Bali, Lokalzone - Peristiwa tragis menimpa anggota Polda Bali. Dalam sehari dua anggotanya meregang nyawa. Satu diantaranya bunuh diri dan satu lagi tewas ditikam bule Prancis.
Anggota polisi pertama yang meregang nyawa adalah anggota Satuan Narkoba Polresta Karangasem, Bripka I Made Suartawan. Ia tewas dengan cara menembakkan pistolnya sendiri tepat di keningnya.
Hal itu dilakukan usai korban cek-cok dengan istrinya Senin dinihari tadi sekitar pukul 02.00 Wita. Suartawan langsung tewas di tempat di halaman rumahnya sendiri. Tragisnya, aksi Suartawan disaksikan istri dan kedua buah hatinya yang masih kecil-kecil.
Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar Hery Wiyanto membenarkan aksi bunuh diri anggotanya. Ia menyesalkan aksi yang dilakukan oleh Suartawan. Menurut dia, dari keterangan istri korban, Suartawan tak pulang ke rumah tiga hari sebelum mengakhiri hidupnya.
"Saat pulang ke rumah, korban terlibat pertengkaran dengan istrinya. Sebelumnya Suartawan telah tiga hari tidak pulang ke rumah karena menjalankan dinasnya," kata Hery di Mapolda Bali, Senin (2/5/2016).
Saat cek-cok itu, istri korban sempat lari ke rumah orangtuanya. Di sana, keduanya sempat dilerai oleh mertua korban. Namun, keributan kembali terjadi di halaman rumah. Hingga akhirnya korban mengambil pistol, memasukkan peluru dan menembak sendiri keningnya.
Berbeda halnya dengan Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta. Ia meregang nyawa setelah dihantam delapan kali tusukan oleh seorang turis asal Perancis bernama Amokrane Sabet.
Warga setempat mengenal Amokrane sebagai bule yang sering membuat onar di Bali. Saat disergap Amokrane melakukan perlawanan dengan menghunus pisau dan mengejar anggota kepolisian yang mengepungnya.
Nahasnya, Amokrane berhasil menangkap Sudiarta saat terjatuh ke parit. Dengan gerakan cepat Amokrane menduduki korban menghujami tubuhnya dengan pisau sebanyak delapan kali.
Menurut Kapolda Bali, Irjen Pol Sugeng Priyanto, Sudiarta langsung tewas di tempat. Karena ulah sadisnya itu, Amokrane langsung dihujani timah panas. Tak berapa lama atlet petarung bebas itu meregang nyawa di lokasi kejadian.
Anggota polisi pertama yang meregang nyawa adalah anggota Satuan Narkoba Polresta Karangasem, Bripka I Made Suartawan. Ia tewas dengan cara menembakkan pistolnya sendiri tepat di keningnya.
Hal itu dilakukan usai korban cek-cok dengan istrinya Senin dinihari tadi sekitar pukul 02.00 Wita. Suartawan langsung tewas di tempat di halaman rumahnya sendiri. Tragisnya, aksi Suartawan disaksikan istri dan kedua buah hatinya yang masih kecil-kecil.
Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar Hery Wiyanto membenarkan aksi bunuh diri anggotanya. Ia menyesalkan aksi yang dilakukan oleh Suartawan. Menurut dia, dari keterangan istri korban, Suartawan tak pulang ke rumah tiga hari sebelum mengakhiri hidupnya.
"Saat pulang ke rumah, korban terlibat pertengkaran dengan istrinya. Sebelumnya Suartawan telah tiga hari tidak pulang ke rumah karena menjalankan dinasnya," kata Hery di Mapolda Bali, Senin (2/5/2016).
Saat cek-cok itu, istri korban sempat lari ke rumah orangtuanya. Di sana, keduanya sempat dilerai oleh mertua korban. Namun, keributan kembali terjadi di halaman rumah. Hingga akhirnya korban mengambil pistol, memasukkan peluru dan menembak sendiri keningnya.
Berbeda halnya dengan Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta. Ia meregang nyawa setelah dihantam delapan kali tusukan oleh seorang turis asal Perancis bernama Amokrane Sabet.
Warga setempat mengenal Amokrane sebagai bule yang sering membuat onar di Bali. Saat disergap Amokrane melakukan perlawanan dengan menghunus pisau dan mengejar anggota kepolisian yang mengepungnya.
Nahasnya, Amokrane berhasil menangkap Sudiarta saat terjatuh ke parit. Dengan gerakan cepat Amokrane menduduki korban menghujami tubuhnya dengan pisau sebanyak delapan kali.
Menurut Kapolda Bali, Irjen Pol Sugeng Priyanto, Sudiarta langsung tewas di tempat. Karena ulah sadisnya itu, Amokrane langsung dihujani timah panas. Tak berapa lama atlet petarung bebas itu meregang nyawa di lokasi kejadian.