Select Menu
Buah Unggul
Diberdayakan oleh Blogger.

Buleleng

Bali

Teknologi

Lifestyle

Nasional

Videos

» » » Cerita Dibalik Komplotan Komo CS
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama


Komang Satria Wibawa als Komo
Pengungkapan kasus Curanmor yang dilakukan oleh sekelompok remaja yang dua diantaranya bahkan masih berstatus pelajar ini membuat miris banyak masyarakat dan menyisakan pertanyaan untuk apa mereka melakukan hal itu dan siapa pengeraknya ? Informasi sebelumnya menyatakan bahwa kelompok tersebut dipimpin oleh Komang Satria Wibawa Alias Komo, Namun ketika ditanya langsung kepada yang bersangkutan dirinya membantah menjadi otak dari Curanmor tersebut, berikut laporannya.

Kelompok yang terdiri dari Komang Satria Wibawa Alias Komo (21), Sahilajsmal Alias Sahil (18), Sutra Mandala (15), Kiki Efendi (18), dan Asmi Zamzami (19) ini mulanya hanya sebatas pertemanan biasa dan sama - sama suka memodif sepeda motor. Dan rupanya inilah alasan awal dari rentetan Curanmor yang terjadi di Buleleng yang bahkan sudah memakan korban mencapai 8 buah sepeda motor yang kebanyakan diparkir di rumah Kost.

Karena ingin memiliki motor full variasi keempat pelaku (kecuali Sahil) melakukan pencurian sepeda motor Yamaha Yupiter MX, aksi ini berjalan dengan mulus bahkan sampai akhirnya tertangkap sepeda motor ini masih tetap dipertahankan (tidak dijual) sebagai tropi kemenangan. Rupanya keberhasilan aksi pertama membuat kelompok ini semakin percaya diri terlebih Komo mendapat permintaan untuk menyiapkan 5 sepeda motor jenis metik dari koneksinya Putu Satriawan Als Tu Engkong (27). 

Ada permintaan membuat kelompok ini semakin berani bahkan dalam 2 TKP masing – masing pelaku mengembat 2 sepeda motor sekaligus. Modus yang digunakan disini tidaklah serumit yang diperkirakan dengan mengunakan kunci palsu (kupal), namun pelaku hanya menyasar sepeda motor yang tidak dikunci stang dan menuntunnya hinga ke kesebuah Kost di Jalak Putih. Caranya sepeda didorong oleh pengendara sepeda motor lainnya, seperti mendorong sepeda motor yang kehabisan bensin (kata Kiki). Karena hal inilah Sahil bergabung karena dirasa kekurangan tenaga, lebih lanjut di kost ini sepeda motor dikumpulkan dan dibuatkan kunci dengan memanggil tukang kunci, namun tidak semua dibuatkan kunci karena salah satu dari mereka yaitu Asmi bisa menghidupkan sepeda motor tanpa kunci dengan menyambung dua kabel dengan tembaga.

Masalah penjualan sepeda motor sepenuhnya ada ditangan Komo, parahnya lagi sepeda motor yang diembatnya itu dijual dengan harga yang sangat murah hanya sebesar Rp. 1,7 juta untuk 2 sepeda motor kepada Komo dan dijual kembali kepada Tu Engkong seharga Rp. 3,2 juta. Untuk pembagian berpariasi tergantung dari peran mereka saat beraksi, jika hanya sebagai pengamat situasi dapat Rp. 100 ribu untuk yang mengambil kedalam bisa dapat Rp. 700 ribu – Rp. 800 ribu. 

Aksi mereka berhenti ketika melakukan pencurian yang ke 8, awalnya Komo hanya bermain ke rumah temannya tanpa berniat melakukan pencurian namun ternyata ke empat orang temannya menyusul kesana dan ikut nimbrung di TKP Jalan Bhisma. Disana Komo sempat mengatakan kepada 4 orang lainnya bahwa ada pesanan motor plat B (Honda Beat, red), namun sepertinya disalah artikan oleh Sahil dan Sutra dengan berencana mengambil sepeda motor Honda Beat yang kebetulan ada disana. Malam itu kereka main disana sampai pukul 2 pagi dengan tujuan mengambil kunci sepeda motor, kunci diambil oleh Sutra dan diserahkan kepada Sahil.

Aksi yang kedelapan ini dilakukan tanpa sepengetahuan Komo, bahkan ketika ditanya mengenai keterlibatannya dalam mencuri sepeda motor tersebut dirinya sempat menganjurkan untuk mencari orang pintar (dukun). Namun malang dalam Hpnya terdapat SMS yang isinya tentang pembagian hasil penjualan sepeda motor Honda Beat Rp. 1,7 juta yang tidak bisa disangkal sehingga akhirnya mengungkap kelompok spesialis Curanmor ini. Celakanya lagi dalam penangkapan terhadap 4 orang lainnya baik Sahil dan Sutra masih berpakaian seragam sekolah karena waktu itu dirinya langsung kumpul setelah pulang sekolah di Pantai Camplung tanpa perlawanan.

Kembali kepertanyaan awal siapakah pengeraknya ? Komo beberapa kali menyangkal bahwa dia adalah pimpinan kelompok tersebut namun faktanya dirinya ikut dalam 7 aksi pencurian, menentukan sasaran sesuai dengan pesanan Tu Engkong, Membelinya dari 4 orang lainnya dan bahkan mencari untung dari penjualan tersebut (beli Rp. 1,7 juta dan dijual Rp 3,2 juta). Bahkan pengakuan dari salah satu pelaku Komo meminta melakukan pencurian 5 sepeda motor metik dalam waktu satu hari yang tidak mungkin bisa dilaksanakan, tidak hanya itu sebelumnya juga pernah menyuruh untuk membobol salah satu toko sepeda motor variasi yang ada di Singaraja namun karena takut urung dilaksanakan. Dari fakta tersebut rasanya pantas jika dikatakan bahwa Komo merupakan pimpinan dan otak dari komplotan tersebut.

Dari kiri kekanan : Sahil, Sutra, Kiki & Asmi
Lalu kenapa mereka melakukan hal tersebut ? kelima orang pelaku masih mempunyai orang tua setidaknya untuk Komo masih memiliki seorang Ibu, karena masalah ekonomi juga sepertinya tidak namun kalau untuk Asmi yang bekerja di bengkel dan cuci mobil mungkin, namun rasanya tidak bisa dijadikan pembenar  dalam melakukan tindak kejahatan.

Pertanyaan berikutnya apakah yang dilakukan oleh pihak sekolah khusus untuk kasus Sutra mengingat dirinya yang masih dibawah umur 15 tahun, karena tidak menutup kemungkinan Sutra tidak akan ditahan. Apakah sekolah memilih untuk mengambil jalan mudah dengan mengeluarkan anak ini atau jalan sulit dengan kembali merangkul dan membimbingnya kejalan yang benar yang memang merupakan salah satu fungsi Sekolah ? 

Informasi mengenai barang bukti dan foto penadahnya ada disini.


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama