Lokalzone - Melemahnya Rupiah ke kisaran Rp12.700 per USD semakin menunjukkan
kekuatan dolar Amerika Serikat (AS). Namun, penguatan tersebut ternyata
memberi dampak positif terhadap beberapa kota wisata di Indonesia,
khususnya Bali.
"Kalau di Bali, dolar AS menguat terus dia malah untung," ucap
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Anak Agung Ngurah
Puspayoga di Kemenko Perekonomian, Senin (15/12/2014).
Menurut Puspayoga, melemahnya mata uang Indonesia ini tidak bisa dinilai secara keseluruhan. Sebab, setiap kasus akan mempunyai dampak yang berbeda. Puspayoga menambahkan, nilai tukar tersebut masih bersifat fluktuatif. Sehingga tidak bisa dipakai sebagai patokan dalam melihat kondisi perekonomian.
"Kalau untuk investor yang bayar utang ya berpengaruh negatif. Jadinya bayar lebih mahal," kata dia.
Sekadar informasi, Bloomberg mencatat Rupiah pada perdagangan
non-delivery forward (NDF) melemah 246 poin atau 1,98 persen ke Rp12.713
per USD dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level Rp12.467 per
USD.
Dalam pergerakannya, Rupiah berada di kisaran Rp12.550-Rp12.713 per
USD. Dalam 52 mingguannya, Rupiah bergerak di level Rp11.254-Rp12.713
per USD. (okezone)