LokalZone - Terdengar kabar akan terjadi penyadapat untuk Indonesia baru-baru ini, Indonesia jadi target sasaran Empuk yang sangat bagus, mengapa begitu?, karena memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Indonesia salah satu Negara tertinggal untuk perkembangan teknologi dan jaringan, tentu saja para Hacker akan mudah sekali untuk merusak dan menyadap jaringan Indonesia.
Dikabarkan akan terjadinya penyadapan untuk Presiden Jokowi, oleh Australia karena gara-gara salah satu warga negaranya akan di Hukum mati, yaitu Duo Bali Nine, pemerintahan Australia tidak menerima keputusan tersebut, maka dari itu Australia meneror presiden dengan cara terntu untuk membatalkan hukuman mati tersebut.
Dalam kajian dan analisa Communication & Information System Security Research Center (CISSRec), Indonesia masih sangat ketinggalan dalam hal sadap menyadap dan antisipasinya untuk kepentingan nasional.
Menurut ketua CISSRec, Pratama Persada, semua negara pasti akan melakukan usaha penyadapan untuk memastikan kepentingan nasionalnya. Dan hal itu sudah berlangsung sangat lama.
“Dengan segala potensi yang ada, Indonesia jelas menjadi target penyadapan bagi negara lain. Apalagi, provider yang ada di Indonesia tidak sepenuhnya milik usaha dalam negeri dan satelit pun masih menyewa asing. Jangan pernah meremehkan kepemilikan asing di sektor strategis, terutama telekomunikasi dan informasi,” kata Pratama yang pernah menjadi Ketua Tim IT Lembaga Sandi Negara untuk Kepresidenan, Selasa (10/3/2015) di Semarang.
Menurut Pratama, semua komunikasi lewat udara (over the air), apalagi lewat kabel bisa disadap. Penyadapan lewat provider bisa dilakukan dengan sangat mudah. Pasalnya, teknologi enkripsi yang digunakan sangat standar yakni jaringan GSM A51 untuk 3G dan GSM A52 untuk 2G.
“Karena teknologi GSM sangat standar, jadi mudah disadap sehingga mungkin juga penyadapan dilakukan pihak lain tanpa sepengetahuan operator. Wajar kalau operator menegaskan bantahannya terkait isu penyadapan ini,” kata Pratama.
Jadi kita harap agar tidak benar-benar terjadi Penyadapan ini, bagaimana pun ini bisa merusak suatu sistem negara dan lain sebagainnya.
Dikabarkan akan terjadinya penyadapan untuk Presiden Jokowi, oleh Australia karena gara-gara salah satu warga negaranya akan di Hukum mati, yaitu Duo Bali Nine, pemerintahan Australia tidak menerima keputusan tersebut, maka dari itu Australia meneror presiden dengan cara terntu untuk membatalkan hukuman mati tersebut.
Dalam kajian dan analisa Communication & Information System Security Research Center (CISSRec), Indonesia masih sangat ketinggalan dalam hal sadap menyadap dan antisipasinya untuk kepentingan nasional.
Menurut ketua CISSRec, Pratama Persada, semua negara pasti akan melakukan usaha penyadapan untuk memastikan kepentingan nasionalnya. Dan hal itu sudah berlangsung sangat lama.
“Dengan segala potensi yang ada, Indonesia jelas menjadi target penyadapan bagi negara lain. Apalagi, provider yang ada di Indonesia tidak sepenuhnya milik usaha dalam negeri dan satelit pun masih menyewa asing. Jangan pernah meremehkan kepemilikan asing di sektor strategis, terutama telekomunikasi dan informasi,” kata Pratama yang pernah menjadi Ketua Tim IT Lembaga Sandi Negara untuk Kepresidenan, Selasa (10/3/2015) di Semarang.
Menurut Pratama, semua komunikasi lewat udara (over the air), apalagi lewat kabel bisa disadap. Penyadapan lewat provider bisa dilakukan dengan sangat mudah. Pasalnya, teknologi enkripsi yang digunakan sangat standar yakni jaringan GSM A51 untuk 3G dan GSM A52 untuk 2G.
“Karena teknologi GSM sangat standar, jadi mudah disadap sehingga mungkin juga penyadapan dilakukan pihak lain tanpa sepengetahuan operator. Wajar kalau operator menegaskan bantahannya terkait isu penyadapan ini,” kata Pratama.
Jadi kita harap agar tidak benar-benar terjadi Penyadapan ini, bagaimana pun ini bisa merusak suatu sistem negara dan lain sebagainnya.