibu, tentu ia enggan untuk hamil sebanyak itu.
Menurut Nila lagi, perempuan yang berpengetahuan juga bisa memberi andil menentukan jumlah anak yang akan dimiliki.
"Jika misalnya sang suami memiliki penghasilan kecil ia bisa memilih punya anak satu saja, namun akan memberikan yang terbaik untuk anaknya," tutur Nila lagi
