LokalZone - Jepang telah keluar dari masa resesi pada kuartal keempat tahun lalu, namun ekonomi terbesar ketiga di dunia itu tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan.
Perekonomian negara itu diperkirakan naik sebanyak 3,7%, namun dalam pembacaan awal tahunan kondisi ekonomi Jepang bergerak lambat dengan angka 2,2% dalam waktu tiga bulan sampai bulan Desember.
Pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal keempat muncul setelah adanya kontrak ekonomi pada dua kuartal sebelumnya.
Jepang telah pulih dari kenaikan pajak penjualan, dengan kurangnya pengeluaran.
Ekonomi tumbuh sebesar 0,6% pada periode kuartal sebelumnya, namun tetap saja di bawah perkiraan sebesar 0,9%.
Perekonomian negara itu diperkirakan naik sebanyak 3,7%, namun dalam pembacaan awal tahunan kondisi ekonomi Jepang bergerak lambat dengan angka 2,2% dalam waktu tiga bulan sampai bulan Desember.
Pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal keempat muncul setelah adanya kontrak ekonomi pada dua kuartal sebelumnya.
Jepang telah pulih dari kenaikan pajak penjualan, dengan kurangnya pengeluaran.
Ekonomi tumbuh sebesar 0,6% pada periode kuartal sebelumnya, namun tetap saja di bawah perkiraan sebesar 0,9%.
Pertumbuhan yang lemah
Data menunjukkan adanya pemulihan rapuh di negara yang sentimen konsumennya tetap lunak bahkan setelah Perdana Menteri Shinzo Abe menunda kenaikan pajak penjualan kedua yang dijadwalkan pada Oktober tahun ini.
Konsumsi sektor swasta, yang menyumbang sekitar 60% dari perekonomian, naik 0,3% pada kuartal keempat, sedangkan para ekonom memperkirakan adanya kenaikan sebanyak 0,7%.
Glenn Levine, ekonom senior di Moody Analytics mengatakan ekspor "menambah solid" pertumbuhan ekonomi, dan berperan terhadap separuh ekspansi ketika sisa ekonomi masih relatif tenang.
Ekspor naik 2,7% pada kuartal keempat dibandingkan dengan kuartal ketiga, sementara impor naik 1,3%.