Lokalzone - Pengembangan sistim pertanian terpadu (SPT) atau integrated farming,
untuk peningkatan produktivitas lahan pertanian melalui berbagai upaya
pengembangan wilayah, program pertanian, serta pemanfaatan limbah
pertanian dan peternakan secara terpadu dibahas Bupati Buleleng Putu
Agus Suradnyana dalam pertemuan bersama Kepala Dinas Pertanian dan
Peternakan (Kadistanak) Buleleng belum lama ini di aula pertemuan Distanak Buleleng.
Bupati Suradnyana mengatakan, pengembangan pertanian di Buleleng, salah
satu upaya dilakukan dengan menerapkan integrated farming. Melihat
persoalan petani di lapangan, mereka masih terbentur produksi pupuk
organik, yang jika rutin digunakan tentu mampu meningkatkan kesuburan
tanaman. “Petani masih jarang menggunakan pupuk organik. Kami masih
carikan jalan keluar untuk mengembangkan pupuk dari kotoran kelelawar,
sapi, dan tanaman organik lainnya. Melalui integrated farming, sirkulasi
pengembangan agar terintegrasi. Semua sudah ada hitungannya, tahun
depan kami terapkan di satu kecamatan,” ujarnya.
Lebih lanjut ditambahkan, potensi pengembangan pertanian di setiap kecamatan berbeda satu dengan lainnya. Jika integrated farming berhasil diterapkan di suatu wilayah kecamatan, produksi seperti beras, palawija, ternak sapi, dan produksi tanaman pertanian lainnya, dapat saling melengkapi, sehingga produktivitas pertanian dapat ditingkatkan.
Sistim pertanian terpadu, memerlukan dukungan sumberdaya manusia, pengetahuan, teknologi, modal dan pemasaran produk pertanian dihasilkannya. Bupati Suradnyana menerangkan, akan melakukan pendekatan bersama para klian subak di setiap kecamatan, untuk berperan membantu peningkatan kualitas produksi integrated farming. Hanya saja, persoalan lain yang dihadapi adalah kualitas kesuburan tanah yang rendah untuk penerapan sistim pertanian organik. “Kondisi kesuburan tanah di Buleleng untuk pertanian organik sangat rendah, cuman tinggal 2 persen, normalnya sebenarnya 5 persen. Belum lagi, soal alih fungsi lahan. Salah satu upaya ke depan dengan mengadakan pertemuan sosialisasi bersama para kelian subak,” terangnya.
Lebih lanjut ditambahkan, potensi pengembangan pertanian di setiap kecamatan berbeda satu dengan lainnya. Jika integrated farming berhasil diterapkan di suatu wilayah kecamatan, produksi seperti beras, palawija, ternak sapi, dan produksi tanaman pertanian lainnya, dapat saling melengkapi, sehingga produktivitas pertanian dapat ditingkatkan.
Sistim pertanian terpadu, memerlukan dukungan sumberdaya manusia, pengetahuan, teknologi, modal dan pemasaran produk pertanian dihasilkannya. Bupati Suradnyana menerangkan, akan melakukan pendekatan bersama para klian subak di setiap kecamatan, untuk berperan membantu peningkatan kualitas produksi integrated farming. Hanya saja, persoalan lain yang dihadapi adalah kualitas kesuburan tanah yang rendah untuk penerapan sistim pertanian organik. “Kondisi kesuburan tanah di Buleleng untuk pertanian organik sangat rendah, cuman tinggal 2 persen, normalnya sebenarnya 5 persen. Belum lagi, soal alih fungsi lahan. Salah satu upaya ke depan dengan mengadakan pertemuan sosialisasi bersama para kelian subak,” terangnya.