Lokalzone - Ada yang unik di gedung serba guna Desa
Gitgit, Kecamatan Buleleng Sabtu (1/3/2014). Ratusan anak SD 1 dan SD 2 di
Desa Gitgit dengan seksama mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang
diberikan Bupati Putu Agus Suradnyana.
Suasana akeakraban pun terlihat jelas di Desa berhawa sejuk tersebut.
Pagi itu merupakan agenda pemaparan bahaya sampah plastik oleh Bupati
Buleleng Putu Agus Suradnyana. Dihadapan anak-anak, guru dan masyarakat
setempat, Bupati Suradnyana mengkampanyekan budaya mencintai
lingkungan, terutama pemahaman tentang sampah plastik, yang dikenal
sulit untuk diuraikan itu. Menurutnya, hampir setiap hari, dirinya
selalu mengingatkan para staf dan masyarakat untuk lebih sadar
lingkungan, terutama perihal bagaimana menghadapi banyaknya sampah
plastik, yang tersebar di mana-mana.
Dilibatkannya anak-anak menurutnya
akan semakin efektif dan efisien. Karena secara langsung setelah
diberikan pemahaman akan bahaya sampah plastic, anak-anak ketika sampai
dirumahnya dia akan memberitahu orangtuanya,. “Setelah anak-anak paham
mulai dari lingkungan keluarga mereka akan saling mengingatkan. Bahkan
bisa saja mengkoreksi kakeknya jika cucunya melihat banyak sampah
plastic dirumahnya” katanya.
Sampah plastik di mata Bupati Suradnyana adalah benda yang sangat sulit untuk diurai, di mana untuk satu plastik, baru dapat diuraikan dalam kurun waktu antara 7-9 tahun lebih. Bahkan usai Pemilihan Legislatif, Bupati Suradanyana berinisiatif mengajak anggota dewan mengeluarkan kebijakan desa mana yang tidak mendukung bebas sampah plastic tidak akan diberikan dana hibah atau bansos. Dijelaskan, untuk mewujudkan Buleleng bebas sampah plastic selain dituntut kesadaran masyarakat juga harus diikuti dengan regulasi. (hb)